Koyomi Matsushima Menjalani Mimpinya Setelah Lama Berlatih

Koyomi Matsushima DC 2621

Bagi Koyomi “Moushigo” Matsushima, pertandingan perebutan gelar Juara Dunia ONE Featherweight dalam ajang ONE: DAWN OF HEROES adalah puncak dari kerja kerasnya selama ini.

Jumat nanti, pada tanggal 2 Agustus, atlet kelahiran Yokohama ini akan menghadapi atlet paling dominan dalam divisinya, Martin “The Situ-Asian” Nguyen, tetapi latihan yang ia jalani seumur hidupnya membuat atlet berusia 26 tahun ini tidak terpengaruh tantangan di depan matanya itu.

Sebelum pertandingan untuk memperebutkan puncak dari seni bela diri campuran di Mall Of Asia Arena, Manila, Filipina ini, Koyomi berbagi tentang jalur yang harus ia lewati menuju kejayaan, yang dimulai dari dojo karate saat ia masih berusia dini sampai ia berdiri diatas panggung dunia sebagai seorang lelaki dewasa.

Dibesarkan Dalam Lingkungan Seni Bela Diri

A lifetime of sacrifice, patience, and love for martial arts has Japanese phenom Koyomi Matsushima ready to take the ONE Featherweight World Title off "The Situ-Asian's" shoulders!

A lifetime of sacrifice, patience, and love for martial arts has Japanese phenom Koyomi Matsushima ready to take the ONE Featherweight World Title off "The Situ-Asian's" shoulders! 🗓: Manila | 2 August | 5PM | ONE: DAWN OF HEROES🎟: Get your tickets at 👉 http://bit.ly/oneheroes19📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp 👨‍💻: Prelims LIVE on Facebook | Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE on Twitter

Posted by ONE Championship on Monday, July 22, 2019

Koyomi telah berlatih sejak ia berusia sangat muda, berkat orang tua yang sangat menyukau dunia bela diri. 

Perjalanannya dimulai dari ruang keluarga di rumahnya, dimana ayah dan ibunya selalu menonton acara pertandingan bela diri setiap kali ditayangkan.

“Mereka kurang lebih menonton berbagai disiplin bela diri yang dapat dilihat di televisi, dari mulai kickboxing, shootfighting, daido juku (kudo) dan karate,” katanya.

“Mereka sangat menyukai seni bela diri. Tetapi, mereka tidak pernah berlatih, mereka hanya penggemar olahraga ini. Saya menontonnya karena mereka menontonnya, dan akhirnya ini membawa saya menekuni seni bela diri.

Orang tua “Moushigo” menginginkannya untuk memulai dengan judo, agar ia dapat berlatih ukemi (cara jatuh), tetapi tidak ada tempat belajar di dekat kediaman mereka.

Kemudian, ia didaftarkan dalam kelas karate saat berusia 4 tahun, dan segera setelah ia berjalan memasuki dojo, keinginannya berkompetisi timbul.

“Saya menjalani pertarungan pertama saya ketika berumur 4 atau 5 [tahun],” sebutnya.

“Dalam sebulan, saya bertanding sekali. Awalnya, saya tidak pernah menang. Saya menangis tiap kali saya kalah. Saya kesal.”

Practice And Persistence 

Every shot of Koyomi Matsushima's electrifying KO of former ONE World Champion Marat Gafurov! The Japanese warrior faces "Pretty Boy" Kwon Won Il this Saturday!

🎥 FROM ALL ANGLES 🎥Every shot of Koyomi Matsushima's electrifying KO of former ONE World Champion Marat Gafurov! The Japanese warrior faces "Pretty Boy" Kwon Won Il this Saturday!🗓: Shanghai | 15 June | 5PM | ONE: LEGENDARY QUEST🎟: Get your tickets at 👉 http://bit.ly/onequest19📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp 👨‍💻: Prelims LIVE on Facebook | Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE on Twitter

Posted by ONE Championship on Monday, June 10, 2019

Perjuangan Koyomi muda tidak menjauhkannya dari pelatihannya. Ia bertahan dan menerima nilai-nilai yang dijunjung oleh karate, begitu pula dengan kemampuan fisik yang menyertainya, demi menemukan cara meraih kemenangan.

“Yang saya suka tentang karate adalah bahwa [disiplin] ini tidak selalu tentang menjadi lebih kuat,” katanya.

“Untuk mendapatkan sabuk dalam tingkatan lebih tinggi itu tergantung kombinasi dari mengingat kata (bentuk) dan memperkuat kumite (sparring). Semuanya bukanlah tentang bagaimana menjadi yang terkuat.”

“Pada akhirnya, saya mulai menang. Badan saya memang tidak terlalu besar, maka untuk mengalahkan seseorang yang berbadan lebih besar dari saya dengan tubuh kecil saya ini membuat semua latihan itu sepadan.”

Perasaan saat menang ini medorong dirinya untuk mempelajari seni bela diri lainnya, dan saat ia berada di sekolah dasar, ia kembali ke rencana awal orang tuanya dan mempelajari judo.

“Judo mengajarkan anda teknik grapple dan memberikan anda bobot. Inilah mengapa orang tua saya [waktu itu] ingin saya mempelajarinya,” tambahnya.

Menjadi Profesional

🇯🇵 Koyomi Matsushima makes a HUGE splash in the featherweight division with a unanimous decision win over “Pretty Boy” Kwon Won Il!

🇯🇵 Koyomi Matsushima makes a HUGE splash in the featherweight division with a unanimous decision win over “Pretty Boy” Kwon Won Il!📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉http://bit.ly/ONESuperApp

Posted by ONE Championship on Saturday, June 15, 2019

Karate dan judo memberi Koyomi dasar yang kuat dalam teknik striking dan grappling, dimana hal ini juga merupakan dasar kemampuan yang dibutuhkan untuk menjadi seorang seniman bela diri campuran.

Tetapi, sebelum ia menjalani komitmen berkarir menjadi seorang atlet, ia mempertimbangkan sebuah profesi yang lebih konvensional, tetapi hal ini terbukti tidak sesuai dengan dirinya.

“Saya masuk ke universitas, karena mengira akan lebih baik untuk mengejar [karir] bela diri setelah lulus,” katanya.

“Saya mendapatkan beasiswa untuk belajar hukum, tetapi sejujurnya, saya tidak memiliki keinginan untuk mendapatkan pekerjaan dalam bidang itu. Saya bahkan tak dapat membayangkannya.”

“Kedua orang tua saya ingin saya menjadi seorang seniman bela diri campuran – mereka membesarkan saya seperti itu sejak saya masih kecil. Bahkan ketika saya keluar dari sekolah, mereka mendukung saya. Bahkan saat ini, mereka juga banyak membantu saya. Tidak ada kata tidak setuju dalam kamus mereka.”

“Moushigo” memperoleh pengalaman bertanding dalam disiplin kickboxing dan gulat sebelum ia menjalani debut profesionalnya dalam seni bela diri campuran pada tahun 2015.

Penyandang sabuk hitam Kyokushin karate ini memulai karirnya dengan gemilang setelah memenangkan lima pertandingan pertamanya dalam satu tahun, seluruhnya melalui kemenangan KO, dan menjuarai turnamen Shooto welterweight. Setelah empat kemenangan selanjutnya dalam organisasi Pancrase, organisasi bela diri terbesar di dunia pun memanggilnya.

Tingkatan Tertinggi

🚨 2 AUGUST. MANILA. 🚨

🚨 2 AUGUST. MANILA. 🚨✅ Martin "The Situ-Asian" Nguyen vs. Koyomi Matsushima for the ONE Featherweight World Title!✅ Jonathan Haggerty vs. Rodtang Jitmuangnon for the ONE Flyweight Muay Thai World Title!✅ Eduard "The Landslide" Folayang vs. Eddie Alvarez in the ONE Lightweight World Grand Prix semi-finals!✅ "Mighty Mouse" Johnson vs. Tatsumitsu Wada and Danny "The King" Kingad vs. Reece "Lightning" Mclaren in the ONE Flyweight World Grand Prix semi-finals!🗓: Manila | 2 August | 7PM | ONE: DAWN OF HEROES🎟: Get your tickets at 👉 http://bit.ly/oneheroes19📺: Check local listings for global TV broadcast📱: Watch on the ONE Super App 👉 http://bit.ly/ONESuperApp 👨‍💻: Prelims LIVE on Facebook | Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE on Twitter

Posted by ONE Championship on Monday, July 15, 2019

Koyomi bergabung dengan ONE bulan September lalu untuk menguji dirinya sendiri melawan para atlet terbaik di dunia. 

“Semenjak saya berada di sekolah dasar, saya menyadari bahwa saya ingin menjadi seniman bela diri,” katanya.

“Pertama kali saya menonton ONE, saya melihat banyak petarung kuat, dan merasa ingin bertanding melawan mereka!”

“Ini akan membantu saya menjadi lebih baik dan kuat. Inilah pemikiran saya sebelum bergabung dengan ONE.”

Perwakilan Pancrase ISM Yokohama ini mencetak penampilan awal yang luar biasa untuk kemudian langsung menjadi penantang gelar Juara Dunia saat ia memenangkan pertandingan melawan mantan Juara Dunia ONE Featherweight Marat “Cobra” Gafurov melalui TKO pada ronde pertama.

Selama sembilan bulan, ia harus berada di pinggir ONE Circle karena cedera yang dideritanya, tetapi kemenangannya saat kembali melawan “Pretty Boy” Kwon Won Il bulan Juni lalu mengukuhkan posisi atlet berusia 26 tahun ini sebagai penantang terberat dalam divisinya.

Dijadwalkan menghadapi Martin Nguyen di pertandingan puncak, ia yakin bahwa perjalanan yang dimulainya saat kecil akan berakhir dalam kejayaan.

“Tentunya, tujuan utama adalah sabuk [Juara Dunia], karena pria yang memegangnya adalah yang terkuat,” tambahnya.

“Saya ingin memenangkan sabuk tersebut, apapun pengorbanannya. Waktunya telah tiba.”

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9