Lebih Dari Striker Biasa: Kilas Balik Aksi Ajaib Stamp Fairtex Di MMA
Megabintang Thailand Stamp Fairtex akan segera mengambil kesempatan demi meraih kejayaan tak tertandingi dan menjadi Juara Dunia tiga disiplin pertama dalam sejarah ONE.
Pada 29 September, atau Sabtu pagi, 30 September waktu Asia, di laga utama ONE Fight Night 14, petarung fenomenal berusia 25 tahun itu akan kembali ke Singapore Indoor Stadium dan melawan veteran Korea Selatan Ham Seo Hee demi gelar Juara Dunia Interim ONE Women’s Atomweight MMA pada jam tayang utama A.S.
Setelah sempat memegang gelar Juara Dunia dalam disiplin kickboxing dan Muay Thai, Stamp dapat memastikan diri sebagai atlet olahraga tarung terhebat sepanjang masa dengan menambah sabuk emas seni bela diri campuran ke dalam koleksinya.
Berawal dari striker Muay Thai berprestasi, perwakilan Fairtex Gym ini mengembangkan kemampuan MMA-nya dengan luar biasa cepat selama beberapa tahun terakhir.
Jelang laga yang sangat dinanti melawan Ham ini, mari kita lihat kembali perjalanan luar biasa Stamp dalam disiplin menyeluruh itu.
Debut Dengan Sorotan Luar Biasa
Sebagai veteran dengan lebih dari 70 laga striking profesional, Stamp mencetak debutnya dalam seni bela diri campuran pada Juli 2018 di acara Rich Franklin’s ONE Warrior Series – dan itu memang tak terlupakan.
Beraksi melawan bintang baru India Rashi Shinde, wanita muda Thailand ini hanya membutuhkan kurang dari 20 detik untuk mendaratkan tendangan keras ke kepala lawannya, yang mengawali karier MMA itu dengan cara brutal.
Stamp resmi tiba di disiplin barunya – dan kemenangan itu memberinya kontrak tanding di atas panggung dunia ONE Championship.
Raih Momentum Di Atas Panggung Dunia
Setelah debut MMA spektakuler itu, Stamp memasuki tiga laga yang menjadi saksi saat ia merebut gelar Juara Dunia ONE Atomweight Kickboxing dan Muay Thai demi memastikan dirinya sebagai salah satu striker pound-for-pound terbaik di muka bumi.
Tak pernah berpuas diri, ia kembali ke MMA pada Agustus 2019 dan mengejutkan para penggemar di seluruh dunia melalui kemenangan submission atas Asha Roka. Jelas, bintang Muay Thai dan kickboxing ini memang lebih dari sekadar spesialis stand-up.
Stamp akan meraih tiga kemenangan MMA impresif lainnya pada tahun berikutnya, saat ia juga masih berlaga dalam laga Kejuaraan Dunia Muay Thai dan Kickboxing.
Tetapi, momentum itu harus terhenti pada Februari 2021, saat ia menderita kekalahan perdana dalam seni bela diri campuran – via submission pada menit terakhir di tangan spesialis ground asal Ukraina, Alyona Rassohyna.
Rebut Sabuk Perak Grand Prix
Namun, keberadaan Stamp di lingkaran kekalahan itu terbukti sangat singkat.
Tujuh bulan kemudian, di babak perempat final ONE Atomweight MMA World Grand Prix, ia membalas kekalahan dari Rassohyna melalui keputusan juri, yang menampilkan kewaspadaan strategis dan kemajuan di permainan ground-nya, yang mengindikasikan ia siap berkompetisi di tingkatan elite.
Dalam babak semifinal turnamen itu, Stamp juga mampu meraih kemenangan berat atas petarung Brasil Julie Mezabarba.
Lalu, pada Desember 2021, di ONE: WINTER WARRIORS, ia meraih kemenangan terbesar yang sangat mengejutkan dalam karier MMA-nya di Final Kejuaraan World Grand Prix itu.
Secara luar biasa, petarung Thailand ini mencetak submission atas pegulat sensasional India Ritu Phogat via armbar demi merebut sabuk perak prestisius itu dan meraih kesempatan memasuki perebutan gelar Juara Dunia ONE Women’s Atomweight MMA.
Jika ada keraguan tentang evolusi Stamp sebagai seorang seniman bela diri campuran berkemampuan lengkap, itu sudah terhapus.
Kegagalan Di Perebutan Gelar Juara Dunia Pertama
Superstar Thailand ini berkompetisi di laga terpenting dalam karier MMA-nya sampai saat ini, saat ia menantang Juara Dunia ONE Women’s Atomweight MMA Angela Lee di ONE X pada Maret 2022.
Stamp maju dengan serangan keras, dimana ia menyerang sang pemegang gelar dengan striking kejam di awal dan di ambang sebuah KO ronde pertama.
Namun, keadaan itu berbalik pada ronde kedua, karena Lee mampu mengamankan rear-naked choke yang mengakhiri laga ini di ground.
Terlepas dari kekalahan Stamp itu, pertarungan liar yang penuh aksi panas ini memberinya penggemar baru. Di titik itu, laga ini juga mendapatkan penghargaan MMA Fight of the Year 2022 di ONE.
Perjuangan Kembali Menuju Puncak
Sejak itu, wanita berusia 25 tahun ini tetap menyibukkan diri dengan meraih sepasang kemenangan besar lainnya dalam MMA, dan satu kemenangan di disiplin kickboxing.
Pada September lalu, Stamp menunjukkan serangan ground-and-pound keras – dan serangan siku yang tak terlupakan – sebelum meraih kemenangan mutlak dominan atas Jihin Radzuan.
Dan yang terbaru, dalam debut blockbuster ONE di Amerika Serikat, Stamp mengalahkan bintang tuan rumah Alyse Anderson dengan KO tendangan tubuh keras, yang mengingatkan para penggemar dan divisi atomweight MMA bahwa ia adalah striker yang sangat berbahaya.
Kemenangan itu memastikan statusnya sebagai penantang #1 divisinya, serta memberinya kesempatan kedua untuk meraih kejayaan dalam tiga disiplin melawan atlet peringkat #2 Ham pada 30 September ini.