Mengapa DJ Sangat Spesial? Ini Pendapat Rekan Satu Timnya

Demetrious Johnson DCIMGL7384

Hanya sedikit orang memiliki sumber terdekat untuk melihat apa yang dibutuhkan untuk menjadi “GOAT,” tetapi rekan latihan Demetrious “Mighty Mouse” Johnson, James Yang, menyaksikan semua itu sejak awal.

Sebagai rekan satu tim yang dipercaya sang Juara ONE Flyweight World Grand Prix itu, Yang melihat bagaimana Johnson berlatih dan bekerja keras dalam berbagai kamp pelatihan.

Itu termasuk persiapan laga DJ berikutnya, saat ia menantang Juara Dunia ONE Flyweight Adriano “Mikinho” Moraes di “ONE on TNT I,” Kamis pagi, 8 April ini.

Berbagi matras dengan sang legenda ini bukanlah sesuatu yang aneh bagi Yang, dimana ia selalu terinspirasi oleh “Mighty Mouse.”

“Kami telah berlatih bersama selama enam atau tujuh tahun. Berlatih dengan pria yang dianggap sebagai salah satu yang terbaik, jika bukan yang terbaik, sangat menyenangkan,” tegasnya.

“Itu adalah sebuah kehormatan. Itu seperti pembelajaran konstan bersama pria itu. Dan hanya sepasang sahabat yang ingin menjadi lebih baik.”

Perjalanan Yang sendiri dimulai dalam seni bela diri tradisional — termasuk latihan di kuil Shaolin — sebelum ia menemukan gaya bela diri campuran di sasana terkenal, AMC Pankration, Washington, AS.

Respek dan kerendahan hati yang dimiliki Johnson itu jauh lebih besar dari beberapa rekan-rekannya asal Amerika Utara, dan hal ini sangat berarti bagi praktisi kung fu itu, yang menyambutnya dengan tangan dan pemikiran terbuka.

“Saya tak berlaga di MMA, saya hanya berkompetisi dalam beberapa turnamen bela diri lainnya sejak berusia 11 tahun, utamanya striking. Lalu, saya berpikir, ‘Apa yang terjadi jika itu berakhir di ground?’” kenangnya.

“Maka, saya mengincar pengetahuan itu, dan itu membawa saya ke AMC dan berlatih bersama DJ. Ia membantu saya menjadi lebih profesional dan melihat permainan ini dengan cara yang lain. Itu bukan hanya atribut fisiknya saja, tetapi aspek mental dari semua itu — nutrisi dan menjaga tubuh anda.”



Dalam pencariannya dalam permainan bela diri menyeluruh ini, Yang menemukan panutan terbaik. “Mighty Mouse” meraih reputasinya sebagai yang terhebat sepanjang masa (GOAT) karena ia adalah petarung yang dinamis dan cepat beradaptasi.

Johnson mendedikasikan waktunya untuk menguasai dasar-dasar dalam tiap area pertarungan, sembari berinovasi dan berevolusi. Kunci dari semua ini hanyalah kerja keras tanpa henti.

“Ia dikenal sangat serba bisa dan memiliki kemampuan bertransisi dengan cepat. Itu jelas datang dari latihan, namun ia berlatih sampai itu semua menjadi bagian dari instingnya,” kata Yang.

“Itulah pergerakan yang benar, karena ia melatihnya ribuan, dan ribuan, dan ribuan kali lagi. Ia berbakat, secara fisik — kecepatannya, jaraknya dan matanya sangat bagus. Namun cara ia bertransisi dan memadukan segala sesuatunya dengan sangat mulus, itulah yang menjadikannya berbeda.”

“Yang benar-benar menjadikannya spesial adalah kegigihannya. Ia tak pernah menyerah. Banyak orang berkata mereka dapat berjuang sampai pada titik dimana mereka harus menyerah. Itulah saat dimana ia malah mendobrak batasan-batasan itu.”

Yang menghabiskan beratus-ratus jam bersama rekan satu timnya selama bertahun-tahun, dan menyaksikan bagaimana DJ mendominasi lanskap flyweight di Amerika Utara dengan membawa determinasi sebagai dasar dari kesuksesannya.

Pada 2019, ia juga menyaksikan saat Johnson melawan tiga lawan teratas untuk mencapai mimpinya memenangkan kejuaraan World Grand Prix. Kini, Yang tak sabar melihat sahabatnya itu menghadapi Moraes di Kejuaraan Dunia ONE Flyweight.

Ini adalah kontes kolosal yang dapat menjadi saksi bagaimana Johnson memastikan kembali posisinya sebagai atlet flyweight terbaik dalam sejarah, namun sang penguasa asal Brasil lawannya memang mendapatkan penghormatan tersendiri dari semua orang di kamp pelatihan “Mighty Mouse.”

Yang melihat laga perebuta gelar tanggal 8 April ini akan berat untuk dijalani, namun ia mengetahui bahwa Johnson tak pernah menyisakan atau melupakan apa pun demi meraih kemenangan.

“Adriano Moraes adalah pria yang berbahaya. Ada alasan mengapa ia menjadi juara dan saya kira ia telah membuktikan itu,” kata Yang.

“Ia memiliki tubuh yang unik untuk divisinya. Ia jauh lebih tinggi, lebih kurus, dan memiliki keunggulan berat tubuh dari sebagian besar prianya. Ia juga memiliki kemampuan jiu-jitsu yang hebat, tetapi ia juga memiliki hal yang dapat digunakannya.

“Kami memastikan bahwa DJ tetap sehat dan berlatih keras, serta mencoba mengeksekusi game plan kami sebaik mungkin. Semoga beruntung bagi Adriano Moraes, tetapi kita akan melihat bagaimana ini berjalan. Saya bersemangat untuk itu.”

“Jika anda adalah penggemar olahraga tarung, jangan lewatkan [laga] ini, karena ini adalah laga yang hebat. Ini dapat menjadi penuh aksi, sangat keras, cepat dan tekniknya — ada semua di sini!”

Baca juga: Sahabat DJ Sebutkan Kehebatannya: ‘Ia Tak Mencari Jalan Pintas’

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9