Membedah Para Semifinalis ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix
Turnamen ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix dimulai dengan delapan striker flyweight Muay Thai terbaik di muka bumi. Namun, setelah babak perempat final berlangsung di ONE 157 pada Mei lalu, kini hanya tersisa setengahnya.
Perhitungannya mungkin sangat mudah, namun memprediksi bagaimana keempat semifinalis ini akan berjuang di btahapan berikutnya jelas sulit.
Di sini, kita akan melihat para peserta terbaru di ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix sebelum aksi berlanjut pada tahun ini.
Bintang Favorit Turnamen Ini – Rodtang Jitmuangnon
Memasuki Grand Prix, banyak penggemar memilih sang Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon menjadi pemegang sabuk perak prestisius dalam turnamen ini – dan itu memang sangat layak.
Belum ada petarung yang pernah mengalahkan superstar Thailand ini di bawah peraturan ONE Super Series, yang dibuktikan oleh catatan rekor 11-0 dalam liga khusus striking ini.
Pada babak perempat final, Rodtang menggilas lawan kuatnya, Jacob Smith, dengan dominasi total yang sangat berhati-hati. Para penonton mengira dirinya dapat menghentikan pria asal Inggris ini, namun sebaliknya, pria berusia 24 tahun itu bertarung dengan cerdas dan meraih kemenangan mutlak.
Para penggemar belum pernah melihat penampilan metodik seperti ini dari “The Iron Man.” Itu tak hanya menunjukkan perkembangannya sebagai seorang kompetitor, namun itu juga mengirimkan pesan bahwa kecerdasannya dapat menandingi gayanya yang sangat agresif.
Saat Rodtang memasuki babak berikutnya dalam turnamen ini, ia akan harus menunjukkan lebih banyak IQ tanding miliknya.
Lagipula, sebuah kesalahan dalam babak semifinal melawan penantang #4 Savvas “The Baby Face Killer” Michael dapat memberinya cedera – bahkan jika ia menang – dan memaksanya mundur dari Grand Prix ini.
Itulah yang tak diinginkan Rodtang. Itu juga yang tak diinginkan para penggemar. Maka, anda akan dapat berharap bahwa atlet Jitmuangnon Gym ini akan menunjukkan sekilas aksi agresifnya saat diperlukan, namun juga striking terkalkulasi yang dapat mengalahkan bintang baru asal Siprus itu.
Sang Kuda Hitam – Savvas Michael
Michael akan harus berusaha keras dalam babak semifinal ini, dan takkan ada yang dapat menyangkal itu. Tetapi, para pendukungnya yakin bahwa kedewasaannya sebagai petarung akan memberinya kemenangan besar atas Rodtang.
Melawan pendatang baru ONE Amir Naseri di babak perempat final, “The Baby Face Killer” menunjukkan bagian permainannya yang belum pernah terlihat sebelum itu. Ia nampak memainkan peranan matador profesional, sementara rivalnya keturunan Iran-Malaysia itu menerjang dengan liar di dalam Circle.
Michael hanya menyerang saat dibutuhkan, dan saat laga ini berakhir, ia keluar dengan kemenangan mutlak yang mengubah arah kariernya itu.
Striker Siprus ini hanya memiliki catatan rekor 1-2 di ONE Championship sebelum laga itu – dimana ia harus mengakui keunggulan Lerdsila Phuket Top Team dan Taiki “Silent Sniper” Naito – yang menjadikan dirinya kuda hitam dalam Grand Prix ini.
Namun, melalui kemenangan impresifnya atas Naseri, sang Juara Dunia WMC dan WBC Muay Thai itu muncul dari kegelapan dan akan masuk menjadi sorotan dalam sebuah laga yang sangat ditunggu melawan Rodtang.
Penantang Teratas – Superlek Kiatmoo9
Jika ada seseorang yang menjadi atlet favorit kedua dalam ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix ini, sosok itu adalah penantang teratas Superlek “The Kicking Machine” Kiatmoo9.
Atlet sensasional Thailand ini memiliki catatan rekor 4-0 di bawah ONE Super Series Muay Thai dan membawa empat gelar Juara Dunia di luar organisasi ini.
Seperti yang ditunjukkan oleh julukannya, tendangan kanannya memang sangat, sangat berbahaya. Itu adalah teknik sederhana, namun lawan-lawan Superlek mengetahui perbedaan dari mengetahui apa yang akan datang dan mempertahankan diri mereka untuk apa yang datang itu.
Naito mengetahui hal ini secara langsung dalam babak perempat final turnamen ini. Satu per satu, “The Kicking Machine” melepaskan tendangan kanannya, mengincar lengan dan tubuh atlet Jepang itu.
Nampaknya, Superlek berada dalam jalur untuk beradu dengan Rodtang – sebuah laga yang sangat ingin dilihat oleh siapa pun. Namun, agar dirinya dapat menantang kompatriotnya asal Thailand itu di babak final, pria berusia 26 tahun ini harus melewati seorang pria yang takkan tunduk dengan mudah.
Bintang Baru Yang Gigih – Walter Goncalves
Penantang peringkat kelima Walter Goncalves belum pernah mendapatkan laga mudah di ONE Championship – dan ia belum pernah meminta satu pun.
Faktanya, sejak pria Brasil ini tunduk di tangan Rodtang melalui keputusan terbelah yang sangat tipis pada bulan Oktober 2019, ia berharap untuk mendapatkan sebuah kesempatan lainnya untuk menghadapi “The Iron Man.”
Pria berusia 24 tahun ini mendekati tujuan tersebut dengan KO ronde pertama yang mengejutkan atas Josue “Tuzo” Cruz dalam perempat final ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix. Tetapi ia masih harus mengatasi Superlek – salah satu penantang tersulit yang akan pernah dihadapinya.
Goncalves jelas tidak akan diunggulkan, namun para penggemar seharusnya tak boleh meremehkan pria yang mampu menyeret Rodtang melewati lima ronde penuh aksi.
Saat pria Brasil ini mulai memanas, ia akan sangat sulit diredam. Saat ia maju mengincar lawannya, ia akan sulit dihindari. Jika dirinya dapat menampilkan aksi panas melawan Superlek dan tak memberi ruang bagi pria Thailand itu untuk menendang, ia mungkin akan kembali menghadapi rival lamanya di babak final.