Melihat Kembali Dominasi Xiong Jing Nan Sebagai Juara Dunia ONE Women’s Strawweight
“The Panda” Xiong Jing Nan saat ini bersiap untuk menjalani pertahanan gelar Juara Dunia ONE Women’s Strawweight yang ketujuh di laga utama ONE Fight Night 2 pada Sabtu, 1 Oktober.
Kali ini, superstar Tiongkok itu akan menghadapi lawan yang familiar, yaitu Juara Dunia ONE Women’s Atomweight “Unstoppable” Angela Lee.
Laga trilogi yang sangat ditunggu ini terjadi setelah mereka berbagi kemenangan dalam sepasang laga Kejuaraan Dunia sementara mempertahankan sabuk masing-masing pada 2019 lalu.
Di luar kekalahannya di tangan Lee dalam divisi atomweight, “The Panda” memang sangat mendominasi di ONE Championship.
Dalam tujuh laga pertahanan gelar Juara Dunia di divisi strawweight, penggemar telah melihat wanita berusia 34 tahun ini berkembang dari pemukul keras menjadi seniman bela diri campuran berkemampuan lengkap (dan tetap memiliki kekuatan pukulan luar biasa).
Jelang laga utamanya dengan Lee di Singapore Indoor Stadium, mari kita lihat pendekatan di setiap pertarungan selama masa kejayaan Xiong sebagai Juara Dunia ONE Women’s Strawweight yang impresif.
Rebut Sabuk Perdana Atas Tiffany Teo
“The Panda” merebut gelar Juara Dunia perdana dalam divisinya dalam sebuah salah satu laga terbrutal pada tahun 2018 saat ia menaklukkan Tiffany Teo di ONE: KINGS OF COURAGE.
Selama 17 menit pertandingan, Xiong menyerang dengan ritme luar biasa, dimana ia mendaratkan hook kuat di atas kaki, menyarangkan takedown dari posisi clinch, serta ground-and-pound tanpa henti.
Penyelesaian itu tiba pada ronde keempat saat Teo menyerah setelah terkena serangkaian pukulan. Dari awal sampai akhir, “The Panda” menjadi selayaknya dinamo yang menyerang tak kenal lelah dan menolak untuk mundur.
Dengan kemenangan itu, Xiong tak hanya mengumumkan dirinya sebagai ratu strawweight, namun ia juga mencetak sejarah sebagai Juara Dunia MMA wanita pertama dari Tiongkok.
Mendominasi Laura Balin Selama Lima Ronde
Dalam laga pertahanan gelar perdananya, Xiong menunjukkan sekilas strategi cerdas saat mematahkan spesialis submission Argentina Laura Balin untuk meraih kemenangan mutlak tegas di ONE: PINNACLE OF POWER pada Juni 2018.
Beberapa ronde pembuka menjadi saksi saat sang pemegang gelar menggunakan agresi andalannya untuk mendominasi sang penantang di atas kaki dan di ground, dimana ia menyarangkan pukulan dan serangan ground keras.
Di sisi lain, Balin menampilkan durabilitas luar biasa untuk terhindar dari penyelesaian, dimana ia memaksa “The Panda” untuk menurunkan ritmenya dan mengambil pendekatan yang lebih metodikal pada ronde-ronde penutup.
Namun, Xiong masih meraih kemenangan berkat kemampuannya mematahkan serangan lawan dari jarak jauh dengan pukulan dan tendangan rendah keras, serta menghindari bahaya di posisi ground.
Dalam prosesnya, perwakilan Evolve MMA ini membuktikan dirinya memiliki kegigihan, ketahanan dan IQ tanding untuk memenangkan kontes selama 25 menit itu.
Hancurkan Samara Santos Via TKO Ronde Ketiga
Pada akhir 2018, Xiong melawan grappler Brasil Samara Santos di tanah kelahirannya di Shanghai dalam ajang ONE: BEYOND THE HORIZON.
Dalam gelaran ini, pemegang gelar Tiongkok itu bertahan dari aksi lawannya di awal, saat Santos meraih punggungnya dari posisi berdiri hanya dalam waktu satu menit memasuki laga.
Namun, Xiong dengan sabar bertahan, melepaskan diri dari posisi tersebut, serta dengan cepat membalikkan keadaan dengan rangkaian serangan keras yang dipuncaki dengan serangan lutut di udara dan menjatuhkan sang penantang ke atas kanvas.
Pada detik yang sama, “The Panda” menemukan ritmenya dan mengincar Santos di dalam ring, serta mendaratkan beberapa kombinasi pukulan-tendangan dengan leluasa sebelum meraih takedown pada menit-menit akhir.
Penyelesaian itu lalu tiba pada ronde ketiga, saat wanita Brasil itu akhirnya runtuh di bawah tekanan serangan keras Xiong yang tak ada hentinya itu.
Kemenangan TKO ini mempersiapkan laga keras melawan Juara Dunia ONE Women’s Atomweight “Unstoppable” Angela Lee yang saat itu masih tak terkalahkan.
Kebangkitan Epik Lawan Angela Lee
Pertahanan gelar Juara Dunia ketiga Xiong ini menjadi salah satu laga – dan kebangkitan – terbaik pada tahun 2019.
Di ONE: A NEW ERA, ratu atomweight Lee naik satu divisi untuk menantang Xiong demi sabuknya. Dan tiga ronde pertama menampilkan sebuah aksi kompetitif yang sangat tipis, dimana “Unstoppable” mengincar dan beberapa kali mendaratkan takedown sementara Xiong nampak ingin tetap di atas.
Namun, pada ronde keempat, Lee maju dengan sebuah takedown di awal dan meraih posisi dominan di atas kanvas. Ia lalu menyarangkan armbar kuat yang membengkokkan lengan bintang Tiongkok itu ke sudut yang tak semestinya.
Tetapi, “The Panda” lolos dari percobaan submission dan bertahan memasuki ronde terakhir – dimana ia secara ajaib membalikkan keadaan.
Setelah melukai “Unstoppable” dengan serangan ke arah tubuh, Xiong merasakan kesempatan itu tiba dan menghujani penantangnya yang kelelahan itu dengan serangan familiar, dimana wasit terpaksa menghentikan laga pada menit 1:37 stanza kelima.
Kalahkan Teo Yang Sempurna Dalam Laga Ulang
Hampir tiga tahun berselang setelah mengalahkan Teo untuk merebut sabuk emas itu, Xiong kembali bertemu dengan wanita asal Singapura itu dalam pertahanan gelar Juara Dunia keempatnya di ONE: INSIDE THE MATRIX pada Oktober 2020 lalu.
Dengan sebuah pendekatan yang lebih terkalkulasi dari pertemuan pertama mereka, “The Panda” jauh unggul di atas kaki, dimana ia menunjukkan serangan tepat sasaran dan pertahanan takedown solid selama lima ronde keras.
Walau sang penantang menyarangkan takedown di akhir, keberhasilan Xiong di ranah stand-up itu memberinya kemenangan mutlak.
Dan, walau dirinya tidak mendapatkan penyelesaian, ratu strawweight ini menunjukkan evolusinya sebagai seniman bela diri campuran, dimana ia tak hanya bertarung secara agresif, tetapi juga strategis, selama lima ronde penuh.
Raih Kemenangan Mudah Atas Michelle Nicolini
Pertahanan gelar berikutnya bagi Xiong menempatkannya di hadapan Juara Dunia BJJ 13 kali Michelle Nicolini di ajang ONE: EMPOWER pada September 2021.
Sang Juara Dunia ini menempatkan ritme di awal dengan menjatuhkan Nicolini melalui pukulan kanan kuat pada menit-menit pembuka.
Dari titik itu, “The Panda” sangat jarang terlihat dalam bahaya, saat ia menyerang spesialis submission itu dengan pukulan sekeras piston selama mayoritas waktu dalam laga.
Sang penantang sempat melakukan pull guard untuk beberapa kali bertahan, namun Xiong sekali lagi membuktikan bahwa dirinya lebih dari sekadar petinju dengan menghindari ancaman submission.
Pada akhirnya, dominasi tersebut membawanya mencetak kemenangan mutlak.
Tak Pernah Kesulitan Saat Lawan Ayaka Miura
Xiong memasuki laga pertahanan gelar Juara Dunia keenam dan yang terbaru pada Januari lalu dengan menghadapi grappler kuat Jepang Ayaka Miura di ajang ONE: HEAVY HITTERS.
Tetapi, sekali lagi, “The Panda” mengandalkan pertahanan takedown dan striking eksplosif miliknya demi mendikte ritme dan posisi dalam pertarungan itu.
Walau sang penantang menerapkan usaha terbaiknya untuk mengamankan sebuah takedown, laga ini tetap berada di posisi atas selama lima ronde penuh.
Jelas bahwa Xiong juga siap untuk mengatasi teknik clinch-takedown dari Miura, dan tiap kali laga ini berlangsung dalam jarak dekat, ia mendaratkan pukulan dengan akurasi luar biasa.
Sementara dirinya tak mampu meraih penyelesaian, “The Panda” tak pernah sekali pun menemukan dirinya dalam kesulitan besar, yang semakin memastikan statusnya sebagai petarung strawweight wanita terbaik di dunia.