Membedah Divisi ONE Featherweight Kickboxing Jelang ONE X
Dari sang Juara Dunia sampai para penantang teratas dan petarung elite yang menunggu kesempatan, divisi featherweight kickboxing ONE dapat menandingi divisi apa pun dalam olahraga tarung.
Dan, pada Sabtu, 26 Maret ini, bintang terbesar mereka akan berlaga dalam ajang bersejarah 10 tahun berdirinya organisasi ini, ONE X. Di Singapore Indoor Stadium, semua atlet tersebut akan berjuang demi gelar Juara Dunia, menyelesaikan turnamen Grand Prix dan berjuang untuk tetap relevan.
Sebelum aksi itu berlangsung, mari lihat apa yang terjadi dalam divisi terberat yang pernah ada ini.
Juara Dunia Featherweight Kickboxing Superbon
Di puncak divisi kickboxing terpadat di muka bumi, duduklah sang mesin penghancur Superbon Singha Mawynn, yang memasuki rangkaian ONE Super Series setelah karier gemilang di seluruh dunia.
Atlet Thailand berusia 31 tahun ini mengejutkan dunia olahraga tarung pada Oktober lalu dengan meng-KO ‘GOAT’ kickboxing Giorgio Petrosyan dalam laga Kejuaraan Dunia ONE Featherweight Kickboxing perdana mereka.
Tendangan kepala epik atas “The Doctor” itu mengejutkan dunia striking dan mengumumkan aksi tersukses Superbon sejak debutnya di ONE satu tahun sebelumnya, saat ia mengalahkan sesama atlet Thailand dan penantang peringkat ketiga Sitthichai “Killer Kid” Sitsongpeenong.
Terlebih lagi, KO Superbon atas penantang teratas Petrosyan saat itu menjadikannya nama yang paling diincar dalam divisi featherweight kickboxing. Kini, pria berikutnya dalam daftar kami akan mencoba melengserkan sang penguasa baru di ONE X.
#Penantang Teratas Marat Grigorian
Berada di bawah Superbon adalah penantang teratas featherweight kickboxing baru, Marat Grigorian, seorang Juara Dunia Kickboxing berkali-kali yang mencetak dua penampilan mengejutkan di ONE Super Series.
Dalam debutnya, atlet Armenia itu mengalahkan atlet kuat Rusia Ivan Kondratev pada ronde kedua dengan hook kiri keras ke arah tubuh.
Lalu, dalam babak perempat final ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix bulan Oktober lalu, Grigorian memaksa striker legendaris Andy “Souwer Power” Souwer untuk mengaku kalah setelah cedera kaki pada ronde kedua.
Sayangnya, bagi Grigorian, ia harus mundur dari babak semifinal turnamen itu karena protokol kesehatan dan keamanan COVID-19. Namun, ia akhirnya mendapatkan kesempatan melawan Superbon setelah sang Juara Dunia itu memutuskan tak ingin menunggu sampai Grand Prix berakhir untuk beraksi.
Beberapa penggemar meyakini bahwa Grigorian tak seharusnya melewatkan sang pemenang turnamen ini, namun jika anda memiliki catatan rekor 65-11-1 (1 NC) dan sang Juara Dunia itu menantang anda, tak banyak perdebatan yang harus terjadi.
Kedua pria itu juga memiliki sejarah, karena Grigorian menghentikan Superbon via KO ronde pertama di tahun 2018. Tetapi, atlet Thailand itu berjanji untuk membuktikan dirinya saat ini – mungkin dengan sebuah tendangan tinggi keras lainnya.
Finalis ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix
Turnamen ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix ini dimulai dengan delapan striker terhebat dunia, namun kini hanya dua tersisa – Sitthichai dan penantang peringkat keempat Chingiz “Chinga” Allazov.
Sitthichai mengalahkan penantang peringkat kelima Tayfun “Turbine” Ozcan dan Davit Kiria – melalui keputusan terbelah dan kemenangan mutlak, secara berurutan – menuju Final Kejuaraan itu, sementara Allazov mengalahkan Samy “AK47” Sana dan Smokin’ Jo Nattawut, keduanya dengan KO ronde pertama.
Yang menjadikan laga ini lebih menarik lagi adalah bahwa Sitthichai memiliki kemenangan atas Allazov. Pada tahun 2014, keduanya menjalani sepasang ronde tambahan di luar ONE, dan superstar Thailand itu meraih kemenangan via keputusan.
Kini, Allazov dan Sitthichai menjadi petarung yang sangat berbeda, maka akan sangat menarik untuk melihat apakah striker Azerbaijan-Belarusia itu dapat membalas rival lamanya dengan penyelesaian ketiga beruntun di dalam Grand Prix.
Kedua pria ini juga memiliki resume luar biasa dalam karier mereka, karena “Killer Kid” adalah Juara Dunia Muay Thai dan Kickboxing delapan kali, dan “Chinga” dua kali menjadi Juara K-1 Kickboxing.
Penantang Teratas Featherweight
Petrosyan mungkin menderita kekalahan mengejutkan atas Superbon, namun ia tetap menjadi kickboxer featherweight elite. Kapan pun, ia dapat maju, menghadapi dan mungkin mengalahkan para petarung dalam jajaran lima besar. Karena itu, ia masih menjadi ancaman bagi singgasana Superbon.
Sebaliknya, hanya karena Ozcan kalah melalui keputusan terbelah di tangan Sitthichai, ini tak berarti bahwa ia tersingkir dari gambaran perebutan gelar Juara Dunia. Laga antara dirinya dan “Killer Kid” sangat tipis sampai sebuah laga ulang dapat saja digelar.
Dan, terdapat pula penantang peringkat ketiga featherweight Muay Thai Nattawut dan atlet peringkat kelima featherweight Muay Thai, Sana. Walau mereka menemukan kesuksesan luar biasa dalam disiplin tersebut, mereka dapat terus berkompetisi dalam kickboxing dan menciptakan kesulitan bagi tiap lawan.
Lagipula, striker Prancis-Aljazair Sana mampu mencapai Final Kejuaraan Grand Prix 2019, dan dinamo asal Thailand Nattawut bersedia mengambil laga terakhirnya melawan Allazov itu melalui pemberitahuan singkat – yang seluruhnya berbicara tentang para kompetitor ini.
Bintang Terbaru Divisi Featherweight Kickboxing
Terdapat dua orang yang tak berada dalam peringkat lima besar featherweight kickboxing ONE, tetapi mereka jelas akan memasukinya setelah satu kemenangan selanjutnya.
Enriko “The Hurricane” Kehl dan Kiria yang disebutkan di atas memulai aksi perempat final World Grand Prix di sisi yang sama sebagai lawan.
Kehl memasuki laga itu setelah pertarungan keras melawan Allazov beberapa bulan sebelum turnamen ini diumumkan. Laga mereka berakhir dalam keputusan terbelah, yang dapat saja menguntungan bagi pihak mana pun. Sementara itu, Kiria beraksi setelah kekalahan di tangan Petrosyan.
Namun, striker Georgia itu mengejutkan para penggemar saat ia menghentikan Kehl pada ronde ketiga melalui tiga knockdown, yang membawanya menderita kekalahan semifinal di tangan Sitthichai.
Ke depannya, salah satu dari kedua pria ini dapat menjadi ancaman serius bagi jajaran puncak divisi ini.