Kongsak Tak Pernah Lepaskan Impian Demi Raih Kejayaan Muay Thai

Kongsak IMG_3976

Atlet Thailand “Left Savage” Kongsak P.K. Saenchaimuaythaigym siap memasuki arena ONE Championship demi menunjukkan kemampuan striking legendaris kepada dunia.

Pria asal Buriram yang berusia 29 tahun ini siap tampil perdana di ONE: CLASH OF LEGENDS pada akhir bulan ini di Bangkok, Thailand, saat ia melawan Alaverdi “Babyface Killer” Ramazanov dalam laga ONE Super Series bantamweight Muay Thai.

Kongsak tiga kali menjadi Juara Dunia Lumpinee Stadium Muay Thai, serta penerima penghargaan paling prestisius di negaranya, yaitu “The Sports Writers Award.”

Seperti banyak atlet dari negeri kelahiran “seni delapan tungkai” itu, perjalanan Kongsak menuju “The Home Of Martial Arts” sangatlah panjang, seperti yang dikisahkan di bawah ini.

Ditakdirkan Untuk Sukses

Kongsak BBB_8284

Muay Thai memang mengalir dalam darah Kongsak. Pamannya – Changpuek Kiatsongkrit – adalah salah satu pionir dalam olahraga ini.

Changpuek dianggap sebagai salah satu pejuang terbaik dalam Muay Thai, salah satu atlet pertama yang berlaga di luar Thailand dalam berbagai disiplin dan peraturan yang berbeda – dan seringkali melawan atlet yang jauh lebih besar.

Ia membantu Kongsak untuk mengawali perjalanannya dalam Muay Thai, serta memastikan tendangan kirinya yang ditakuti itu diwariskan pada generasi penerusnya. Namun, kemampuan atlet muda ini harus diasah hanya dengan fasilitas latihan sederhana yang dipersiapkan oleh ayahnya dan seorang teman.

“Kami tak memiliki ring atau banyak perlengkapan, maka kami menggunakan karung tua bekas tempat pupuk dan mengisinya dengan sekam padi. Kami menggunakan itu sebagai pengganti samsak,” katanya. “Pada saat itu, ada lima anak yang berlatih bersama kami.”

Saat paman Changpuek berlatih di Bangkok dan terbang ke seluruh dunia untuk berlaga, Kongsak mendapatkan pengalaman Muay Thai pertamanya di sebuah festival kuil di daerahnya.

Namun, terlepas dari kesuksesannya saat itu, ia belum berpikir untuk menjalani karier di dalam ring.

“Saya berusia 8 tahun, dan paman saya melihat bahwa saya siap. Saat itu, saya baru sebentar berlatih,” katanya.

“Saya memenangkan laga itu dan menghabiskan hadiah kemenangan saya untuk membeli permen! Saya hanyalah anak kecil saat itu, saya tak berpikir panjang.”

Visi Demi Meraih Kesuksesan

Kongsak IMG_3959.jpg

Kongsak dan teman satu timnya segera berlaga di mana pun dan kapan pun mereka mampu di kawasan mereka.

“Saat itu, semuanya sangat menyenangkan,” katanya

“Saya banyak belajar dengan seringnya bertanding. Ada banyak pengalaman dalam menghadapi berbagai gaya lawan yang berbeda. Ini menjadi dasar bagi karier saya.”

“Terkadang, dalam musim tertentu, kami bisa empat kali bertanding dalam seminggu.”

Beberapa waktu kemudian, paman dan ayahnya melihat bahwa kesempatan yang dapat mereka sediakan bagi Kongsak sudah sangat terbatas. Setelah dua tahun berlatih di atas tanah tanpa fasilitas yang memadai, keluarganya membawa atlet muda ini ke sasana Sit. Boonmee.

Walaupun fasilitas sasana ini juga masih sangat terbatas, mereka memiliki ring, pelatih yang dapat diandalkan, serta sebuah tim profesional. Segera, ia menyadari apa saja yang dapat dicapainya di dalam ring.

“Di sekolah menengah atas, saya mulai mengerti apa yang olahraga ini dapat lakukan bagi saya. Saat masih kecil, saya bertanding untuk bersenang-senang dan tak terlalu memikirkan itu,” katanya.

“Melihat kesuksesan paman saya membuat saya menyadari betapa terkenalnya Muay Thai di seluruh dunia.”

Dengan jalur yang jelas, Kongsak membawa kariernya menuju tingkatan yang baru. Di bawah panduan Ajahn Boonmee, Kongsak tiga kali menjadi Juara Dunia Lumpinee Stadium Muay Thai, Juara Dunia WMC, dan pada tahun 2010, ia menerima penghargaan terbesar “The Sports Writers Award.”

Kesabaran Dan Ketekunan

Kongsak BBB_8293.jpg

Pada akhir tahun 2013, Kongsak terpilih untuk memasuki sasana terkenal P.K. Saenchaimuaythaigym di Bangkok. Sementara ia terus berlatih di bawah Ajahn Boonmee di kampung halamannya, Prakonchai, Buriram, ia juga mulai pergi ke ibu kota demi mempertajam kemampuannya untuk berlaga dalam berbagai pertandingan besar.

“Sia Kaek menghubungi saya dan meminta saya bergabung dengan sasananya. Saya merasa sangat dihargai,” tegasnya. “Latihan di sana sangat luar biasa, dan Sia Kaek menjaga seluruh petarungnya dengan baik.”

Namun, setelah memastikan dirinya sebagai Juara Dunia yang tak tertandingi, kesempatannya untuk bertanding mulai surut.

Inilah takdir bagi berbagai atlet terbaik Thailand, yang terpaksa memberi jalan bagi generasi berikutnya. Banyak yang harus memikirkan ulang tentang masa depan mereka dalam olahraga ini, dimana beberapa pun memilih untuk pensiun.

Namun, Kongsak tetap terfokus pada impiannya.

“Saya tak pernah meninggalkan sasana atau bahkan berpikir untuk berhenti,” katanya. “Saya selalu berlatih untuk mempertahankan kondisi tubuh saya dan membantu melatih anak-anak.”

Dari kebiasaannya berlaga berkali-kali dalam seminggu, sampai hanya beberapa kali dalam setahun, Kongsak tetap menekuni disiplin ini sembari menunggu kesempatan besarnya.

Tantangan Baru

Kongsak BBB_90801.jpg

Keyakinan diri dan dedikasinya pada disiplin ini akhirnya terbayar.

Setelah memenangkan beberapa laga dengan KO memukau di sirkuit stadion Thailand, ia pun mendapatkan panggilan untuk bergabung bersama ONE, dimana ia kini siap mencetak debutnya dalam laga pendukung utama di Impact Arena, Bangkok.

“Saya sangat bersyukur atas kesempatan ini dan tak sabar untuk berbagi bersama para penonton Thailand,” kata “Left Savage.”

“Saya akan mengeluarkan yang terbaik demi meraih kemenangan ini.”

Terlebih lagi, salah satu atlet yang pernah dikalahkannya, Nong-O Gaiyanghadao, juga akan berlaga demi memperebutkan gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai yang pertama. Jika Kongsak dapat meraih kemenangan impresif atas pencetak KO asal Rusia, Ramazanov, ia akan meraih kesempatan memasuki perebutan gelar tahun ini.

Dengan berbagai pertaruhan tersebut, Kongsak akan berusaha menunjukkan pada dunia mengapa ia dianggap sebagai legenda dalam disiplin Muay Thai.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9