Peran Jakarta Sebagai Kawah Candradimuka Bagi Karier Stefer Rahardian
Jakarta memiliki definisi beragam bagi tiap individu yang pernah atau sedang menggantungkan asa di kota ini.
Hidup di Jakarta mungkin kadang terasa keras, namun di balik itu semua, kota ini memiliki keindahan yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang menolak duduk manis dalam zona nyaman.
Bukan hal aneh jika Jakarta dikenal tak pernah tidur, karena peluh serta harapan selalu tercium di setiap sudut kota metropolitan. Bagaimanapun Jakarta adalah terminal tempat bertemunya pelbagai mimpi, dan satu yang pasti, Jakarta adalah kawah candradimuka bagi mereka yang sedang berjuang.
Dalam suasana peringatan hari lahir Jakarta yang ke-493, simak bagaimana kota ini menjadi saksi perjuangan yang mengiringi langkah Stefer “The Lion” Rahardian menuju pentas global.
Tempat Stefer Menghabiskan Masa Kecilnya
Kesulitan hidup tidak menyurutkan semangat Stefer "The Lion" Rahardian 🦁 untuk meraih mimpi menjadi kebanggaan Indonesia. 🇮🇩🇮🇩Download the ONE Super App sekarang 👉 http://bit.ly/ONESuperApp
Posted by ONE Championship Indonesia on Wednesday, August 28, 2019
Pria kelahiran 12 November 1986 ini tumbuh remaja di kawasan Matraman, Jakarta Timur, tempat ia memulai semuanya.
Bahkan, perjuangan sudah ia rasakan sedari kecil, karena tinggal di lingkungan yang keras.
Tak jarang, Eppen – begitu ia disapa saat belia – harus menyaksikan pemandangan yang tak seharusnya anak seusianya saksikan.
“Dulu, ini merupakan lingkungan yang keras bagi masa kecil saya,” kenang pemegang sabuk cokelat Brazilian Jiu-Jitsu ini.
“Para pemuda mabuk di depan pintu rumah anda. Saat itu, narkoba dan gangster juga ada. Sekarang, ada beberapa rumah bagus dan sudah lebih aman.”
Namun dari lingkungan yang keras itu pula mental Stefer mulai terbentuk.
Dengan posturnya yang kecil, Stefer kerap menjadi sasaran para seniornya di sekolah. Ia kerap dipaksa menyerahkan uang jajannya, hingga satu waktu ia mampu mengumpulkan keberanian untuk melawan.
Stefer terlibat dalam sebuah keributan, yang memaksa gurunya untuk melerai. Duel tersebut tidak berakhir baik bagi Stefer, namun aksi tersebut cukup memberi pesan bagi para perundungnya untuk berhenti mengulangi hal yang sama.
- 9 Hal Yang Perlu Diketahui Tentang Anthony Engelen
- Monday Vibes: Kisah Dibalik Lagu Walkout Stefer Rahardian
- Adrian Mattheis Berbagi Arti Julukan ‘Papua Badboy’ Bagi Dirinya
Saksi Debutnya Di Panggung Global
https://www.instagram.com/p/CBiP_mJBqMf/
Dengan rekor 10 kemenangan dalam laga profesional seni bela diri campuran, bukanlah hal mudah untuk bisa menandingi pencapaian Stefer.
Namun perjalanannya tidaklah mudah. Cedera hingga keterbatasan biaya sempat menghambat perjalanannya. Stefer bahkan sempat bekerja sebagai office boy demi bisa menutup biaya operasi lututnya.
Selain itu, jelang laga debut profesionalnya, Stefer harus berjuang keras demi menurunkan bobot seberat 20 kilogram.
Semua pengorbanannya berbuah manis. Kemenangan dalam laga perdana berhasil membawanya pada pentas dunia ONE Champioship hingga bisa meraih gelar ONE Jakarta Flyweight Tournament dengan mengalahkan dua lawan dalam satu malam.
“Bagi saya, laga [debut] itu adalah jalan pembuka karier seni bela diri campuran dan juga membuka pintu prestasi lainnya. Dulu, saya baru sembuh dari cedera, sehingga harus berjuang berat dalam latihan termasuk menurunkan berat badan,” tutur Stefer.
Tempat Yang Selalu Menjadi Rumahnya
Stefer mungkin kini banyak menghabiskan waktunya dengan berlatih di Pulau Dewata bersama Bali MMA, namun Jakarta tetap memiliki tempat tersendiri di hatinya.
Jakarta adalah rumah pertama bagi Stefer dan tempat ia kembali untuk berbagi cerita dengan sang ibunda.
Di kota ini karier Stefer dimulai dan meski status ibu kota mungkin akan hilang dari Jakarta dalam beberapa tahun ke depan, kenangan serta pelajaran yang telah Stefer terima dalam perjalanan hidupnya tak akan lekang oleh waktu.
Baca juga: Fajar Ungkap Asal Muasal Julukan ‘Macho’ Miliknya