Kimihiro Eto Tampilkan Bakat Di Luar Kemampuan Atletisnya

Kimihiro Eto submits Amir Khan ONE KING OF THE JUNGLE DA 2795

Grappler sensasional Jepang, Kimihiro Et0, mengincar karir gemilang di ONE Championship setelah tiga kemenangan submission dalam rangkaian Rich Franklin’s ONE Warrior Series (OWS).

Berawal dari pekerja kantoran biasa, kini Eto mendedikasikan diri memadukan gulat dengan kecepatan dan kekuatan  yang disertai cengkeraman kuat tangannya. Namun, atlet Jepang berusia 31 tahun ini juga memiliki gairah lainnya – kecintaannya memasak.

Bagi pria asal Miyazaki itu, memasak bukan hanya sekedar hobi. Saat banyak atlet Jepang mengandalkan pasangannya di rumah, restoran atau membeli makanan untuk dibawa pulang demi memasok asupan gizi pribadi, Eto diketahui memasak makanannya sendiri.

Penantang divisi lightweight ini pertama kali berkenalan dengan dunia kuliner di usianya yang ke-10. Ayahnya adalah seorang koki berlisensi, dan bersama ibu dari Eto, ia mengajarkannya cara memasak makanan sederhana untuknya saat dia lapar.

“Awalnya, saya memasak makanan seperti roti panggang dan nasi goreng – makanan sederhana yang dapat saya buat dan santap dengan cepat,” ujar atlet bela diri campuran itu. “Saya selalu menyukai daging, jadi saya akan banyak memasaknya, dengan cara dioseng, kari Jepang – apa pun yang saya suka.”

eto kimihiro OWS 3 1768 2.jpg

Kemampuan itu pun memberinya rasa percaya diri saat ia beranjak dewasa, juga saat harus berhati-hati memikirkan keseimbangan nutrisi yang dibutuhkan sebagai pegulat kampus yang kompetitif.

Sekarang, atlet ONE Championship ini tengah memilih dan memasak makanan untuk dirinya sebelum mengenakan sarung tinju di panggung dunia.

“Sebelum sebuah laga, saya memasak semuanya untuk sendiri untuk mengontrol berat badan saya. Saya terfokus pada makanan rendah lemak, tinggi karbohidrat dan berprotein,” ujar Eto.

“Contohnya, dada ayam – saya berusaha memasaknya tidak sampai kering, karena seperti yang anda tahu, menu makanan sebelum kompetisi bisa sangat hambar. Saya memikirkan cara memasaknya dengan cara lain sambil menggunakan peralatan berbeda demi membuatnya tetap enak dan lezat.”

Atlet kelahiran Miyazaki ini juga suka memasak sayur seperti brokoli dan semua yang kaya zat besi, seperti bayam, dimana ia merekomendasikan untuk mengganti nasi putih dengan beras coklat dengan kandungan nutrisi yang tinggi. Untuk serat ekstra, Eto mengatakan bahwa lobak Cina adalah tambahan yang tepat karena murah, mudah dimasak dan mudah dicerna.



Ketika menyangkut ide baru, Eto tidak mengikuti koki selebriti atau menggunakan aplikasi khusus resep masakan. Jadi, bagaimana bintang lightweight ini mempelajari teknik dan masakan baru?

“Saya melihat hasilnya dari penesuluran singkat di situs web dan membayangkan rasa apa yang akan muncul,” ujarnya.

“Ini adalah proses uji coba, mencampur dan memadukan. Memasak itu seperti seni bela diri. Anda membuat gaya tersendiri berdasarkan pengalaman dan latihan.”

Eto melihat dunia masak seperti tantangan lain dalam hidup dan mendapat kepuasan luar biasa saat masakan buatannya terasa enak. Ia bahkan mencari inspirasi memasak dari sekelilingnya.

“Saya mencoba membuat ulang makanan yang saya lihat di televisi atau yang saya makan di restoran,” ujarnya. “Ketertarikannya bagi saya adalah membuat sesuatu [yang berkualitas sama] tanpa harus pergi ke restoran. Jika memungkinkan, saya akan membuatnya sendiri.”

Sebagai tambahan, Eto pun memiliki kebanggaan tersendiri saat memasak versi unik dari makanan klasik Jepang, Tiongkok dan Barat. Memasak telah memberinya jawaban akan rasa penasaran dan kreativitas yang menjadikannya seorang atlet kelas dunia di “The Home Of Martial Arts.”

Untuk Eto, keahlian seni bela diri dan ambisi kulinernya berjalan beriringan. Seperti ahli kimia di laboratorium, ia bereksperimen dengan informasi dan bahan makanan yang dimilikinya, serta juga memasak dengan sikap seperti ingin memecahkan masalah.

Mungkin tantangan terbesar berikutnya adalah memasak bagi Chairman dan CEO ONE Championship Chatri Sityodtong. Namun, apa yang akan atlet lightweight itu sajikan untuknya?

“Ketimbang membuat salah satu menu andalan saya, saya lebih suka membuat sesuatu yang ia [Chatri] suka,” ujarnya.

“Saya akan melakukan sejumlah riset dan membuatnya dengan versi saya untuknya. Saya kira itu akan lebih menyenangkan, mengambil sesuatu dan memasukkan selera saya ke dalamnya.”

Pada akhirnya, Eto memiliki saran untuk siapa pun yang ingin mulai belajar memasak:

“Makanan apa pun yang siap saji atau ada di kulkas, dan semua yang tidak perlu diolah dengan pisau,” ujarnya.

“Cobalah membuat sesuatu seperti roti panggang, di mana kamu cukup mencampur bahan makanan dan memasak. Apabila sudah terbiasa dengan memotong dan menumis, cobalah membuat oseng-oseng atau rebusan. Dengan cara itu, anda akan dapat membuat hasil makanan yang lebih baik ketika makin ahli.”

Tentu bukan kebetulan kalau ide memulai dari dasar dan berkembang secara stabil menjadi konsep sama yang diterapkannya untuk mendobrak peringkat dalam bela diri campuran.

Baca juga: Kimihiro Eto Mengungkap Bagaimana Ia Meraih Kembali Kepercayaan Diri

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9