ONE Super Series Bantu Han Zi Hao Raih Persetujuan Keluarga
Kemenangan pertama Han Zi Hao di ONE Super Series memberinya keyakinan baru jelang penampilannya kembali.
Bintang Tiongkok ini meraih kemenangan mutlak yang dominan atas Stergos “Greek Dynamite” Mikkios di ONE: BEYOND THE HORIZON, Shanghai, Tiongkok, pada September lalu.
Hanya beberapa hari selang penampilan dinamisnya itu, Han kembali ke sasana untuk bersiap menghadapi tugas berikutnya – sebuah laga bantamweight kickboxing melawan Ryan “The Filipino Assassin” Jakiri di ONE: PURSUIT OF GREATNESS, Yangon, Myanmar, pada Jumat, 26 Oktober.
Setelah menunjukkan sekilas potensinya dalam debut bersama ONE Championship debut pada akhir Juli lalu, perwakilan Mad Muay Thai Gym ini tampil luar biasa saat kedua kali memasuki arena enam minggu kemudian.
Ia mengendalikan sebagian besar laga – menjatuhkan lawannya ke atas kanvas beberapa kali dan mencetak beberapa knockdown dalam ronde pertama dan kedua demi menyapu bersih kartu penilaian para juri.
“Strategi saya adalah untuk menguji kemampuan lawan saya secara tentatif pada paruh pertama ronde pembuka, lalu mengganggu ritme serangannya, dan mematahkannya selangkah demi selangkah,” katanya.
“Lawan saya sangat kuat, namun saya tetap tenang dan melihat bahwa ia tak sekuat saya.”
Walau itu tak terlihat, pria 23 tahun ini mengakui bahwa ia merasa gugup jelang laga di Baoshan Arena itu.
Namun, kesuksesannya saat ia menyerang Mikkios mengatasi kegugupannya dalam laga itu – dan jelang tantangan berikutnya dalam organisasi bela diri terbesar di dunia ini.
“Mengalahkannya membuat saya lebih yakin untuk berlaga dalam divisi bantamweight karena saya terbiasa berkompetisi di divisi yang lebih ringan, dan beranjak naik membuat saya sedikit kurang nyaman,” jelasnya.
“Hadiah terbesar adalah pengalaman di dalam ring itu. Hal itu juga membuat saya mengerti pentingnya tim saya dan keyakinan diri.”
Malam itu juga menjadi sangat spesial bagi Juara Dunia Top King Muay Thai ini, karena laga itu berlangsung di tanah kelahirannya. Ini berarti ia dapat melihat beberapa wajah yang tak asing lagi di antara para penonton yang mendukungnya di Shanghai.
Selain itu, ini juga berarti mereka dapat melihat dirinya beraksi secara langsung di atas panggung bela diri dunia, yang mungkin dapat meyakinkan mereka bahwa ia memilih jalur karier yang baik.
“Banyak dari keluarga dan teman-teman saya datang untuk menyaksikan saya bertarung, yang sangat berarti bagi saya karena saya belum pernah bertanding di ajang seperti ini sebelumnya,” katanya.
“Setelah laga, mereka merasa lebih yakin lagi pada karier bertarung saya, serta senang dan bangga pada diri saya. Kami makan malam dan berbincang erat bersama. Kami sangat senang.”
Sebagai salah satu kompetitor termuda di liga khusus striking ONE ini, masa depan itu sangat cerah bagi Han.
Ia siap menjadi salah satu atlet paling aktif di ONE Super Series pada akhir bulan ini, saat ia menghadapi Jakiri, seorang Juara Muay Thai Filipina enam kali, untuk laga promosional ketiganya di Yangon.
Kemenangan beruntun yang kedua dapat membawanya menuju ambisi terbesarnya dalam organisasi ini, dimana ia juga menjadi seorang pionir.
Han adalah seniman bela diri stand-up pertama dari Tiongkok yang menguji kemampuannya melawan para striker terbaik dunia di ONE Super Series, dimana ia berharap dapat terus menang dan mendapatkan perebutan gelar Juara Dunia ONE.
“Saya ingin beradaptasi ke dalam ONE dengan tegas, serta menantang juara dalam divisi saya,” katanya.
“Saya akan mencoba yang terbaik untuk bersiap menuju kompetisi di Yangon, Myanmar, 26 Oktober nanti.”
“Tujuan saya adalah untuk menang atau pulang. Sangat hebat untuk dapat mewakili Tiongkok di panggung internasional. Saya menginginkan hati saya berdebar dan menjadi sangat bersemangat [di dalam ring]!”