Ok Rae Yoon vs. Christian Lee II: 4 Kunci Kemenangan Di Laga Ulang Kejuaraan Dunia Lightweight
Ok Rae Yoon ingin membuktikan bahwa para juri mengambil keputusan tepat dalam laga Kejuaraan Dunia ONE Lightweight perdananya melawan Christian Lee, namun mantan penguasa divisi itu sangat ingin membalaskan kekalahan dan merebut kembali singgasananya.
Pada Jumat, 26 Agustus ini, Ok dan Lee akan memuncaki ajang ONE 160 dengan laga ulang yang sangat ditunggu demi sabuk emas divisi tersebut.
Pertemuan kedua mereka tiba 11 bulan setelah Ok menyelesaikan aksi mengejutkan demi menembus divisi ini dan melengserkan “The Warrior” dengan keputusan mutlak yang sangat tipis – hasil yang masih diprotes Lee sampai hari ini.
Kini, keduanya ingin menyelesaikan rivalitas mereka dan memastikan diri sebagai penguasa lightweight MMA tak terbantahkan.
Saat malam pertandingan hanya berselang satu hari lagi, mari kita lihat beberapa kunci kemenangan terbesar dalam laga utama ONE 160 ini.
Ragam Serangan Keras Lee
Sepanjang karier MMA yang berisi 19 laga, Lee menunjukkan bahwa dirinya memang sangat berbahaya di tiap area. Baik saat ia bertukar serangan di atas kaki atau mengincar submission di atas kanvas, petarung Singapura-Amerika ini memang berkemampuan lengkap.
Kini, pria berusia 24 tahun ini akan harus menggunakan seluruh kemampuannya itu jika dirinya ingin merebut kembali gelar Juara Dunia dari tangan pria Korea Selatan itu.
Dalam laga pertama mereka, “The Warrior” menemukan kesuksesan saat ia memadukan teknik striking menuju percobaan takedown. Namun, ia berjuang keras saat energinya terfokus demi mengamankan takedown itu, karena Ok memberi pertahanan luar biasa.
Jika Lee ingin membawa laga ini ke atas kanvas – dimana ia nampak memiliki keunggulan – ia akan harus menggunakan ancaman dari teknik striking-nya demi mencapai hal itu.
Secara sederhana, sebuah serangan menyeluruh adalah senjata terbaik bagi Lee, dan ia seharusnya mampu menggunakan tiap persenjataan dalam arsenalnya untuk menyelesaikan tugas itu.
Striking Presisi Ok
Bukan rahasia lagi bahwa kemampuan terbaik Ok adalah teknik striking akuratnya, dimana ia akan ingin mendominasi pertukaran stand-up melawan Lee.
Sang penguasa gemar menggunakan postur tubuhnya untuk mendaratkan pukulan bak penembak jitu dari jarak jauh, yang seringkali membuat lawannya tertegun atau ragu untuk maju.
Dan, saat mereka memasuki jarak pukulan Ok, ia pun memiliki serangan lutut dan hook pendek yang siap membalas dengan cepat.
Pria ini mampu beberapa kali mengenai dagu Lee dalam laga pertama mereka, dan ia jelas akan mencoba hal yang sama dalam laga ulang itu.
Kapan pun laga ini berlangsung di atas kaki dan berada pada jarak yang lebih jauh, petarung Korea Selatan itu jelas akan menjadi sangat nyaman.
Kemampuan Penyelesaian Lee
“The Warrior” meraih penyelesaian KO atau submission dalam 14 dari 15 kemenangan sepanjang kariernya, yang membawanya menjadi salah satu pencetak penyelesaian terbaik dalam disiplin MMA.
Di sisi lain, Ok memiliki kelihaian untuk meraih kemenangan tipis.
Maka, sementara semua ini nampak cukup jelas, Lee harus mengandalkan kemampuan ‘magis’-nya demi menghentikan laga di awal dan menyingkirkan para juri dari penilaian akhir.
Karena Ok sangat lihai dalam laga yang panjang, sang penantang ini harus menyerang dalam tiap kesempatan yang ada, dengan mengetahui bahwa semua itu akan jarang terlihat.
Secara praktis, ini tak berarti bahwa Lee harus melupakan ritme pertarungannya sendiri, tetapi ia wajib memasuki laga ini dengan penyelesaian dalam pikirannya.
Dengan 11 penyelesaian ronde pertama, jelas bahwa dirinya tak membutuhkan proses untuk membaca kekuatan lawan, dan bahwa dirinya akan sangat mampu untuk mengejar Ok dari awal.
Tentu, sang penguasa juga memiliki kekuatan dan kemampuan yang cukup untuk meraih penyelesaian, namun jika laga ini menjadi sangat panjang, ia mungkin akan mendapatkan keunggulan – dimana akan ada lebih banyak kesempatan bagi “The Warrior” untuk mengakhiri laga dengan cepat.
Pengendalian Jarak Dan Ritme Ok
Saat ia tampil dengan kondisi terbaiknya, atlet sensasional Korea Selatan ini sangat lihai dalam menarik lawannya untuk memainkan jenis pertarungan yang ia inginkan.
Salah satu taktik terbaik Ok adalah untuk menempatkan dirinya di Dinding Circle, mengundang lawannya untuk maju dengan serangan keras. Jika mereka ragu, ia akan melontarkan pukulan cepat. Tetapi jika lawannya maju dengan liar, ia memiliki serangan balik yang selalu menunggu.
Pria berusia 31 tahun ini menerapkan pendekatan ini saat merebut kemenangan di perebutan gelar Juara Dunia pada tahun lalu, dimana ia mendaratkan pukulan dan serangan lutut saat Lee mencoba menutup jarak.
Hal itu menyebabkan “The Warrior” sedikit putus asa saat melancarkan percobaan serangannya, yang lebih membuka celah bagi serangan balik yang solid dari Ok.
Dengan mengendalikan jarak, Ok mampu mengendalikan ritme laga. Dan saat Lee lebih suka untuk “mengamuk,” sang penguasa divisi ini mencari pertarungan yang lebih lambat – dan menggunakan serangan jarak jauhnya untuk menciptakan situasi seperti itu.
Sama seperti yang ia lakukan dalam pertemuan pertama mereka, pria asal Korea Selatan ini akan mencoba bekerja dari sisi luar dan meraih keunggulan dari celah yang terbuka kapan pun Lee berusaha menerjang maju ke arahnya.