Kisah Persahabatan Dan Perjuangan Oscar Yaqut Bersama Sang Pelatih
Untuk mencapai tujuan besar dalam dunia bela diri, diperlukan kesinergisan antara masing-masing anggota tim, terutama antara pelatih bersama sang atlet.
Bahkan tidak jarang, kesinergisan tersebut membuat hubungan mereka lebih dari sekadar guru dengan murid, melainkan seperti jalinan persaudaraan, seperti yang dialami atlet ONE featherweight Oscar Yaqut bersama pelatihnya, Agus Suprayitno.
Lebih dari itu, ada ikatan emosional yang terjalin selama lebih dari satu dekade.
Menariknya, selain datang dari disiplin wushu sanda, mereka berdua juga terdaftar sebagai personel aktif Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).
Oscar bercerita, pertemuan dengan pelatihnya itu dimulai pada tahun 2007. Ketika itu, usianya masih 17 tahun dan disiplin olahraga wushu sanda menjadi mediumnya.
“Pak Agus itu dulu senior saya di wushu, ketika kita masih menjadi atlet wushu sanda yang mewakili provinsi Jawa Timur,” tuturnya.
“Sebagai [atlet] senior, pak Agus dulu juga sering membimbing saya dalam aspek teknik dan strategi. Bahkan, dia juga kerap memberikan nasihat moril di luar latihan.”
Tentunya, persahabatan dalam perjuangan yang terjalin dari tahun 2007 sampai saat ini menyimpan banyak memori indah. Atlet kelahiran Kediri, Jawa Timur ini mengaku ada satu momen yang tidak terlupakan baginya.
Momen tersebut terjadi di tahun 2008, ketika Oscar untuk pertama kali mendapatkan panggilan bergabung dengan tim Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) wushu sanda.
- Disiplin Jadi Kunci Oscar Yaqut Berjuang Sebagai Atlet Dan Abdi Negara
- Kehadiran Buah Hati Memberi Suasana Baru Bagi Egi Rozten
- Rekomendasi Tontonan Dari Bintang Indonesia Selama Masa Isolasi Mandiri
“Pada tahun 2008, saat saya mau berangkat pelatnas, saya tidak memiliki sepatu untuk berlatih.”
“Sehingga sebelum berangkat, pak Agus memberikan sepatunya kepada saya, dan itu merupakan sepatu bermerek,” kenangnya.
Kala itu, profesi Agus sebagai anggota aktif TNI-AL menjadi motivasi tersendiri bagi Oscar untuk meraih cita-cita yang telah diimpikannya sedari kecil.
Namun selepas menamatkan Sekolah Menengah Atas [SMA] pada tahun 2008, peraih medali emas kejuaraan nasional wushu sanda ini tidak langsung mendaftarkan diri untuk mengikuti proses rekrutmen prajurit TNI.
Selepas lulus SMA, Oscar kembali melanjutkan perjalanannya sebagai seniman bela diri. Kala itu, ia bergabung bersama tim nasional wushu sanda untuk mewakili Merah-Putih di berbagai ajang internasional.
Menariknya, calon bakal pelatihnya, Agus, juga tergabung di tim nasional wushu sanda tersebut.
Sehingga sepanjang tiga tahun perjalanannya sebagai tim nasional, Oscar juga mempersiapkan diri untuk menghadapi rangkaian tes dalam proses seleksi menjadi anggota TNI.
“Saya ikut pelatnas dari tahun 2008 sampai 2011. Pak Agus pada saat itu masih menjadi atlet pelatnas juga. Jadi saya tanya kiat-kiat untuk lolos tes TNI,” kenang Oscar.
“Saya mempersiapkan diri untuk tes fisik dan tes tertulis yang akan di ujikan dalam proses seleksi TNI.”
http://www.instagram.com/p/B_ZT_WjBI_b/
Pada tahun 2011, Oscar berhasil lolos seleksi TNI-AL. Kejadian tersebut menjadi momen kemenangan bagi Oscar dan Agus. Namun perjuangan belum usai, yang berbeda dalam perjuang tersebut ialah peran Agus sebagai senior serta mentor beralih fungsi menjadi pelatih.
Dari balik tembok Gelanggang Olahraga [GOR] Universitas Negeri Surabaya, mereka berdua bersama anggota tim lainnya berlatih keras untuk meraih dua tujuan besar dalam panggung dunia ONE Championship serta dalam kejuaraan olahraga antar daerah paling bergengsi di Indonesia – Pekan Olahraga Nasional (PON).
“Intinya, kami berdua ingin yang terbaik kedepannya dan menjadi lebih baik dari sebelumnya. Kami sedang mempersiapkan diri untuk laga selanjutnya di ONE Championship, dan juga mempersiapkan diri untuk memenangkan medali emas dalam PON 2020,” urainya.
“Tentunya, kami juga berharap pandemi global ini dapat cepat berakhir.”
Baca juga: Hari Ini 2 Tahun Silam: Priscilla Catat Kemenangan Kuncian Tercepat Di Divisi Atomweight