Membedah Divisi Heavyweight MMA ONE
ONE Championship memiliki divisi heavyweight yang selalu menampilkan beberapa seniman bela diri campuran paling berbakat dan unik di muka bumi. Namun, dalam beberapa bulan terakhir ini, divisi ini telah bertambah besar dan akan menjadi lebih kompetitif daripada sebelumnya.
Divisi ini dikuasai oleh seorang penguasa yang dominan selama lima tahun terakhir, namun beberapa bakat baru dan serangkaian Juara Dunia bela diri tersebut dapat mengancam kejayaannya.
Dengan itu, mari kita membedah lebih jauh divisi heavyweight dalam organisasi bela diri terbesar di dunia ini.
Sang Juara Dunia ONE Heavyweight
Hanya ada satu penguasa divisi heavyweight sejauh ini, dan sosok itu adalah Brandon “The Truth” Vera. Atlet keturunan Filipina-Amerika ini telah mendominasi sejak ia pertama kali tiba di atas panggung dunia.
Dalam debut promosionalnya pada bulan Desember 2014, Vera menggunakan arsenal Muay Thai yang luar biasa untuk mengalahkan Igor Subora melalui TKO pada ronde pertama. Berikutnya, ia mencetak KO atas Paul Cheng hanya dalam waktu 26 detik untuk memenangkan Kejuaraan Dunia ONE Heavyweight.
Sejak saat itu, “The Truth” telah mencatatkan dua pertahanan gelar yang sukses – dan sangat tegas. Ia mematahkan perlawanan grappler Jepang Hideki “Shrek” Sekine dengan serangan untuk mencetak kemenangan TKO pada ronde pertama di bulan Desember 2016 sebelum mencetak KO atas atlet kuat Italia Mauro “The Hammer” Cerilli dengan satu pukulan tunggal di bulan November 2018.
Sementara Vera juga berkompetisi di dalam divisi light heavyweight, ia tidak pernah merasa lebih nyaman atau lebih kuat daripada saat ia berlaga dalam divisi heavyweight.
“The Truth” memiliki aura yang luar biasa, dimana ia memang bertubuh besar dan liat, dimana akurasi dan kekuatan pencetak KO satu pukulannya sangat mematikan. Ia membuktikan itu di kemenangannya atas Cerilli, dimana sebuah hook kirinya dalam posisi bertahan mampu menjatuhkan “The Hammer” dalam waktu lebih sedikit lebih dari satu menit.
Pada saat yang sama, Vera memiliki teknik grappling yang seringkali terlewatkan – kemampuan yang sangat jarang terlihat karena pukulan dan tendangan yang berbahaya. Tetapi, atlet keturunan Filipina-Amerika ini memiliki latar belakang gulat yang digunakannya sesaat untuk bertahan dari percobaan takedown yang dilancarkan Sekine.
Singkatnya, Vera memang tak tertandingi dalam divisi heavyweight sampai saat ini, dengan menghentikan tiap lawan di stanza pembuka. Namun, ada beberapa atlet yang meyakini mereka dapat mengakhiri kejayaan sang raja dan merebut gelarnya.
Penantang Berikutnya
Sementara Vera memiliki latar belakang grappling, ia tidak memiliki catatan rekor dalam disiplin itu seperti penantang berikutnya, Arjan “Singh” Bhullar.
Atlet India ini datang dari keluarga yang mewarisi pencapaian tertinggi dalam gulat, dimana ia bahkan memenangkan medali emas Commonwealth Games dalam olahraga ini.
Dengan rekor profesional 10-1, Bhullar berhasil meraih pencapaian tinggi dengan teknik gulatnya dalam berbagai laga. Namun ia mengandalkan teknik tinju dalam debut promosionalnya di bulan Oktober 2019.
Malam itu, “Singh” bertukar serangan dengan Cerilli di posisi stand-up dan mengungguli atlet Italia itu sebelum meraih kemenangan mutlak.
Saat Bhullar menantang Vera demi gelar Juara Dunia, laga tersebut akan menjadi laga klasik antara seorang grappler dan striker. Namun seperti “The Truth” dapat beralih ke grappling saat dibutuhkan, atlet India ini memiliki kualitas serangan atas yang diasahnya tiap waktu.
Kombinasi tersebut dapat menjadi kesempatan bagi dirinya untuk naik tahta dalam divisi heavyweight.
- Membedah Divisi Atomweight Wanita ONE Di Disiplin Bela Diri Campuran
- Pantauan Mendalam Tentang Divisi ONE Bantamweight Muay Thai
- Menyoroti Divisi Atomweight Wanita Di ONE Super Series Muay Thai
Para Grappler Baru
Selama beberapa bulan terakhir, serangkaian grappler kelas dunia bergabung bersama “The Home Of Martial Arts” – dimana mereka semua mengincar sabuk emas Juara Dunia ONE.
Juara Dunia Gulat Greco-Roman Amir Aliakbari memberi ancaman tersendiri pada divisi heavyweight. Atlet asal Iran ini memiliki rekor profesional 10-1, dengan tujuh kemenangan TKO di tangannya. Sebagai tambahan dari teknik grappling-nya yang luar biasa, ia memiliki pukulan berat dan menyerang layaknya palu gada.
Aliakbari sudah berharap akan dapat segera menantang Vera. Faktanya, ia dengan sopan meminta sang juara untuk menurunkan sabuknya melalui Instagram – jika ia tidak melakukan itu, atlet Iran ini nampaknya siap untuk “menghancurkan wajahnya.”
Sementara itu, Juara Dunia Brazilian Jiu-Jitsu dan atlet veteran dalam bela diri campuran Tom DeBlass juga menjadi tambahan terbaru bagi jajaran atlet ONE. Atlet asal AS ini, yang juga pelatih dari Garry “The Lion Killer” Tonon, memiliki rekor profesional 9-2 dengan tingkat penyelesaian 66 persen.
DeBlass mundur dari olahraga itu pada bulan November 2013 untuk terfokus pada BJJ, tetapi Chairman dan CEO ONE Championship Chatri Sityodtong membakar kembali semangat atlet ini dalam bela diri campuran. Kini, ia siap untuk kembali tampil dan berencana melakukannya dengan cara yang jauh lebih baik dari sebelumnya.
Ada sosok lain yang menunggu kesempatannya, yaitu Marcus “Buchecha” Almeida, seorang Juara Dunia Brazilian Jiu-Jitsu 13 kali yang telah berlatih di American Kickboxing Academy untuk mengantisipasi debutnya dalam bela diri campuran.
Walau Almeida mungkin belum memiliki pengalaman kompetisi dalam bela diri campuran, potensi luar biasa yang ia miliki sangat jelas, dan ia dapat menjadi penantang serius dalam beberapa tahun ke depan.
Dua Stiker Fenomenal
Terdapat dua striker luar biasa dalam divisi heavyweight yang mungkin harus meraih beberapa kemenangan sebelum meraih perebutan gelar Juara Dunia – Mauro Cerilli dan Alain “The Panther” Ngalani.
Cerilli memasuki organisasi ini saat berada di puncak permainannya, dengan lima kemenangan beruntun dan gelar Juara Cage Warriors Heavyweight. Sementara Vera dan Bhullar mampu mengalahkannya dalam laga mereka masing-masing, atlet Italia ini menggunakan teknik grappling yang sangat jarang terlihat dan serangan lutut destruktif untuk mengalahkan Ngalani melalui TKO pada bulan Maret 2019.
Walau ia tak dapat menampilkan kemampuannya dalam laga tersebut di atas, Ngalani mungkin adalah salah satu striker paling berbahaya dalam divisi ini. Raksasa ini empat kali menjadi Juara Dunia Muay Thai dan Kickboxing yang telah mencetak beberapa momen luar biasa sejak mencetak debut bela diri campurannya pada bulan September 2013.
Ngalani telah mengalahkan Subora, mencetak KO atas Mahmoud Hassan dengan tendangan tumit memutar dalam waktu 31 detik, serta menjatuhkan Sekine dengan pukulang tunggal dalam waktu 11 detik. Ia juga menunjukkan permainan grappling yang semakin berkembang dalam kemenangannya atas Ariunbold Tur-Ochir.
Sementara ia mungkin cukup jauh dari perebutan gelar, “The Panther” memiliki determinasi untuk menjadi Juara Dunia ONE, dimana ia dapat menambah pencapaiannya secara dramatis dengan mengalahkan seorang legenda asal Brasil Vitor “The Phenom” Belfort, yang mungkin juga memutuskan untuk menjadikan divisi heavyweight ini rumahnya.
Baca juga: Arjan Bhullar Pastikan Cetak Penyelesaian Atas Brandon Vera: ‘Saya Adalah Masa Depan’