Keyakinan Rahul Raju Pada Dirinya Dan Tuaian Hasilnya
Saat Rahul “The Kerala Krusher” Raju diberitahu dirinya tak dapat mempelajari bela diri sebagai seorang anak di India, ia tidak menerimanya begitu saja.
Beberapa tahun kemudian, ia juga mendapatkan peringatan untuk tidak tinggal di luar negeri, tetapi ia memutuskan untuk pindah dari rumah dan keluarganya, serta menemukan gairah yang membawanya memasuki panggung bela diri dunia.
Kini, pria berusia 28 tahun itu mengincar kemenangan kedua bersama ONE Championship saat ia menghadapi Furqan “The Lion” Cheema dalam laga catch weight 75,5 kilogram di ONE: EDGE OF GREATNESS yang berlangsung di rumah keduanya.
Sebelum tugas yang menantinya Jumat ini, 22 November, Raju menyebutkan bagaimana ia membuka jalur menuju karier impiannya terlepas dari keraguan yang diterimanya di sepanjang jalan itu.
Ambisi Dalam Seni Bela Diri
Sebagai seorang anak di Kerala, India, Raju telah terpesona oleh seni bela diri melalui berbagai film dan ingin mempelajari kemampuan yang menjadikan para idolanya sangat berarti bagi dirinya itu.
Namun, orang tuanya tidak mengizinkan hal itu, karena mereka meyakini waktunya akan lebih baik digunakan untuk belajar, supaya ia mendapatkan pekerjaan yang bagus.
“Saya memaksa keluarga saya untuk mengizinkan saya bergabung dengan sebuah sasana, dimana saudara lelaki saya juga sangat tertarik,” katanya.
“Mereka menolak dan tetap mengatakan pada saya bahwa saya akan dapat melakukannya saat saya dewasa, atau setelah saya menyelesaikan standar ke-10 (sertifikat sekolah sekunder) saya.”
Mereka mengubah pemikirannya saat melihat anak mereka ini terlibat masalah di sekolah. Ia terluka, dan itulah insentif yang mereka butuhkan untuk melihat kelalaian mereka.
“Saat saya berusia 14 tahun, saya terlibat dengan perkelahian kecil di sekolah dan sempat dipukuli,” jelas Raju.
“Saya mengatakan pada orang tua saya bahwa jika mereka mendengarkan saya sebelumnya, jika mereka membiarkan saya berlatih bela diri, saya akan dapat mempertahankan diri saya lebih baik lagi. Pada hari berikutnya, ayah saya menemukan sebuah sekolah kung fu di dekat rumah, dimana saudara lelaki saya dan saya mulai berlatih.”
Melangkah Maju Seorang Diri
Pelatihan bela diri yang dijalani Raju tidak menghentikannya berprestasi di sekolah, namun saat ia melihat jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ia ingin memperluas wawasannya.
Sementara banyak dari teman-temannya lebih senang tinggal di rumah dan mengikuti jalur ‘tradisional’ dengan mendapatkan gelar dan mendapatkan pekerjaan, ia ingin keluar dari zona nyamannya – bahkan jika kedua orang tuanya kembali meragukan dirinya sekali lagi.
“Saya ingin mengeksplorasi lebih banyak hal, maka rencana saya adalah untuk belajar di luar negara saya,” katanya.
“Pada awalnya, mereka cukup meragukann saya karena pindah keluar bukanlah hal yang mudah. Namun, keputusan saya sangat kuat – saat saya memutuskan sesuatu, saya akan melakukan semuanya untuk mewujudkannya.”
Lompatan besar ini terbayar saat ia menemukan rumah barunya di “Kota Singa” dan mengambil langkah selanjutnya dalam perjalanan bela dirinya.
“Saat saya pindah ke Singapura, saya belajar Teknik Mekatronika di Universitas Temasek, dan sangat terkesan pada tim silat mereka. Saya bergabung dalam tim dan mulai berlatih,” tambahnya.
Walau ia menikmati disiplin barunya itu, ini hanya terbukti menjadi katalis untuk langkah berikut dalam kehidupannya.
Saat ia berusia 21 tahun, ia menemukan seni bela diri campuran ketika ia pergi ke sebuah ajang dengan tim silatnya, serta menyadari bahwa olahraga ini – yang lebih intens dan menuntut dari apa yang pernah dialaminya sampai saat itu – adalah suratan takdirnya.
Evolusi Atletik
Tidak lama kemudian, saat Raju mulai berkompetisi sebagai atlet amatir dan memiliki catatan rekor kemenangan, ia merasa tak puas dengan caranya tampil. Setelah satu laga yang tipis, ia memutuskan bahwa dirinya membutuhkan perubahan yang dapat membawanya memasuki dunia profesional.
“Saya menyadari bahwa saya benar-benar harus bergabung dengan sasana yang layak untuk mulai berlatih, karena saya tak akan meraih kemenangan jika lawan saya sedikit lebih baik,” katanya.
“Saya mencari sebuah sasana dan menemukan Juggernaut Fight Club. Saat itu, saya bekerja paruh waktu di sebuah bar di Clarke Quay sementara sasana itu ada [berdekatan] di Boat Quay. Manajer saya membawa saya ke sana dan saya pun langsung terpincut. Saya jatuh cinta dengan atmosfer dan segala sesuatunya.”
Setelah ia lolos dari universitas, Raju bekerja dalam industri semikonduktor sampai ia berusia 26 tahun, namun ia meninggalkan kariernya yang stabil itu untuk berkonsentrasi pada gairahnya dan memanfaatkan potensi besarnya sebagai seorang atlet.
“Saya tidak ingin membuang waktu lagi dan harus 100 persen berlatih,” katanya.
“Saat saya masih bekerja, itu sangat sulit karena saya berkompetisi melawan mereka yang berlatih penuh waktu. Terkadang, saya mendapatkan cedera berat karena saya tidak cukup tidur.”
“Namun, saya tetap maju dan tak pernah menyerah. Menyerah bukanlah sebuah pilihan bagi saya. Walau saya terlambat memulai, saya selalu tampil dengan seluruh kemampuan saya.”
Tantangan Berikutnya
Setelah mencetak rekor 5-1 dengan empat kemenangan melalui penyelesaian dan merebut gelar SFC welterweight, “The Kerala Krusher” mendapatkan kontrak bersama organisasi bela diri terbesar di dunia ini.
Walau ia mengalami ujian berat melawan beberapa kompetitor terbaik di ONE, Raju menunjukkan ia layak untuk berada di jajaran teratas dan memastikan itu dengan beberapa perubahan dalam permainannya saat ia meraih kemenangan atas Richard “Notorious” Corminal melalui submission pada bulan Mei.
“Perbedaan terbesarnya adalah salah satu dari pelatih terbaru kami, Matt Pillino,” jelasnya.
“Ia adalah pegulat nasional All-American, serta pelatih bela diri campuran yang sangat berpengalaman. Karena dirinya, teknik gulat dan permainan saya secara keseluruhan telah berkembang pesat. Jelas, [pelatih kepala] Arvind [Lalwani] ada di sana untuk terfokus pada aspek striking dalam permainan saya, dimana saya memiliki tim hebat di belakang saya.”
Kini, dengan dukungan timnya, serta keluarga dan teman-teman yang hadir di Singapore Indoor Stadium, pria berusia 28 tahun ini meyakini ia akan dapat membanggakan para kompatriotnya di India, serta mereka yang ada di rumah keduanya ini, dengan memulai rangkaian kemenangan atas Cheema Jumat ini.
“Saya tidak melihat diri saya sendiri kalah dalam laga manapun ke depannya karena mereka,” tambahnya. “Saya yakin karena saya merasa seperti menjadi lebih kuat dalam tiap aspek olahraga ini.”