Pelajaran Penting Dari Kebudayaan Muay Thai Bagi Adrian Mattheis

Adrian Mattheis DC 9554

Bagi masyarakat Thailand, seni bela diri Muay Thai telah menjadi bagian dari kebudayaan sehari-hari, sekaligus jalan untuk membebaskan diri dari kemiskinan.

Pada hari Jumat, 11 September mendatang, ajang utama ONE: A NEW BREED II kembali digelar di Thailand, Bangkok, dimana sekuel ini kembali menghadirkan para Juara Dunia dan atlet Muay Thai ternama sebagai puncaknya.

https://www.instagram.com/p/CEouux3p1_q/

Sebelum menyaksikan ajang bergengsi dengan aksi Juara Dunia vs. Juara Dunia sebagai laga utamanya, yaitu Pongsiri PK.Saenchai Muaythaigym yang akan menghadapi Sean “Clubber” Clancy, tak ada salahnya kita mengenal lebih jauh “seni delapan tungkai” yang lama menjadi olahraga nasional Thailand.

Bagi sebagian besar masyarakat, Muay Thai tak ubahnya menjadi fenomena dan bagian dari kebudayaan tradisional yang telah mengakar – yang secara langsung sempat dirasakan oleh atlet kenamaan Indonesia, Adrian “Papua Badboy” Mattheis, yang sempat berlatih di sasana Phuket Top Team bulan September 2019 lalu.

“[Muay Thai] sudah [menjadi] budaya, sudah tradisinya. Jadi, memang mereka menyebut itu [sebagai tradisi]. Kalau di daerah timur [Indonesia], seperti sepak bola,” ujar perwakilan Tigershark Fighting Academy ini.

Selama berlatih selama satu bulan di Phuket, “Papua Badboy” melihat bahwa Muay Thai memang dipraktekkan oleh berbagai kalangan. Baik anak-anak hingga orang dewasa, semuanya turun berlatih.

“Iya, dari kecil. Di sana, kalau kakak masuk di lorong-lorong mana pun, banyak anak yang berlatih Muay Thai. Di Phuket, semua anak-anak kecil berlatih, seperti budaya [dan kebiasaan sehari-hari],” kenangnya.

“Jadi, ada stadion di Phuket, dimana para atlet terbiasa mendaftarkan diri untuk bertanding di sana. Setiap hari ada [pertandingan]. Bukan sparing lagi, benar-benar bertanding.”



Adrian pun terkesan dengan kesempatan lebar bagi praktisi muda, dewasa, atau siapa pun untuk menampilkan keahlian mereka di dalam ring tanpa terkecuali. Umur dan kewarganegaraan nampak tak menjadi batasan bagi para penikmat “seni delapan tungkai” ini.

Mantan pemain sepak bola junior ini juga pernah menjadi saksi kerasnya laga Muay Thai di salah satu stadion Phuket. Sempat mendaftar untuk ikut tarung walau tak dipanggil, Adrian mengaku belajar banyak.

“Pernah lihat [dengan mata kepala sendiri], antusias, semua mendukung. Pokoknya, laga-laga awal biasanya dimulai dengan anak-anak kecil, lalu [dilanjutkan] orang-orang dewasa,” jelasnya.

“Jadi, mereka juga bermain bagus. Anak-anak, remaja, lalu dewasa, kemudian untuk umum.”

Selain menjadi ajang pembuktian diri dan meraih prestise, memenangkan laga di dalam ring juga menjadi cara bagi banyak atlet berekonomi rendah untuk mengubah kehidupan mereka. Dalam tiap laga dan kemenangan, mereka mendapatkan hadiah berupa uang.

“Ada hadiahnya. Itu [sejumlah] berapa Baht [saya lupa], tetapi ada uangnya. Lalu, itu menjadi tambahan bagi catatan rekor tanding mereka. Rekor tanding mereka itu bagus, ada sampai 300-200,” katanya.

Ia pun mengakui bahwa tak sedikit kisah luar biasa dari para legenda Muay Thai dunia yang berhasil mengubah nasibnya melalui jalur ini, termasuk Juara Dunia ONE Strawweight Kickboxing dan Muay Thai Sam-A Gaiyanghadao dan Juara Dunia ONE Bantamweight Muay Thai Nong-O Gaiyanghadaoyang berasal dari latar belakang keluarga petani miskin dan memulai perjalanan mereka sejak kecil.

 

Seperti yang dikatakan Adrian, jam terbang para praktisi Muay Thai di Thailand tercermin lewat banyaknya mereka berlaga. Contohnya, Sam-A dan Nong-O yang memiliki rekor profesional Muay Thai di atas rata-rata – Sam-A dengan 369-47-9 dan Nong-O di 261-54-1.

Berkaca dari semangat dan dedikasi para legenda yang berakar dari usia muda, Adrian pun memiliki saran bagi mereka yang ingin mendalami disiplin ini.

“Kalau saran Adrian, disiplin saja. Lalu, pastikan niat dan kecintaan akan sesuatu [yang kita tekuni],” sebutnya.

“Itu adalah modal yang penting buat kita, karena kalau [kita merasa] lelah, semua orang pasti lelah. Maka itu, janganlah berhenti saat kelelahan, tetapi berhentilah saat anda tiba di tujuan anda.”

Baca juga: Perjalanan Pongsiri Dari Pedesaan Ke Atas Panggung Dunia

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9