Kisah Sunoto Meniti Jalan Menuju Seni Bela Diri
“The Terminator” Sunoto akan menggoreskan sejarah baru pada hari Minggu, 13 Oktober, saat tampil dalam ajang bela diri terbesar dalam abad ini bertajuk ONE: CENTURY PART I di Tokyo, Jepang.
Di dalam arena Ryogoku Kokugikan, pria asal Blora, Jawa Tengah ini akan menjadi satu-satunya perwakilan Indonesia dalam perhelatan ke-100 dari organisasi bela diri terbesar di dunia ini, serta memiliki kesempatan tampil dalam laga pembuka menghadapi Kwon “Pretty Boy” Won Il, atlet muda fenomenal asal Korea Selatan.
“Saya benar-benar bersemangat – karena ini [agenda] spesial – bahkan sejak acara konferensi pers kemarin. Ruangan penuh semua dari berbagai negara!” tutur perwakilan IndoGym/Team Phantom MMA ini di sela kesibukan Media Day di Tokyo.
“Event ke-100 yang sangat bagus. Banyak sekali petarung dan semuanya sangat bagus. Saya sampai berpikir bagaimana persiapannya, karena ini dua ajang sekaligus dalam satu hari. Pasti luar biasa melelahkan.”
Jelang laga penting yang akan disiarkan langsung di lebih dari 140 negara ini, pria berusia 34 tahun tersebut berbagi tentang kisah hidupnya sebagai seorang anak petani hingga menjadi kebanggaan negeri.
Saat kecil, Sunoto sudah tertarik mempelajari seni bela diri. Ia kerap berlatih bersama teman sebayanya pada malam hari, dibawah bimbingan seorang guru silat.
“Kami selalu berlatih malam hari dan hanya sebentar. Itupun sembunyi-sembunyi karena kita malu. Banyak orang masih berpikir seni bela diri itu sia-sia. Orang mengatakan, ‘Untuk apa sok jagoan, seperti tidak ada pekerjaan lain,” kenangnya.
“Kebetulan, guru yang melatih saya waktu itu meninggal dunia sekitar setahun setelah berlatih. Tapi teman-teman yang masuk SMP [sekolah menengah pertama] tetap melanjutkan latihan, jadi saya masih diajak sparring.”
- Seni Bela Diri Menata Kehidupan Dan Prestasi Sunoto
- “The Terminator” Sunoto Janji Bangkit Setelah Laga Di Manila
- Kutipan Resmi Dan Rangkuman Konferensi Pers ONE: CENTURY 世紀
Sunoto memang tidak mampu mendapatkan akses pendidikan yang baik, yang disebabkan oleh kondisi keuangan keluarga yang tidak memungkinkan, sehingga ia harus putus sekolah sejak lulus sekolah dasar. Oleh karena itu, harapannya mengembangkan bakat bela diri yang ia miliki pun harus terhambat.
Lahir dari keluarga sederhana di sebuah desa bernama Jepangrejo di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Sunoto mengerti bahwa hidup adalah perjuangan berat. Ia terbiasa hidup mandiri.
Sunoto berpetualang mengarungi hidup seorang diri di usia belia demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ia merantau ke Surabaya di Jawa Timur demi sebuah pekerjaan. Disana, “The Terminator” sempat bekerja sebagai penjual kambing dan menjadi pengantar pakaian di sebuah usaha laundry milik seorang saudara jauh.
Saat sedang mengantar pakaian seorang pelanggan, Sunoto tak sengaja melihat sebuah dojo sederhana di lapangan terbuka, tempat para penggemar bela diri lokal berlatih.
“Saya melihat dojo dimana banyak orang berlatih, maka saya ingin berlatih, sampai akhirnya diajak mengikuti sebuah turnamen. Waktu itu ada biaya iuran per bulan sebesar Rp 15.000 sampai Rp 20.000,” sebutnya.
“Waktu itu, angka itu lumayan [memberatkan], karena pekerjaan saya juga tidak menghasilkan banyak.”
Namun apa yang terjadi saat itu terbukti menjadi monumental bagi Sunoto, karena di sanalah ia membuktikan diri dan membuat namanya jadi bahan perbincangan.
Setelah bakatnya mulai tercium, Sunoto mendapatkan beberapa tawaran untuk berlatih beberapa sasana. Demi menambahkan keterampilan bela diri baru, Sunoto menerima tawaran berlatih di sasana Kuda Liar, yang memiliki fasilitas yang lebih memadai seperti head gear, samsak, matras dan sarung tinju.
“The Terminator” Sunoto 🇮🇩 akan kembali dengan aksi terbaiknya melawan “Pretty Boy” di ONE: CENTURY!
“The Terminator” Sunoto 🇮🇩 akan kembali dengan aksi terbaiknya melawan “Pretty Boy” Kwon Won Il di ONE: CENTURY! #TimIndonesia🗓: Tokyo | 13 Oktober | ONE: CENTURY🎟: Dapatkan tiket anda di 👉 http://bit.ly/onecentury19📺: Lihat daftar tayangan lokal untuk siaran global📱: Saksikan di ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp👨💻: SIARAN LANGSUNG babak prelims di Facebook | Prelims + 2 pertandingan Kartu Utama LANGSUNG di Twitter
Posted by ONE Championship Indonesia on Friday, September 13, 2019
“Saya kan awalnya belajar silat dan taekwondo, jadi sempat merasa bosan dan ingin belajar yang lain seperti boxing. Kebetulan di Sidoarjo ada pelatihan jiu-jitsu tradisional. Saya ingin belajar karena sepertinya seru ada bantingan,” tuturnya.
Setelah semakin dikenal, Sunoto mulai terjun ke kejuaraan bergengsi, termasuk Kejuaraan Piala Wakil Presiden di Jakarta, yang semakin membuatnya dikenal dikalangan penggemar bela diri tanah air.
Seiring prestasinya di kancah domestik, Sunoto pun akhirnya meraih kesempatan berlaga di panggung dunia ONE Championship, dimana catatan rekor keseluruhannya adalah 15 kali berlaga di dalam “The Home Of Martial Arts.”
Dengan ini, kemenangan di Tokyo akan semakin membuka jalur bagi Sunoto meraih mimpinya untuk menantang Juara Dunia ONE Bantamweight Bibiano “The Flash” Fernandes, yang juga akan berlaga mempertahankan sabuk emasnya melawan rival terberatnya, Kevin “The Silencer” Belingon.
Baca Juga: 3 Laga Yang Dapat Mencuri Perhatian Dalam ONE: CENTURY PART I
Tokyo | CENTURY | Pergelaran Ke-100 ONE Championship | Tiket: Dapatkan disini
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Indonesia, tanggal 13 Oktober pukul 7:00 WIB – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 15:00 WIB
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Amerika Serikat, tanggal 12 Oktober pukul 20:00 EST – serta BAGIAN II, tanggal 13 Oktober pukul 4:00 EST
- Tonton BAGIAN PERTAMA di India, tanggal 13 Oktober pukul 5:30 IST – serta BAGIAN II pukul 13:30 IST
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Singapura on 13 October pukul 8:00 SGT – serta BAGIAN II pukul 16:00 SGT
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Filipina on 13 October pukul 8:00 PHT – serta BAGIAN II pukul at 16:00 PHT
- Tonton BAGIAN PERTAMA di Jepang on 13 October pukul 9:00 JST – serta BAGIAN II pukul 17:00 JST
ONE: CENTURY adalah ajang Kejuaraan Dunia bela diri terbesar dalam sejarah dengan 28 Juara Dunia yang tampil dalam berbagai disiplin bela diri. Belum ada organisasi dalam sejarah yang pernah mempromosikan dua ajang Kejuaraan Dunia di hari yang sama.
“The Home Of Martial Arts” kembali membuka babak baru dengan menyajikan empat laga perebutan gelar Juara Dunia, tiga babak final Kejuaraan World Grand Prix, serta serangkaian Juara Dunia yang akan melawan Juara Dunia lainnya di lokasi ikonis Ryugoku Kokugikan, Tokyo, Jepang, tanggal 13 Oktober.