Miura Puji Pelatih Legendaris: Ia Tanamkan Disiplin Dan Kemauan
Setelah empat kemenangan submission via scarf-hold Americana dalam waktu hanya kurang dari tiga tahun, penantang peringkat keempat strawweight Ayaka “Zombie” Miura telah memastikan dirinya sebagai penantang berikut untuk penguasa divisi “The Panda” Xiong Jing Nan.
Kini, Miura akan menghadapi sang Juara Dunia ONE Women’s Strawweight pada puncak ONE: HEAVY HITTERS, yang tayang secara langsung dari Singapore Indoor Stadium pada Jumat, 14 Januari.
Yang menarik dalam laga ini adalah pertemuan antara ratu submission divisi strawweight melawan pencetak KO terbaiknya, yang akan memberi aksi keras dalam ajang pembuka bagi organisasi ini di tahun 2022.
Namun, sebelum pemegang sabuk hitam judo tingkat tiga ini memasuki Circle untuk laga terbesar dalam kariernya, ia melihat kembali seluruh pencapaian dalam seni bela diri campuran – sebuah perjalanan yang dipandu oleh sang pelatih dan atlet legendaris dalam skena MMA Jepang, Ryo “Piranha” Chonan.
Di puncak kariernya, Chonan adalah Juara Bela Diri Campuran Jepang yang bertanding dalam organisasi terbesar di seluruh dunia. Ia bahkan memenangkan penghargaan dari media seperti Sports Illustrated.
Chonan membangun kariernya untuk menjadi seniman bela diri yang sangat disiplin, dan itu adalah hal-hal yang diturunkan oleh Miura.
“Disiplin sangatlah penting untuk terfokus pada seluruh aspek individu tentang berlatih,” tegasnya.
Jelas, adalah disiplin yang membawa “Zombie” meraih kesuksesan dalam klub judo di sekolah menengah atas, memberinya respek dari para atlet handal di Tribe Tokyo MMA dan menjadikannya grappler yang sangat ditakuti.
Namun terkadang, disiplin itu dapat memudar, dan itulah yang terjadi pada Miura pada tanggal 28 Mei 2017.
Pada hari itu, ia dijadwalkan melawan atlet Brasil Thiane Sauza di Pancrase, namun ia tak memenuhi persyaratan berat badan. Seperti yang disaksikan media – dan saat lawannya lolos dari penimbangan berat badan – “Zombie” melihat dirinya di bawah sorotan dalam posisi yang janggal.
“Saya hanya ingin menghilang [saat itu],” akunya. “Namun satu hari setelah laga itu, saya pergi bersama Mr. Chonan dan Yuya Wakamatsu ke makam rekan satu tim kami, [Iyori] Akiba.”
Di tempat peristirahatan terakhir Akiba itu, ia menyadari bahwa saat dirinya tidak memberi 100 persen, ia gagal memberi yang terbaik bagi mantan rekan satu tim yang meninggal dunia dalam kecelakaan dan tak dapat lagi melanjutkan mimpinya.
“Saya tahu saya tak seharusnya menunjukkan diri saya seperti ini ke [Akiba]. Maka, dari titik itu, saya memutuskan untuk memicu lebih banyak semangat juang dalam diri saya. Berbagai hal berubah dari situ,” kenangnya.
- Setelah Kekalahan Berat, Meng Bo Sambut ‘Awalan Baru’
- Supergirl Peringatkan ‘Barbie’: ‘Pukulan Saya Bukanlah Mainan’
- Mampu ‘Tebak’ Strategi Lawan, Roman Kryklia Akan Dominasi Aygun
Setelah kunjungan tersebut, bintang Jepang ini merasakan sesuatu yang mengubah penampilannya di bawah bimbingan Chonan. Faktanya, ia memenangkan tiga dari empat laga berikutnya di Pancrase.
Lalu, pada Februari 2019, Miura mendominasi dalam debutnya bersama ONE Championship.
Di ajang ONE: CALL TO GREATNESS, ia mencetak submission atas mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Laura “La Gladiadora” Balin dengan teknik andalannya, scarf-hold Americana, dalam waktu 73 detik.
Miura kemudian menggunakan teknik tersebut untuk mencetak dua kemenangan submission lainnya pada ronde kedua – satu atas mantan penantang gelar Juara Dunia ONE lainnya Samara “Marituba” Santos dan sekali lagi atas mantan penantang lima besar Maira Mazar.
Miura juga akhirnya ditaklukkan oleh penantang teratas strawweight Tiffany “No Chill” Teo, namun ia kembali bangkit dengan meraih submission via scarf-hold Americana lainnya atas Rayane Bastos.
Kini, beberapa hari jelang laga bela diri campuran terbesarnya, “Zombie” terus memuji Chonan, pria yang dianggapnya bertanggung jawab untuk kesuksesannya di berbagai negara.
“Tak mungkin saya dapat berkompetisi di luar negeri tanpa dirinya. Ia tegas, namun ia mendukung saya dalam berbagai aspek. Saya sangat berterima kasih padanya,” tegas Miura.
“Sebagai pelatih, ia memberi kami dukungan solid selama waktu-waktu sulit. Karena ia benar-benar mengetahui kerasnya [olahraga ini], ia harus sangat tegas pada kami. Dan karena itu, ini memberi kami disiplin dan kemauan keras.”
Jelas, Chonan dikenal atas ketegasannya di dalam sasana. Namun ia juga dikenal sangat adil dan baik pada semua orang di sekelilingnya. Itulah sosok pelatih yang dibutuhkan untuk mengasah seorang Juara Dunia.
Dan, Miura jelas akan harus membuktikan dirinya pada 14 Januari nanti.
Baca juga: Xiong Jing Nan Ingin KO Ayaka Miura, Incar Divisi Atomweight