‘Kita Bisa Capai Tingkatan Tertinggi’ – Cara Bintang Thailand Jo Nattawut Bangkitkan Muay Thai Di Rumah Keduanya Di Atlanta
Popularitas “Smokin” Jo Nattawut telah meledak di tingkat internasional dalam enam tahun perjalanan bersama ONE Championship berkat gaya tanding memukau dan pukulan kerasnya.
Kini, bintang berusia 34 tahun ini bisa mencapai puncak tertinggi saat menantang Tawanchai PK Saenchai demi gelar Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai di ONE 167: Stamp vs. Zamboanga.
Sebagai seniman bela diri yang rendah hati, Nattawut tak silau oleh pengakuan atau kesuksesan yang ia terima. Namun, apa yang ia lakukan ternyata memberi dampak positif bagi skena Muay Thai lokal di rumah keduanya di Atlanta, Amerika Serikat.
Maka, saat mengincar sabuk emas di jam tayang utama A.S. atau Sabtu pagi, 8 Juni di Asia, “Smokin” Jo bertekad mengerahkan seluruh kemampuannya karena sebuah kemenangan akan memberi rasa bangga yang lebih tinggi bagi komunitasnya.
Nattawut berbicara pada onefc.com/id tentang apa yang ia harapkan di masa depan dan dampak dari ONE Championship sejauh ini:
“Semua orang yang menonton laga [striking] di ONE, mereka menyukainya. Jika itu adalah laga saya, semua orang menikmatinya dan menyukai gaya saya. Jadi, hal itu akan sangat membantu [untuk mengembangkan disiplin ini].”
“Muay Thai sedang bertumbuh di sini, di Atlanta dan terus bertumbuh setiap bulannya. Jelas, karena ONE Championship, pertumbuhannya semakin besar. Semua orang menonton dan mereka lalu semakin giat berlatih Muay Thai.”
“Berbicara tentang Muay Thai secara keseluruhan, dalam 10 tahun ke depan, olahraga ini bisa menjadi sebesar [MMA] atau bahkan lebih besar lagi, karena sangat menarik dan banyak orang suka menontonnya.”
“Saya kira jika ONE terus berkembang seperti ini selama lima atau sepuluh tahun ke depan, kita dapat mencapai tingkatan tertinggi.”
Karena popularitas yang semakin meningkat di tempat tinggalnya selama satu dekade terakhir, pria kelahiran Thailand ini ingin memperluas statusnya sebagai pelatih Muay Thai dengan membangun sasana baru di area tersebut.
Daripada beralih ke kota atau negara bagian lain di AS, yang mana olahraga tarung sudah lebih populer, “Smokin” Jo ingin membalas budi untuk Atlanta dengan mengajarkan “seni delapan tungkai” seperti yang ia pelajari dari tanah kelahirannya:
“Atlanta adalah rumah saya. Saya tinggal di sini. Saya memiliki semua teman-teman, pekerjaan saya, segala sesuatunya ada di sini. Ini adalah rumah bagi saya, maka lebih mudah bagi saya untuk membuka sasana di sini.”
“Anda harus membangun fondasi yang bagus, bukan? Semua sistem itu. Jika memiliki sasana, saya sudah memiliki ide untuk menciptakan sistem yang menyeluruh. Semua orang mengikuti sistem itu dan cara kami mengajarkan Muay Thai yang otentik.”
‘Smokin’ Jo Ingin Bertanding Di ONE 170, Atlanta
Selain memiliki penantang gelar Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai, Atlanta juga akan mendapat dorongan luar biasa saat organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini menggelar malam pertandingan di kota itu untuk pertama kalinya pada akhir tahun ini.
ONE 170 akan berlangsung di State Farm Arena pada Jumat, 8 November, waktu setempat dan Jo Nattawut melihat hal itu sebagai momen krusial lain bagi komunitasnya.
Ia berkata:
“Itu akan memberi dampak besar, karena banyak orang akan melihatnya secara langsung. Tentu saja, jika mendapatkan lebih banyak penonton, lebih banyak orang akan mengenal Muay Thai. Lalu, tentu Muay Thai akan terus berkembang.”
“Masa depan, yang jadi impian bagi semua orang, adalah agar [Muay Thai] menjadi sebesar tinju, sebesar [MMA]. Jika kita terus berjalan seperti ini, itu akan sampai di sana.”
Tampil dalam sebuah ajang masif di kota tempat tinggalnya akan menjadi pemanis bagi “Smokin” Jo sebagai kompetitor elite dan panutan bagi para striker muda di kawasan tersebut.
Nattawut sudah tidak berkompetisi di A.S. selama tujuh tahun dan bahkan belum merasakan bertanding bertarung di Atlanta. Oleh karena itu, ia ingin menampilkan aksi ciamik bagi para pendukungnya pada November nanti.
Ia menambahkan:
“Akan sangat menyenangkan berkompetisi dalam gelaran di Atlanta. Itu benar-benar untuk teman-teman saya di sini juga. Mereka bisa menonton saya secara langsung setidaknya sekali lagi.”
“Saya sudah tinggal di sini selama 10 tahun, tapi belum pernah mendapatkan kesempatan bertarung di rumah [kedua] saya.”