Mengapa Renzo Gracie Dianggap Sebagai Legenda Bela Diri
BJJ Royalty. Renzo Gracie goes up against Yuki Kondo in a battle of martial arts icons on 27 July!Manila | 27 July | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onekings18
Posted by ONE Championship on Friday, July 20, 2018
Kata ‘ikon’ banyak disebutkan dalam dunia bela diri, namun Renzo Gracie adalah bukti nyata dari pengartian sebenarnya.
Sebagai seorang legenda sejati, ia mendapatkan penghormatan dari seluruh dunia bela diri campuran dan Brazilian jiu-jitsu sebagai seorang pionir, atlet elit, serta kompetitor tanpa rasa takut. Kini, ia akan menampilkan kemampuannya pada dunia bersama ONE Championship.
Sebagai anggota keluarga dari pendiri disiplin BJJ, ia memulai pendidikannya dalam “the gentle art” bahkan sebelum ia dapat berjalan, dimana ia membawa kemampuannya untuk menjalani sebuah karier yang bertahan selama lebih dari seperempat abad.
Sebelum ia tiba di Mall Of Asia Arena, Manila, Filipina, dalam laga melawan Yuki Kondo, tanggal 27 Juli, di ajang ONE: REIGN OF KINGS, simak mengapa namanya sangat dihormati di seluruh dunia.
BJJ Sejak Lahir
Hanya beberapa orang yang lahir dalam silsilah bela diri seperti Gracie.
Renzo lahir di Rio de Janeiro, Brasil – sebagai anak dari Grand Master Robson Gracie, seorang pemegang sabuk hitam tingkat sembilan BJJ, dan cucu dari pendiri Gracie Jiu-Jitsu Carlos Gracie.
Sebagai anggota dari keluarga yang sangat dihormati dalam dunia bela diri ini, ia mulai mempelajari disiplin tersebut bahkan sebelum ia dapat berjalan atau berbicara.
“Saya mulai belajar pada saat saya lahir, karena tiap kali ayah saya bermain dengan saya, ia bermain seperti melakukan gerakan jiu-jitsu,” sebutnya.
Ia memulai pelatihan formalnya pada usia yang ke-5, dan saat ia bertumbuh dewasa, ia diajar oleh lusinan pemegang sabuk hitam di keluarganya. Dua pengaruh terbesarnya adalah Rolls Gracie – bapak dari jiu-jitsu modern – dan Carlos Gracie Jr, yang memberinya sabuk hitam.
“Bertumbuh diantara orang-orang luar biasa dalam keluarga saya ini seperti bertumbuh bersama pahlawan super [yang anda idolakan],” katanya.
“Kebanyakan anak-anak memiliki komik atau menonton kartun untuk memilih pahlawan mereka, namun saya memiliki mereka di rumah saya. Saya melihat ayah saya melawan kakek saya, dan paman saya melawan kakak saya. Itu adalah pengalaman yang luar biasa, dan sangat mudah untuk menjadi seorang petarung.”
Menjadi Seorang Legenda
BJJ means everything to Renzo Gracie.
BJJ means everything to Renzo Gracie.Manila | 27 July | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onekings18
Posted by ONE Championship on Sunday, July 22, 2018
Saat Gracie mulai berkompetisi sebagai seorang seniman bela diri profesional, ia mengembangkan reputasi sebagai seorang pejuang yang akan menjalani tantangan apapun.
Ia melihat kariernya sebagai sebuah cara untuk memperpanjang sejarah keluarganya, dan bukan sebagai cara untuk mencapai kejayaan pribadi, dimana ia segera menghadapi lawan-lawan yang jauh lebih besar untuk menunjukkan bahwa Gracie Jiu-Jitsu adalah seni bela diri terbaik. Ia mengalahkan beberapa atlet heavyweight melalui KO dan submission.
Warga New Jersey ini juga membawa kemampuannya dalam berbagai kompetisi BJJ, serta membuktikan penguasaan teknik yang luar biasa dengan dua kali menjadi Juara Dunia ADCC Grappling.
Ia juga dikenal melalui Renzo Gracie Academy di kota New York, AS, yang dianggap sebagai salah satu sasana terbaik di dunia, serta berbagai afiliasinya di berbagai negara.
Sasana ini telah menghasilkan beragam atlet dan pelatih kelas dunia, namun Gracie bangga dengan pengaruh yang ia berikan pada seluruh murid-muridnya.
“Saya rasa ini adalah hadiah terbesar yang diberikan oleh seni bela diri bagi saya – untuk memberi kepada orang lain,” jelasnya. “Saya kira hal paling positif dari seni bela diri adalah kesempatan untuk membuka pintu yang akan menyentuh jiwa para murid, mengubah mereka sebagai manusia dan menjadikan mereka lebih baik.”
“Banyak orang berbicara tentang bagaimana olahraga dapat merubah kehidupan banyak orang. Seni bela diri dapat mengubahnya 10 kali lebih cepat, dan 10 kali lebih efisien.”
Bertahan Dari Kekalahan Terbesar
Walau ia dikenal lewat kemampuannya untuk bertahan dalam mengatasi kesulitan, ada satu waktu dalam kehidupannya dimana Gracie hampir terkalahkan.
Selama hidupnya, ia selalu berada di sisi adik lelakinya, Ryan – bertumbuh bersama, berlatih bersama, serta menjadi tim di pojok ring saat ia bertanding.
Setelah kematiannya pada tahun 2007, Gracie terpuruk.
“Saya tidak berlatih selama tiga tahun penuh setelah kematian adik saya. Saya benar-benar berhenti berlatih – saya bahkan tidak ingin melakukan push-up,” kenangnya.
“Ia adalah pria yang sangat berbakat – 10 kali lebih kuat dari saya. Saya adalah orang yang membesarkannya, yang melatihnya, yang mengajarnya.”
Ia diselamatkan dari keputusasaan saat mendapatkan kesempatan berlaga kembali di dalam arena. Walau ia akan memasuki usia yang ke-42 sebelum laga, ia mengangkat dirinya sendiri dari keterpurukan untuk memulai persiapannya.
Gracie harus mengurangi lebih dari 20 kilogram untuk dapat bertanding, namun ia berhasil melakukan itu untuk kembali berkompetisi. Kini, ia tidak lagi bermuram atas kepergian adiknya, namun ia menggunakan kenangan tersebut sebagai sumber inspirasi.
“Cara saya adalah untuk berdiam sejenak, mengingat seluruh kenangan luar biasa yang saya miliki bersamanya, serta menyadari bahwa kehidupan kami tidak dapat diukur dengan waktu dimana kami hidup. Kehidupan kami harus diukur dengan intensitas yang kami jalani – dan tidak seorangpun yang dapat menandingi adik saya,” sebutnya.
“Ia menandingi semua orang. Walaupun ia meninggal saat berusia 33 tahun, ia mungkin akan melampaui seseorang yang berusia 85 tahun.”
Usia Hanyalah Sebuah Angka
Renzo Gracie kini berusia 51 tahun, namun ia masih tidak menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
Ia telah berhadapan dengan atlet bela diri campuran terbaik dari seluruh dunia, namun ada satu hal yang masih ingin ia lakukan – untuk berkompetisi di dalam “The Home of Martial Arts.”
“Ini adalah perusahaan yang luar biasa. ONE mencetak beberapa gelaran terbaik di dunia. Itulah mengapa saya merasa memiliki hak istimewa untuk berlaga bersama ONE, dan di Manila,” katanya.
Kontes di kartu utama tersebut akan melihat seorang legenda melawan legenda lainnya, Yuki Kondo. Sebagai King Of Pancrase dalam tiga divisi dan seorang atlet veteran yang menjalani lebih dari 100 laga, Kondo adalah salah satu seniman bela diri campuran yang paling sukses dan berpengalaman.
Gracie tidak sabar menunggu tantangan tersebut, dan ia memiliki berbagai alasan untuk itu.
“Saya sejujurnya berpikir bahwa tantangan terbesar yang akan saya hadapi adalah laga berikutnya ini,” katanya.
“Itu bukan karena saya menganggap lawan saya luar biasa. Ini lebih kepada bahwa hal itu akan menjadi sesuatu yang baru. Saya tidak mengetahui apa yang akan terjadi.”
“Satu-satunya hal yang saya ketahui adalah bahwa saya akan menjadi pria yang lebih baik, saya akan menjadi guru yang lebih baik, dan saya akan menjadi manusia yang lebih baik dalam artian berbagi segala sesuatu yang telah saya pelajari di sana.”
Manila | 27 Juli | LANGSUNG dan GRATIS di ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Periksa daftar tayangan lokal untuk siaran global | Tiket: http://bit.ly/onekings18