Kilas Balik Timofey Nastyukhin Atas Kemenangan KO Favoritnya
Anda mungkin akan terkejut mendengar KO favorit dari Timofey Nastyukhin sebagai salah satu atlet kelas dunia di ONE Championship.
Pria asal Rusia berusia 30 tahun ini mampu memberi kejutan besar saat dirinya mengalahkan salah satu atlet kuat Amerika Serikat, Eddie “The Underground King” Alvarez dengan salah satu KO Terbaik Pada Tahun 2019 di ajang ONE: A NEW ERA, dan walau dirinya bangga atas kemenangannya di Tokyo, ada sebuah momen lain menjadi favoritnya di atas panggung dunia.
Penggemar berat dari seni bela diri campuran mengetahui kemampuan pria asal Novokuznetsk, barat daya Siberia ini saat ia maju bulan Maret lalu, karena catatan penyelesaiannya, dimana itu menjadi salah satu bagian dari kenangan manis yang tak dapat ia lupakan.
“Bagi saya, saya kira itu adalah KO pertama saya – dalam laga debut ONE Championship melawan Eduard Folayang, ketika saya mendaratkan serangan lutut di udara,” sebutnya.
Nastyukhin bertemu dengan pahlawan Filipina itu pada bulan Desember 2014 dalam ajang ONE: WARRIOR’S WAY, sebagai atlet terbaru yang bergabung bersama ONE. Ia memiliki rekor profesional 7-1, dimana satu-satunya kekalahan yang dideritanya adalah dalam debutnya, dimana ia bangkit dengan mencetak tujuh kemenangan beruntun pada ronde pertama, empat di antaranya terjadi dalam satu menit pembuka.
Meski ia memiliki rangkaian kemenangan luar biasa, Folayang mendapatkan lebih banyak sorotan saat ia memasuki Mall of Asia Arena dengan dua kemenangan memukau. “The Landslide” memang telah menjadi salah satu bintang terbesar ONE berkat gelar bela diri campuran nasionalnya dan empat kemenangan di dalam Circle.
Folayang juga dijadikan sebagai pahlawan nasional dalam laga kartu utama yang dapat membawanya menuju perebutan gelar Juara Dunia. Namun, Natsyukhin bertekad menghadang sang lawan di tanah kelahirannya lawannya itu.
- Timofey Nastyukhin Jabarkan Kemenangan Atas Eddie Alvarez
- 10 KO Terbaik Dalam Bela Diri Campuran Di Tahun 2019
- Rangkaian Pencetak KO Terbaik Dalam Sejarah ONE
“Jelas, saya menjadi kuda hitam,” sebutnya.
“Folayang adalah bintang malam itu. Saya dibawa ke tanah kelahirannya – laga itu terjadi di Manila – agar dirinya menampilkan penampilan luar biasa dan mengalahkan saya, tetapi saya menjatuhkannya dengan spektakuler. Bagi saya, ini adalah KO yang menjadi kenangan terbaik saya.”
Penyelesaian memukau itu terjadi berkat gaya bertanding yang cukup eksplosif bagi bintang Rusia ini, saat ia melayang dan mendaratkan teknik scissor knee. Folayang melontarkan pukulan hook pada saat yang sama, namun rivalnya jauh lebih cepat dan ia memukul angin ketika lutut kiri Natsyukhin mendarat di dagunya.
Serangan ini menjatuhkan atlet asal Baguio itu, dan sebuah pukulan keras menyelesaikan laga sebelum Folayang dapat bereaksi dan memulihkan diri.
Hal ini adalah sebuah penyelesaian yang menegaskan ritme karier atlet asal Novokuznetsk ini bersama “The Home Of Martial Arts” dengan kemampuan serangan yang tak mampu diatasi oleh sebagian besar lawannya, Sejak itu, penggemar selalu menanti laga hebat dari dirinya tiap kali ia berlaga.
Natsyukhin telah menampilkan beberapa KO yang menjadi sorotan terbaik, seperti saat dirinya menjatuhkan Eddie Alvarez, serta saat dirinya menghentikan Rob Lisita hanya dalam waktu enam detik, namun ia bersikeras bahwa dirinya tidak pernah menetapkan target untuk mendapatkan hasil seperti itu.
Ia siap berjuang keras selama tiga ronde tiap kali memasuki Circle, namun jika pendekatan agresif dan kekuatan luar biasa itu berarti dirinya dapat menyelesaikan laga dengan cepat, ia juga tidak akan mengeluh.
“Saya tak pernah merencanakan untuk mencetak KO atas lawan saya sejak awal, atau menyelesaikan laga pada ronde pertama,” akunya.
“Ini hanya menjadi cara saya bertanding – untuk selalu mengejar lawan dan mencari kesempatan untuk mendaratkan pukulan. Saya memiliki serangan kuat, maka jika saya mendaratkan pukulan di titik yang tepat, di waktu yang tepat, itu akan menghasilkan KO.”
“Ini hanyalah cara saya bertanding. Saat saya berlaga, itu seperti saya akan mencari celah dari lawan saya dan melihat apakah saya mendaratkan [serangan] dengan tepat.”
Game plan ini menjadikan Natsyukhin sebagai salah satu atlet bela diri campuran paling berbahaya di dunia, dimana dibutuhkan seseorang yang berani menghadapinya saat ia kembali beraksi.
Saat ia benar-benar memasuki Circle, anda dapat mengharapkan bahwa dirinya akan siap dengan strategi yang sama untuk menekan lawan dan menyerang dengan cara yang memukau para penggemar.
“Saya akan maju, menatap mata [lawan saya] dan siap untuk apapun. Saya siap bertanding,” tegasnya.
Baca juga: Bagaimana Timofey Nastyukhin Bangkit Dari Cedera Berat