Mengenal Dwi Ani Retno Wulan, Putri Rembang Yang Menyimpan Mimpi Besar
Pencapaian besar sering berawal dari sebuah mimpi, dan hal itu pula yang memicu atlet putri asal Kabupaten Rembang Dwi Ani Retno Wulan untuk terus melangkah dan merangkul semua harapannya.
Kesederhanaan memang kerap menghiasi kehidupan atlet yang lahir di desa Ngulaan, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah ini. Satu dekade lalu, mungkin terasa mustahil baginya bisa menembus pentas global.
Setelah menjalani sedikit demi sedikit perjuangan, ia kini mampu melebarkan sayap dengan menembus pentas global ONE Championship. Namun mimpinya terlalu besar untuk membuatnya cepat berpuas diri.
https://www.instagram.com/p/CCGemoxBXOs/
Hari ini, 7 Juli 2020, atlet yang bernaung di bawah Han Academy ini tepat berusia 22 tahun. Simak bagaimana perjalanan Dwi hingga bisa mendobrak batas dan tampil mewakili kampung halamannya di pentas internasional.
Awal Mula Mengenal Bela Diri
Dwi merupakan anak kedua dari dua bersaudara. Di keluarganya, ia adalah yang pertama terjun ke dalam dunia seni bela diri profesional.
Ia memang sudah menggilai tinju sejak usia remaja. Kala duduk di Sekolah Dasar (SD), bakat atletis telah tercium guru olahraganya. Namun dengan segala keterbatasan yang ada, tak pernah terbesit dalam benaknya untuk menjalani karier profesional.
Ia pun sempat tersandung restu dari orang tua, yang khawatir akan keselamatan putrinya jika harus berlaga dalam olahraga kombat. Namun kegigihan mampu membukakan pintu bagi Dwi.
Pada awal tahun 2016, saat masih berusia 17 tahun, ia mendapat tawaran berlatih tinju bersama Rita Wulansari, salah satu atlet ternama di daerahnya yang telah lebih dulu terjun dalam dunia olahraga kombat.
Setelah sebulan berlatih, ia dipercaya untuk terjun dalam kejuaraan tinju amatir di Semarang. Dalam penampilan perdananya, ia berhasil meraih medali perunggu. Tak lama berselang, Dwi kembali tampil dalam sebuah turnamen yang diselenggarakan pihak kepolisian daerah. Kala itu, ia mampu meraih medali emas.
Selang dua tahun, koleksi emasnya bertambah setelah menjuarai Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah dalam cabang Muay Thai pada tahun 2018.
Menembus Pentas Global
Setelah terjun dalam berbagai pentas bela diri nasional, talenta milik Dwi mulai tercium tim pencari bakat ONE Championship.
Debutnya dalam pentas global terjadi pada tanggal 17 November 2018. Dalam ajang ONE: WARRIOR’S DREAM, ia tampil agresif dan mampu membuktikan layak berada dalam jajaran atlet elit yang bernaung di “The Home Of Martial Arts.”
Setelah berlaga selama tiga ronde, ketiga juri sepakat memberinya kemenangan lewat putusan mutlak. Hasil ini pun membuka sebuah lembaran baru dalam kisah hidup Dwi.
Pada 12 April 2019, dalam ajang ONE: ROOTS OF HONOR, salah satu mimpi Dwi kembali terwujud. Kala itu, ia tampil membawa bendera Merah Putih untuk tampil menghadapi atlet veteran asal Vietnam-Amerika Bi “Killer Bee” Nguyen.
Laga tersebut menjadi yang pertama bagi Dwi untuk tampil di luar Indonesia. Meski telah berjuang, hasil akhir belum berpihak padanya. Namun, hasil tersebut membuatnya menjadi semakin termotivasi untuk memperbaiki keterampilan dalam ranah ground serta striking.
“Saya sangat bangga dapat mewakili Indonesia, apalagi jika mengingat bahwa saya datang dari keluarga sederhana,” kata Dwi kala itu.
Mimpi Membanggakan Indonesia
https://www.instagram.com/p/B8TiG2wleCq/
Satu per satu, mimpi Dwi mulai menjadi nyata. Namun ia tak akan berhenti sampai mimpi terbesarnya untuk bisa memberi prestasi bagi keluarga serta Indonesia tercapai.
“Mimpi terbesar saya adalah melihat kedua orangtua sehat sampai saya bisa membanggakan dan mengangkat derajat mereka. Beliau adalah inspirasi saya, dan sumber semangat saya untuk selalu berjuang,” urai Dwi.
“Orang tua selalu mendukung karier saya baik di ONE Championship maupun dalam keseharian. Semoga karier saya di ONE Championship semakin berkembang dan maju membawa nama daerah dan bisa membuat Indonesia unggul,” pungkasnya.
Baca juga: Priscilla Bahas Laga Angela Lee Menghadapi Denice Zamboanga, Xiong Jing Nan