Mendalami Susunan Atlet Dalam Divisi Flyweight ONE Super Series Muay Thai
Divisi flyweight dalam rangkaian ONE Super Series Muay Thai adalah salah satu divisi yang sarat dengan aksi keras di “The Home Of Martial Arts.”
Biasanya, para atlet ini bertubuh lebih kecil dari para kompetitor dalam divisi yang lebih berat, yang berarti mereka akan jauh lebih cepat dan sangat jarang kelelahan. Kombinasi ini juga memberikan laga luar biasa nan epik antara beberapa striker flyweight terbaik.
Dengan itu, marilah kita telaah lebih dalam siapa saja yang berlaga di dalam divisi flyweight ONE Super Series Muay Thai.
Sang Juara Dunia
Sang Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon adalah kekuatan yang tak terkalahkan dalam divisi ini.
Sejak ia mengalahkan Sergio “Samurai” Wielzen dalam debut promosionalnya di ajang ONE: CONQUEST OF HEROES pada bulan September dua tahun lalu, ia telah menunjukkan pada para penggemar dan lawan-lawannya bahwa ia hanya mengetahui satu arah – maju.
Terlebih lagi, perwakilan Jitmuangnon ini sangat gemar menggunakan tangannya. Pukulan ke arah tubuh dari pria ini dapat mengoyak rusuk terkuat sekalipun.
Simak saja saat ia menghadapi Jonathan “The General” Haggerty untuk kedua kalinya. Dalam laga pertahanan gelar Juara Dunia di ajang ONE: A NEW TOMORROW Januari lalu, Rodtang menyarangkan serangan ke arah tubuh yang menjatuhkan Haggerty pada ronde pertama, sebelum ia mencetak tiga knockdown pada ronde ketiga yang menghasilkan kemenangan TKO.
Dengan rekor 8-0 bersama ONE, serta pencapaiannya untuk mengalahkan yang terbaik dalam divisi tersebut, “The Iron Man” hanya memiliki dua lawan potensial yang belum menjadi “samsaknya.”
Namun, salah satu pria tersebut mungkin tak mungkin disentuhnya.
Penantang Selanjutnya
“The Angel Warrior” Panpayak Jitmuangnon, rekan satu tim Rodtang, adalah penantang teratas dalam divisi flyweight. Namun karena keduanya berlatih bersama di Jitmuangnon Gym, mereka hampir tidak mungkin berhadapan di dalam ring.
Namun, Panpayak dapat membantu Rodtang bersiap untuk sebuah laga flyweight keras lainnya – bersama penantang peringkat kedua, “The Kicking Machine” Superlek Kiatmoo9.
Seperti Rodtang, “The Kicking Machine” masih tak terkalahkan di ONE setelah ia menaklukkan Lao Chetra, Rui Botelho dan Panpayak sendiri. Ia akan membawa momentum kemenangannya itu untuk memasuki ring melawan Fahdi “The Gladiator” Khaled di ajang ONE: A NEW BREED II yang sebelumnya direkam di Bangkok, Thailand dan akan tayang pada hari Jumat, 11 September ini.
Setelah mencetak kemenangan meyakinkan atas Panpayak di bulan Juli, sebuah kemenangan melawan Khaled, Jumat ini, akan membuktikan bahwa Superlek layak mendapatkan sebuah perebutan gelar Juara Dunia melawan sang penguasa divisi.
Julukan Superlek jelas memamerkan arsenalnya. Salah satu perwakilan terbaik Kitamoo9 ini sangat luwes dalam melayangkan tendangan kirinya dengan presisi luar biasa di tengah laga. Adalah penempatan waktu itu yang membawanya meraih tiga kemenangan bersama “The Home Of Martial Arts.”
Mantan Penguasa
Haggerty, mantan Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai, masih berada di dalam jajaran lima atlet teratas dalam divisi flyweight, dimana satu atau dua kemenangan berikutnya melawan rival teratasnya akan kembali membawanya memasuki laga perebutan gelar.
Walau ia mengalami kekalahan beruntun dari Rodtang, Haggerty mencetak kemenangan atas Joseph “The Hurricane” Lasiri dalam debutnya di bulan Januari 2019 di ajang ONE: ETERNAL GLORY, sebelum ia unggul atas sang legenda hidup Sam-A Gaiyanghadao di ajang ONE: FOR HONOR empat bulan kemudian.
Dalam laganya melawan Sam-A, “The General” merebut gelar Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai.
Dengan kemampuan menyeluruh dalam “seni delapan tungkai,” Haggerty dapat berlaga melawan para atlet flyweight terbaik di ONE. Ia membuktikan bahwa dalam pertandingan kelas dunianya melawan Sam-A, yang menghasilkan berbagai analisa untuk membedah apa yang atlet Inggris ini lakukan sampai ia dapat melengserkan seorang legenda Muay Thai.
- Pertaruhan Besar Bagi Para Bintang Di ONE: A NEW BREED II
- Pantauan Mendalam Tentang Divisi Bantamweight Di ONE Super Series Muay Thai
- Menyoroti Divisi Atomweight Wanita Di ONE Super Series Muay Thai
Tiga Ancaman Besar
Karena Panpayak hampir tak mungkin berlaga demi gelar Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai selama Rodtang menggenggam sabuk itu, ia mungkin akan tetap sibuk mengatasi ancaman yang mungkin akan hadir bagi sahabat satu timnya itu.
Ketiga pria tersebut adalah Mongkolpetch Petchyindee Academy, Taiki “Silent Sniper” Naito dan Elias “The Sniper” Mahmoudi.
Mongkolpetch terakhir berlaga bersama ONE melawan atlet Kamboja Sok Thy. Terlepas dari tekanan yang diberikan Thy selama tiga ronde penuh, Mongkolpetch mampu untuk tetap tenang dan mematahkan serangan lawan dari luar jarak serangan untuk meraih kemenangan.
Gaya serangan balik itu juga membawanya meraih kemenangan atas Alexi “Phet” Serepisos dan Joseph Lasiri jelang laganya bersama Thy. Strateginya ini sangat kontras dengan Rodtang, yang berarti ia tak akan terpancing oleh kompatriotnya itu jika mereka bertemu di dalam ring.
Di sisi lain, Naito memang cukup licin. Seperti yang dilihat oleh penggemar bela diri dalam laganya melawan “The Baby Face Killer” Savvas Michael Petchyindee Academy di ajang ONE: WARRIOR’S CODE bulan Februari lalu, petarung Jepang ini berada satu langkah di depan rivalnya yang agresif, dengan menggunakan push kick dan tendangan memotong untuk merusak keseimbangan Savvas saat menekan maju.
Akan sangat menarik untuk melihat apakah Naito dapat menggunakan taktik licin tersebut melawan Rodtang, karena sang Juara Dunia itu jauh lebih agresif dari Savvas dan memiliki kekuatan jauh lebih besar.
“The Sniper” adalah seorang spesialis Muay Thai lainnya yang dapat mendobrak kapanpun juga. Setelah berbagi kemenangan dan kekalahan bersama Yukinori Ogasawara dan Petchdam, ia mengejutkan para penggemar bela diri dengan sebuah kemenangan atas salah satu atlet tercerdas yang pernah tampil di ring ONE – Lerdsila Phuket Top Team di ajang ONE: MARK OF GREATNESS bulan Desember 2019.
Arsenal Mahmoudi dipenuhi berbagai senjata andalan, namun pola tendangannya, yang ia akhiri dengan pukulan dan serangan siku acak, dapat membingungkan atlet yang paling berpengalaman dalam divisi ini.
Mantan Penantang Gelar Juara Dunia
Terlepas kekalahannya dari Rodtang bulan Juli lalu, mantan Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing Petchdam “The Baby Shark” Petchyindee Academy tetap menjadi kekuatan dominan dalam divisinya.
Walau ia memiliki dua kekalahan dalam catatan rekornya bersama ONE, Petchdam mengalahkan Josh “Timebomb” Tonna, Kenny “Pitbull” Tse, Masahide “Crazy Rabbit” Kudo, Elias “The Sniper” Mahmoudi dan Kohei “Momotaro” Kodera.
Mirip dengan Superlek, Petchdam adalah atlet southpaw dengan tendangan kiri yang sangat berbahaya. Faktanya, ia mencetak kemenangan KO atas Tonna dengan cara luar biasa saat sebuah tendangan kirinya tersambung ke tubuh rivalnya. Tetapi, bagian lutut dari tendangan itulah yang mengenai rahang atlet Australia tersebut, yang seketika menjatuhkannya ke atas kanvas.
Kandidat Bintang Baru
Khaled tidak mendapatkan penyambutan mudah di dalam “The Home Of Martial Arts.” Pada debutnya di bulan Januari 2019, ia menghadapi Rodtang – yang belum menjadi Juara Dunia ONE – dan mampu menekan superstar masa depan itu sampai akhir pertandingan terlepas dari kekalahannya.
Setelah beristirahat selama satu tahun dari ONE untuk membangun kemampuannya dalam sirkuit Muay Thai di Thailand, Khaled kembali dengan sangat kuat melalui sebuah kemenangan mutlak atas lawannya Huang Ding di ajang ONE: NO SURRENDER II.
Yang menjadikan “The Gladiator” seorang lawan yang layak bagi atlet flyweight manapun dalam daftar ini adalah gaya serangannya yang tak tertebak. Ia mencetak beberapa kombinasi yang anda mungkin tak akan lihat dari petarung Muay Thai lainnya, dimana ia juga selalu berpindah-pindah posisi.
Sebuah kemenangan atas Superlek dalam laga kickboxing, Jumat ini, dapat menempatkan namanya dalam jajaran lima petarung teratas di salah satu disiplin striking itu, atau bahkan keduanya.
Baca juga: Kartu Pertandingan Resmi Untuk Gelaran ONE: A NEW BREED II