5 Penampilan Terbaik Dari Martin Nguyen
Jika anda mencari penampilan terbaik dalam sejarah ONE Championship, Martin “The Situ-Asian” Nguyen mungkin memiliki semuanya.
Setelah atlet keturunan Vietnam-Australia ini melejit diatas panggung global bagi seni bela diri pada bulan November 2014, ia telah menciptakan sebuah kebiasaan untuk menghibur para penggemar dengan pertukaran serangan yang menarik dan penyelesaian luar biasa.
Sebelum mempertahankan gelar Juara Dunia ONE Featherweight melawan Koyomi “Moushigo” Matsushima dalam ajang ONE: DAWN OF HEROES, mari kita melihat beberapa penampilan terbaiknya untuk mengetahui apa yang dapat anda saksikan pada hari Jumat, 2 Agustus nanti di Mall Of Asia Arena, Manila, Filipina.
#5 Martin Vs. Kazunori – ONE: QUEST FOR POWER
Bulan Januari 2017, “The Situ-Asian” menikmati waktunya di dalam organisasi bela diri terbesar di dunia dan mulai menyadari bahwa ia dapat menjadi seorang atlet terbaik.
Penampilannya saat melawan Kazunori Yokota membuktikan hal tersebut, saat ia bermain lepas menghadapi kecohan dan gerakan feint dari atlet Jepang tersebut, sebelum menyarangkan serangan balasan dengan pukulan overhand kanan untuk menjatuhkannya. Pertandingan ini selesai hanya dengan beberapa pukulan lanjutan.
#4 Martin Vs. Christian I – ONE: HEROES OF THE WORLD
Pertandingan pertama dalam persaingan antara dua Juara Dunia ONE masa depan terjadi tiga tahun yang lalu, dan seperti pertemuan kedua mereka, Martin memiliki keunggulan saat menghadapi Christian “The Warrior” Lee.
Tetapi, tidak seperti pertandingan ulang yang berlangsung selama 25 menit penuh, atlet Vietnam-Australia ini mengakhiri laga ini pada ronde pertama. Ia harus menerima beberapa pukulan keras dari atlet kebanggaan Singapura ini, tetapi Martin membalikkan keadaan dengan pukulan kiri yang mengejutkan dan mengakhiri pertandingan dengan kuncian guillotine choke yang menidurkan lawannya itu.
#3 Martin Vs. Marat II – ONE: QUEST FOR GREATNESS
Ketika Martin merebut gelar Juara Dunia dari tangan Marat “Cobra” Gafurov bulan Agustus 2017, ia menampilkan dua sisi yang luar biasa dari seluruh kemampuan bela diri yang dimilikinya.
Pertama, ia menunjukkan ketenangan di bawah tekanan berat dalam ronde pembuka, saat lawannya dari Rusia ini mencoba meraih kemenangan submission yang membuatnya unggul dalam pertandingan pertama mereka dua tahun sebelumnya.
Lalu, pada ronde berikutnya, atlet asal Sydney ini menunjukkan serangan balik yang mumpuni saat ia menjebak “Cobra” dengan pukulan overhand kanan andalannya untuk merajai divisi featherweight.
#2 Martin Vs. Eduard – ONE: LEGENDS OF THE WORLD
“The Situ-Asian” mungkin tidak mengira bahwa puncak perjalanannya terjadi ketika ia memenangkan Kejuaraan Dunia pertamanya, tetapi beberapa bulan kemudian ia mencetak sejarah dalam dunia bela diri di Mall Of Asia Arena.
Walaupun ia melawan pahlawan tuan rumah yang lebih besar, lebih kuat dan lebih berpengalaman – Eduard “Landslide” Folayang – Martin sekali lagi memuncaki malam itu dengan pukulan andalannya.
Ia berhasil mencari waktu yang tepat di tengah ronde kedua, kemudian melepaskan satu tinju kanannya yang cukup untuk menghentikan pahlawan Filipina ini dan merebut gelar Juara Dunia ONE Lightweight.
#1 Martin Vs. Narantungalag – ONE: ROOTS OF HONOR
Pertandingan ini adalah sebuah ujian tersendiri bagi kemampuan dan mentalitas Juara Dunia ONE Featherweight ini.
Pada bulan April, atlet berusia 30 tahun ini kembali dari masa istirahatnya yang panjang dan tidak memiliki kesempatan untuk melakukan pertandingan pemanasan. Lawannya adalah salah satu atlet yang terkuat, tersulit dan paling dihormati dalam panggung dunia, yaitu Narantungalag “Tungaa” Jadambaa.
Ketika aksi dimulai, anda tidak menyadari bahwa Martin berada dalam tekanan yang besar saat ia mengeksekusi game plan yang sempurna. Ia membuka pertahanan lawannya dengan tendangan ke arah kaki pada lima menit awal, dan menyarangkan pukulan mematikan pada ronde berikutnya.
Penyelesaian ini juga dinilai sebagai salah satu yang paling spektakuler dalam sejarah ONE – sebuah serangan lutut di udara yang menyebabkan seluruh penonton di Manila bersorak – dan secara tak terbantahkan memastikan posisi perwakilan sasana Hardknocks 365 ini sebagai orang nomor satu dalam divisi featherweight.