Pelajaran Keras Memberi Regian Eersel Mentalitas Juara

Regian Eersel 190222SG DW 0296

Sebagai anak muda pencari masalah, Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing Regian “The Immortal” Eersel tidak selalu dapat melihat nilai dari pembelajaran orang tuanya, namun ia mengetahui bahwa semua itu sangat penting bagi perjalanannya menuju puncak.

Pria berusia 26 tahun asal Belanda ini – yang akan berlaga ulang melawan Nieky “The Natural” Holzken di ajang ONE: DAWN OF VALOR di Jakarta, Indonesia hari Jumat, 25 Oktober ini – harus kehilangan satu hal yang ia cintai untuk membawanya kembali pada jalur yang benar.

Pada usianya yang ke-14, ia adalah pemain rugby yang luar biasa, tetapi orang tuanya melarang dirinya bermain dalam olahraga ini sampai ia dapat memperbaiki perilakunya.

“Saya adalah anak yang bandel di sekolah – tidak mendengarkan guru, tidak mengerjakan pekerjaan rumah, hal-hal seperti itu,” ungkap Eersel.

“Maka, orang tua saya mengambil satu-satunya hal yang saya sukai dari saya, dan itu adalah rugby. Mereka mengatakan, ‘Kamu tidak boleh bermain rugby karena kamu tidak mendengarkan kami atau para guru. Kamu harus terfokus sekarang.’ Saat itu, saya sangat marah.”

“The Immortal” mencoba melawan, namun ia mengetahui hanya ada satu cara bagi dirinya untuk diterima dan dipercaya kembali supaya dirinya dapat kembali ke olahraga itu.

Ia mengambil komitmen dalam studinya, dimana saat orang tuanya melihat kemajuannya, mereka menepati janji mereka dengan mengizinkan anak mereka mengeluarkan energi berlebih melalui olahraga.

“Berada di rumah setiap waktu itu tidak bagus bagi saya, saya memiliki terlalu banyak energi dalam tubuh saya,” tawanya.

“Dalam empat bulan pertama setelah mereka melarang saya bermain, saya lebih baik di sekolah dan nilai-nilai saya naik, maka orang tua saya berkata, ‘Baik, itu cukup baik sekarang. Ini bekerja dan inilah waktunya kamu memilih sebuah olahraga.’”



Ini adalah persimpangan dalam kehidupan Eersel yang membawanya pada jalur menuju gelar Kejuaraan Dunia. Daripada kembali ke rugby, ia memutuskan untuk mencoba seni bela diri.

Ia telah berlatih dalam disiplin taekwondo saat ia lebih muda, namun setelah ia terekspos oleh kickboxing, ia merasa itu akan menjadi cara sempurna dan sehat untuk menyalurkan agresinya. Saat ia memasuki sasana Sityodtong Amsterdam untuk pertama kalinya, ia tidak pernah menoleh kembali.

“Saya berpikir apakah saya harus melanjutkan rugby atau menemukan olahraga baru. Saya berpikir rugby tidak terlalu agresif bagi saya,” kenangnya.

“Itu tidak apa-apa, namun saya tidak dapat menyalurkan seluruh agresi saya, maka saya berpikir untuk mencoba kickboxing. Itu memberi saya banyak motivasi. Akhirnya, saya kembali menemukan sesuatu yang dapat saya tunggu-tunggu. Saya selalu bersemangat untuk pergi dan berlatih sepulang sekolah.”

Sebelumnya, Eersel hanya melompat masuk ke dalam arena supaya ia dapat berolahraga, namun pengalaman itu mengubah dirinya. Setelah itu, ia tidak harus ditekan untuk bekerja keras – ia mengetahui apa yang dibutuhkan untuk menghadapi sebuah tantangan.

Kini, ia dapat melihat gambaran besarnya dan menyadari bahwa orang tuanya mengambil sesuatu yang ia cintai karena mereka menginginkan yang terbaik bagi dirinya dalam jangka panjang. Setelah itu, ia memutuskan untuk tidak menyia-nyiakan apapun.

“Saya adalah anak yang menyebalkan, dan saat itu saya sangat marah pada mereka, tetapi seorang anak tidak melihat [banyak hal] seperti orang dewasa,” tegas “The Immortal.”

“Kini, saya ingin berterima kasih pada orang tua saya untuk apa yang telah mereka lakukan dan untuk berbagai pelajaran yang mereka berikan pada saya. Saya belajar bahwa terkadang, jika anda ingin mencapai sesuatu, anda harus mengesampingkan beberapa hal untuk mencapai tujuan tersebut.”

“Itu membuat saya menyadari bahwa anda harus berusaha lebih keras demi mencapai berbagai hal, dan semakin saya meraih pencapaian dalam karier kickboxing saya, semakin saya melihat hal itu.”

Baca juga: Bagaimana Cara Menyaksikan ONE: DAWN OF VALOR – Kadestam Vs. Abbasov

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9