Masa Kecil Di Tengah Kemiskinan Beri Inspirasi Rodtang Agar Tak Pernah Menyerah
Kesuksesan Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon sebagai seorang Juara Dunia Muay Thai telah membantunya untuk keluar dari kemiskinan luar biasa.
Sebelum atlet berusia 21 tahun ini menjadi mega bintang dalam rangkaian ONE Super Series, ada saat dalam kehidupannya dimana ia dan keluarganya hampir tak dapat mencukupi kebutuhan sehari-hari.
Sebagai anak kedelapan dari 10 bersaudara, Rodtang harus membantu sebisa mungkin supaya tersedia makanan yang dapat mereka santap.
https://www.facebook.com/ONEChampionship/videos/2130264267054198/
Pada awal kehidupannya di Provinsi Pattalung, Thailand Selatan, hanya ada sedikit waktu untuk bersenang-senang, karena ia pergi mencari pekerjaan hampir setiap hari.
Tak pernah ada jaminan gaji atau pekerjaan apa pun, maka dirinya dan keluarga selalu mengambil apa pun pekerjaan yang dapat mereka lakukan.
“Saya tidak terlalu banyak bermain saat kecil. Kami tidak memiliki mainan atau uang untuk membeli penganan seperti teman-teman kami,” jelasnya.
“Kami melakukan semuanya dan pergi ke semua tempat. Ibu saya akan membawa saya ke upacara pemakaman untuk mencuci piring. Terkadang kami dibayar, terkadang kami hanya membawa pulang makanan. Kami juga mengumpulkan sampah untuk dijual dan memanen karet.”
Keluarga itu tetap bertahan bersama-sama dan melakukan segalanya untuk tetap hidup.
Menyerah bukanlah sebuah pilihan, oleh karena itu mereka memiliki etos kerja yang tak terpatahkan – sesuatu yang akan menjadi aset terbesar Rodtang dalam kariernya di masa depan.
Mungkin mereka tidak memiliki terlalu banyak hal, namun mereka selalu menemukan cara untuk tetap bertahan.
https://www.facebook.com/ONEChampionship/videos/310110676320073/
“Kami selalu memiliki cukup makanan untuk disantap, orang tua saya memastikan itu,” kata Rodtang.
“Ayah saya bekerja di konstruksi dan memanen karet, namun pekerjaan itu selalu tidak tetap. Ibu saya seringkali memancing dan memelihara taman kecil.”
Menyaksikan ayahnya bekerja adalah salah satu kenangan masa kecil paling menyenangkan bagi Rodtang. Kecerdikan ayahnya juga mampu memberi mereka atap untuk ditinggali.
“Saat terkait dengan [pekerjaan] konstruksi, ayah saya belajar sendiri dan sangat berbakat. Ia membangun sebuah rumah bagi kami yang cukup sederhana, namun kuat,” tambahnya.
Rumah kecil dari semen itu cukup untuk menampung 12 anggota keluarga mereka, tetapi mereka tidak memiliki perabotan, maka mereka tidur bersama di lantai.
Mereka berbahagia, namun usaha mereka sehari-hari untuk bertahan hidup membuat mereka kelelahan. Terlepas dari keengganannya untuk mengeluh atau menyerah, Rodtang muda menginginkan lebih.
Ia menginginkan sesuatu yang sama seperti teman-temannya, maka ia menemukan cara untuk mendapatkannya.
https://www.facebook.com/ONEChampionship/videos/298534534158819/
“Saya sangat iri pada teman-teman saya yang memiliki mainan, telepon genggam dan uang untuk membeli penganan. Saya ingin hal-hal yang mereka miliki,” akunya.
“Saya mulai bertarung supaya saya dapat membeli barang-barang saya sendiri. Ada sasana di dekat rumah saya dan itu terlihat sangat menyenangkan, maka saya ke sana dan mencobanya.”
Ia segera terpincut dengan Muay Thai. Ia juga sangat natural dalam “seni delapan tungkai.”
Tidak lama kemudian, ia mulai membangun karier yang sukses, serta mulai mendapatkan cukup uang untuk membantu keluarganya, termasuk dengan membelikan ibunya sebuah rumah.
Kariernya tidak selalu mudah – ia telah mengalami kemunduran dan saat-saat yang sangat berat – namun ia menyadari bahwa dirinya dapat bertahan melewati itu dengan mengikuti contoh dari orang tuanya.
https://www.facebook.com/ONEChampionship/videos/634873033630308/
“Saya melihat seluruh kesulitan yang orang tua saya alami dan berpikir pada diri saya sendiri, saya memiliki tangan dan kaki – saya mampu melakukan ini,” katanya.
“Itu bukanlah suatu pilihan, tetapi itu sesuatu yang harus saya lakukan.”
“Orang tua saya selalu memberi contoh terbaik bagi saya, serta mengajarkan saya untuk bekerja keras. Mereka kini sangat bangga dengan apa yang telah saya capai.”
Kini, melewati ribuan jam di sasana selama lebih dari satu dekade, “The Iron Man” siap berlaga di atas panggung terbesar dalam hidupnya.
Tanggal 31 Maret, di ONE: A NEW ERA, ia akan berhadapan dengan Hakim Hamech dalam laga ONE Super Series flyweight Muay Thai untuk mengincar kemenangan profesional ke-256 dalam kariernya.
Terinspirasi oleh ayah dan ibunya, ia memastikan tak ada yang tertinggal dalam latihannya supaya dirinya dapat siap berlaga menghadapi atlet asal Perancis lawannya, menampilkan yang terbaik bagi para penggemar, serta mengakhirinya dengan tangan terangkat.