Membedah Keempat Laga Perempat Final ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix
Para pria bertubuh kecil dengan hati terbesar – itulah yang sering ada di dalam pikiran para penggemar saat melihat para atlet dalam divisi flyweight Muay Thai.
Dan, pada Jumat, 20 Mei, delapan striker terbaik dari divisi ini akan menampilkan seluruh kemampuan mereka saat memasuki babak perempat final ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix dalam ajang ONE 157: Petchmorakot vs. Vienot.
Namun, turnamen Grand Prix prestisius ini akan sedikit berbeda dari berbagai turnamen sebelumnya di bawah bendera ONE Championship.
Daripada menunggu sang pemenang, Juara Dunia divisi ini, Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon, akan turut berpartisipasi dan mengincar sabuk perak itu. Dan, jika Rodtang tereliminasi, Juara Grand Prix ini akan menantangnya demi gelar Juara Dunia dalam laga selanjutnya.
Sebelum aksi berlangsung di Singapore Indoor Stadium pada akhir bulan ini, mari kita lihat keempat laga perempat final yang akan tersaji.
Rodtang Jitmuangnon vs. Jacob Smith
Laga ini menempatkan bintang Muay Thai terbesar dunia melawan petarung baru – dengan determinasi tinggi – yang cukup fenomenal.
Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Rodtang Jitmuangnon memiliki catatan rekor 267-42-10 sebagai atlet profesional, sementara Juara Muay Thai Inggris Jacob Smith memasuki laga ini dengan catatan rekor 14-5-1 dalam striking.
Namun, sementara Rodtang belum pernah mengalami kekalahan di bawah peraturan Muay Thai atau kickboxing bersama ONE Championship, ia jelas hampir melihat kekalahan itu.
Faktanya, “The Iron Man” mencatatkan empat kemenangan melalui keputusan terbelah di dalam Circle, dengan hasil tertipis saat ia melawan sesama peserta Grand Prix Walter Goncalves. Selama lima ronde, pria Brasil itu bertukar serangan keras dengan Rodtang dan tak sedikit pun mundur.
Anda dapat mengharapkan gaya yang sama dari Smith, yang sangat menyerupai versi muda dari sosok Liam “Hitman” Harrison dengan tendangan rendah kerasnya. Pria Inggris berusia 29 tahun itu juga dapat meningkatkan tensi dengan siku dan serangan lutut di udara, yang menunjukkan kekhasan miliknya.
Jika Rodtang mampu memancing pria Inggris itu di awal, ia akan meraih kemenangan mudah. Namun, jika Smith tetap dapat menjaga emosinya, kemampuan agresifnya dapat membawanya ke sebuah kejutan besar pada ronde pertama.
Jonathan Haggerty vs. Walter Goncalves
Mantan Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai dan penantang teratas Jonathan “The General” Haggerty akan bertemu dengan kickboxer peringkat ketiga flyweight Walter Goncalves dalam laga yang dapat membawa salah satunya menjalani laga ulang dengan Rodtang.
Terlebih lagi, pertandingan ini juga akan melihat dua striker Muay Thai paling menarik di muka bumi bertarung demi kemenangan.
Haggerty telah menjadi kekuatan luar biasa dalam divisinya selama bertahun-tahun, dimana ia hanya mengalami kekalahan di tangan Rodtang dalam sepasang laga Kejuaraan Dunia. Selain itu, ia telah mengalahkan empat penantang teratas dengan tendangan dorong dan siku tajamnya.
Walau Goncalves memiliki catatan 0-2 di ONE, ia selalu menjadi kompetitor berbahaya. Pria dengan catatan karier 65-7 ini sangat menyukai serangan keras, dan ia akan melakukan itu saat menghadapi “The General.”
Jika Haggerty dapat menjaga jarak dari Goncalves dengan tendangan dorongnya, lalu masuk ke jarak dekat dengan teknik serangan siku ke bawah (downward elbow), pria Brasil itu akan mengalami malam yang sangat panjang.
Namun, jika Goncalves menemukan jarak untuk pukulannya, ia akan memberi kejutan besar bagi mantan penguasa divisi ini.
Superlek Kiatmoo9 vs. Taiki Naito
Jika ada laga babak perempat final yang menyajikan dua gaya berbeda, itu jelas menjadi pertarungan antara penantang peringkat kedua flyweight Muay Thai dan kickboxing “The Kicking Machine” Superlek Kiatmoo9 dan kickboxer peringkat keempat flyweight Taiki “Silent Sniper” Naito.
Seperti julukannya, akurasi dan kekuatan tubuh bagian bawah Superlek sangat ditakuti. Ia menggunakan seluruh tendangan itu untuk merangkum catatan rekor gabungan 127-29-4 dan 4-1 di dalam Circle, yang termasuk kemenangan atas penantang peringkat ketiga flyweight Muay Thai Panpayak Jitmuangnon.
Satu-satunya kekalahan “The Kicking Machine” di ONE tiba dalam laga Kejuaraan Dunia melawan sang penguasa flyweight kickboxing Ilias Ennahachi. Kini, saat ia kembali berusaha mengincar sabuk emas Muay Thai, pria 26 tahun ini akan memanaskan Singapore Indoor Stadium dengan ledakannya.
Di sisi lain, Naito memiliki pendekatan berbeda tentang Muay Thai – tetapi juga sangat berbahaya.
Atlet Jepang ini memiliki gaya kickboxing eksplosif yang dapat menciptakan permasalahan bagi Superlek, seperti yang kita lihat saat pria Thailand itu menantang Ennahachi.
“Silent Sniper” juga memiliki catatan rekor 5-1 bersama ONE Championship sejauh ini, dengan satu-satunya kekalahan di tangan Haggerty.
Ia memiliki kemenangan tegas atas sesama kompetitor di Grand Prix, Savvas “The Baby Face Killer” Michael, dan mantan Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing Petchdam “The Baby Shark” Petchyindee.
Savvas Michael vs. Amir Naseri
Savvas Michael juga ingin bangkit dari kekalahan beruntun di tangan Taiki Naito dan Lerdsila Phuket Top team – namun ia menghadapi tugas berat di babak perempat final melawan pendatang baru Amir Naseri.
Michael mengalami awalan sulit di ONE, namun ia memiliki catatan rekor 41-4 dalam kariernya dan berbagai gelar Juara Dunia Muay Thai. Selain itu, warga Siprus berusia 23 tahun ini menghabiskan beberapa tahun untuk belajar dari para pelatih dan petarung elite di Petchyindee Academy.
Beberapa perkembangan itu termasuk permainan tendangan dan serangan lutut yang lebih terasah, yang jelas akan digunakannya melawan atlet Iran-Malaysia itu.
Di sisi lain, Naseri adalah pria yang paling baru dalam babak perempat final ini, namun debutan berbahaya ini seharusnya tidak diremehkan.
Pria berusia 30 tahun itu memiliki kemampuan menyeluruh yang memberinya gelar Kejuaraan Omnoi Stadium, yang juga menjadikannya pria non-Thailand ketiga dalam sejarah yang mencapai hal itu.
Jika Michael dapat menemukan cara mengatasi jangkauan Naseri dan menyarangkan lututnya, ia dapat melunakkan lawannya dan dapat lebih mudah menyelesaikan laga dengan tendangan pada ronde-ronde terakhir.
Namun sebaliknya, jika pendatang baru ONE itu menampilkan kondisi yang melejitkan namanya dalam skena Muay Thai di tanah kelahiran disiplin itu, ia akan dapat lolos ke babak Grand Prix berikutnya.