Para Ayah Yang Mendukung Anak-Anak Mereka Meraih Kejayaan

Giorgio Petrosyan Eddie Alvarez Andy Souwer 1200X800

Sulit bagi seseorang untuk mengejar mimpinya tanpa dukungan emosional dari orang tua mereka, dan ada banyak sosok ayah yang mendukung anak-anaknya mengarungi hidup.

Terkadang, ini berarti mereka memberi pesan yang berarti. Kali lainnya, dukungan ini berarti mereka berdiri di sisi anak-anak mereka atau menerapkan rutinitas yang ketat untuk membuat mereka tetap terfokus pada tujuannya.

Bagi para superstar di ONE Championship, itu semua berarti kasih sayang yang sangat besar.

Untuk merayakan Hari Ayah di tahun 2020 ini, kami melihat bagaimana kelima sosok ini memiliki peranan terbesar dalam kejayaan yang diraih anak-anak mereka.

Eddie Alvarez

American lightweight mixed martial arts legend Eddie Alvarez

“The Underground King” Eddie Alvarez memiliki keyakinan diri yang sangat besar sebagai seorang atlet, yang diterimanya dari sang ayah, Lou.

Saat masa kecilnya, sang ayah memberi dukungan dalam tiap olahraga yang ia jalani dan mengharapkannya untuk menang. Walau sangat sulit bagi Alvarez untuk memenuhi ekspektasi ayahnya itu, “The Underground King” memberi yang terbaik dan membangun pemikiran yang sangat kuat.

“Saya bertumbuh besar dalam dunia fiksi bersama ayah saya, karena sangat tidak mungkin bagi saya untuk kalah. Jika saya kalah, ia akan memberi alasan terbaik [mengapa] saya kalah,” kata Alvarez.

“Di satu sisi, saya adalah hasil dari hal itu. Saya memiliki pengertian besar akan bagaimana menjadi seorang petarung dan atlet yang lebih baik. Ia mendorong saya dalam hal itu. Ia menetapkan standar yang sangat tinggi bagi saya, dimana saya selalu ingin melakukan yang terbaik dan membuatnya bangga, seperti anak-anak lelaki lainnya.”

Cara tersebut telah membawa atlet asal Amerika Serikat ini meraih pencapaian besar. Hari ini, Alvarez telah empat kali menjadi Juara Dunia Lightweight bela diri campuran dan akan mendobrak masuk ke jajaran teratas Peringkat Atlet Resmi ONE.

Amir Khan

Amir Khan mungkin kini dapat bercanda dengan teman-temannya dan merekam video TikTok yang lucu. Namun, selama masa remajanya, atlet Singapura ini sangat tidak nyaman dengan dirinya.

Atlet pencetak KO ini sempat didiagnosa menderita Sindrom Tourette, sebuah gangguan neurologis yang menyebabkan ototnya bergerak secara acak diluar keinginannya. Karena itu, ia seringkali diejek dan mengalami kegelisahan.

Namun, sang ayah Tajudeen membantunya mengembangkan pemikiran positif sementara ia berjuang mengatasi dilema terbesarnya itu.

“Banyak orang selalu mengolok-olok saya. Saya teringat pulang dari sekolah sambil menangis dan bertanya [pada ayah saya], ‘Apa yang salah dengan saya?’ Tetapi ayah saya tidak pernah memperlakukan saya seperti saya berbeda dari orang lain,” kata perwakilan Evolve ini.

“Ia mengatakan bahwa dalam hidup, sangatlah normal bagi tiap orang untuk berjuang. Ini adalah permasalahan yang kita hadapi, dan sayalah yang harus memanfaatkan situasi saya dengan baik.”

Akhirnya, Khan melakukan itu. Ia memulai latihannya dalam disiplin Muay Thai – yang membantunya bertahan dalam kondisinya – dan beralih ke seni bela diri campuran.



Giorgio Petrosyan

Giorgio Petrosyan Wins World Grand Prix At ONE CENTURY PART II

Sejak ia kecil, Giorgio “The Doctor” Petrosyan memiliki aspirasi untuk menjadi kickboxer terbaik dunia. Tidak ada yang meyakini bahwa ia dapat melakukan itu – kecuali ayahnya, Andrei.

Andrei adalah sosok yang membawa keluarganya menjauhi konflik perang saudara di Armenia ke Italia pada tahun 1999, dan walau mereka awalnya tidak memiliki atap di Eropa, sebuah organisasi amal bernama Caritas memberi tempat bagi keluarga itu dan membantu mereka beradaptasi dengan kebudayaan di Italia.

Terlepas dari kehidupannya di dalam sebuah tempat penampungan di tengah komunitas kota kecil tanpa sasana yang layak, sang kepala keluarga itu mendorong anaknya untuk berlatih sendiri. Ia melakukan itu dengan latihan lari, serta memukul dan menendang sebuah samsak buatan yang dibuat dari tongkat basketball dengan bantalan.

Andrei akhirnya menemukan sasana yang layak bagi “The Doctor” untuk berlatih, dimana ia berlanjut membangun pemikirannya dan secara konstan memberi kata-kata mutiara.

“Ia akan memperingatkan saya untuk tidak ke kota dan minum-minum di malam hari – melainkan untuk berlatih keras dan menciptakan nama baik bagi diri anda sendiri,” kata kickboxer ini. “Saya mendengarkan sarannya dan memberi seluruh kemampuan saya, dan itulah bagaimana saya sampai di sini.”

Petrosyan, Juara ONE Featherweight Kickboxing World Grand Prix, kini dikenal sebagai salah satu kickboxer terbaik sepanjang masa.

Andy Souwer

Andy Souwer nampak dilahirkan untuk mencapai hal-hal luar biasa, dimana ayahnya melakukan segala sesuatu sesuai kemampuannya untuk memastikan anaknya memanfaatkan potensi tersebut.

Sang kepala keluarga itu sangatlah ketat dan selalu mendukung anaknya untuk berlatih serta memenangkan tiap kompetisi olahraga yang diikutinya. Bahkan saat “Souwer Power” remaja ingin pergi bersama teman-temannya, ayahnya memaksa dirinya untuk kembali ke sasana dan mengasah kemampuannya.

“Terkadang, saya tidak ingin berlatih. Saya ingin berada di luar dan bermain bersama teman-teman saya. Namun ia selalu menjadi orang pertama yang menarik saya dari jalanan dan membawa saya ke sasana,” kata spesialis Dutch kickboxing ini.

“Ia selalu menjelaskan pada saya bahwa ini adalah cara terbaik untuk meraih sesuatu. Saat itu, saya tidak menyukainya, namun akhirnya, saya berada di titik ini dalam kehidupan saya.”

Dengan bantuan dari ayahnya itu, Souwer memenuhi potensinya dan dua kali menjadi Juara K-1 World Max.

Ivanildo Delfino

Ivanildo Delfino ONE FIRE FURY DC IMGL2825.jpg

Ivanildo “Monstrinho” Delfino sangar terkesan dengan seni bela diri saat ia kecil, dan ayahnya, Oscar, memberi dukungan penuh di tiap langkahnya.

Oscar menempatkan anaknya dalam berbagai pertandingan Marajoara dengan anak-anak lain, mendukungnya mengejar pencapaian dalam Brazilian Jiu-Jitsu, serta menghadiri tiap laga bela diri campurannya sampai ia meninggalkan dunia ini pada bulan Agustus 2019.

“Ini nampak seperti ia mengetahui saya akan menjadi petarung sejak saya kecil,” sebut Delfino. “[Kematiannya] benar-benar berdampak pada saya, karena keluarga saya adalah harta terbesar saya. Mereka adalah pendukung terbaik dan insentif terbesar saya.”

Kini, “Monstrinho” bertanding dalam divisi flyweight ONE Championship dan termotivasi untuk menghormati warisan ayahnya di dalam Circle ONE.

Baca juga: DJ Dikejutkan Oleh Anggota ‘Tag-Team’ Tambahan Saat Berlatih Grappling

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9