Perjalanan Bersejarah Sang Legenda Muay Thai, Sam-A Gaiyanghadao
Sam-A Gaiyanghadao dianggap sebagai salah satu praktisi Muay Thai terbaik dalam sejarah.
Ia membawa catatan rekor profesional luar biasa, 365-46-9, menyandang penghargaan “Lumpinee Fighter of the Year,” serta berkali-kali merebut gelar Juara Dunia Lumpinee Stadium dalam dua divisi.
Pria asal Thailand ini dapat merebut sebuah gelar kejuaraan dunia lainnya pada Jumat, 18 Mei ini. Ia dijadwalkan menantang Juara Dunia W5 dua kali, Sergio “Samurai” Wielzen, demi gelar Juara Dunia ONE Super Series Muay Thai Flyweight perdana dalam ajang ONE: UNSTOPPABLE DREAMS di Singapura.
Bagi sang legenda hidup ini, jalur menuju Singapura, dan Muay Thai pada umumnya, sepenuhnya memang ditakdirkan.
Sam-A dibesarkan di tengah kemiskinan daerah pedesaan Thailand oleh orang tuanya, yang adalah petani. Ia pun mengikuti langkah kedua orang tuanya itu untuk bertani, tetapi takdir yang mempertemukannya dengan Muay Thai saat ia masih kecil pun mengubah kehidupannya.
“Saat saya berusia 9 tahun, ada festival di desa tempat saya lahir,” kenangnya. “Ada ring Muay Thai yang dipasang di dekat kuil, dan paman saya bertanggung jawab mengatur berbagai laga itu.”
Pamannya meminta partisipasi dari sekelompok penonton yang tertarik untuk melawan beberapa seniman bela diri yang masih muda. Sam-A mengajukan diri, walau ia tak memiliki pengalaman sedikit pun dalam Muay Thai saat itu.
“Penonton pun terdiam. Saya melihatnya dan berpikir, ‘Mengapa bukan saya?’” ia melanjutkan.
“Saya berkata pada paman bahwa saya ingin bertanding. Ia melihat saya dan mendecakkan lidahnya, serta mengingatkan bahwa saya belum pernah bertanding sebelumnya. Ia jelas tidak menganggap saya serius. Tetapi saya sangat serius. Paman saya mengetahui bahwa saya tak akan menerima jawaban tidak, maka ia menyuruh saya pulang untuk meminta izin orang tua saya.”
Jawaban dari ayah dan ibunya sudah tertebak – mereka tak suka melihat anak mereka ingin berkompetisi, terutama karena ia tak memiliki pengalaman apa pun. Tetapi, Sam-A terus berkeras, dan mengetahui bahwa ia ingin mencobanya. Dibutuhkan usaha yang cukup keras untuk meyakinkan mereka, namun akhirnya ayah dan ibunya menyerah.
“Saya memohon pada orang tua saya, melihat mereka dengan penuh harap. Mereka hanya memandang saya dan menggelengkan kepala,” kenang sang legenda ini. “Saya mulai berguling-guling di lantai dan menangis. Setelah beberapa menit menangis dan berteriak, orang tua saya menyerah. Mereka tahu tak ada jalan lainnya.”
Sam-A bertanding dalam sebuah laga Muay Thai di festival itu, dan secara luar biasa, ia memenangkannya. Hal itu memercikkan kecintaannya pada olahraga yang akan mengubah kehidupannya ini.
“Setelah tiga ronde, tak ada yang lebih terkejut dari saya saat wasit mengangkat tangan saya – saya memenangkan laga itu,” katanya.
“Namun, walau orang tua saya senang melihat kemenangan saya, mereka masih belum menyetujui gagasan saya untuk menjadi kompetitor Muay Thai. Walau begitu, saya segera mendaftarkan diri untuk laga kedua, namun sayangnya saya kalah.”
Mengetahui bahwa anak mereka tak akan menyerah demi mimpinya menjadi juara dunia Muay Thai, orang tua Sam-A akhirnya memberi dukungan penuh. Mereka bahkan menyewa seorang pelatih untuk membimbingnya dalam “seni delapan tungkai.”
“Mengingat bahwa kita tidak datang dari keluarga yang kaya, sangat berarti bagi saya melihat orang tua saya mempedulikan mimpi saya sampai sejauh itu,” tegasnya. “Daripada menggunakan samsak tinju, kami menggunakan karung beras tua yang diisi dengan pasir. Saya akan berlatih setiap hari sepulang sekolah. Muay Thai menjadi hidup saya.”
Kini, di usianya yang ke-34, Muay Thai masih tetap menjadi hidupnya.
Ia membangun reputasi sebagai salah satu atlet paling berprestasi dalam disiplin ini, serta mengajar generasi baru dari para seniman bela diri di Evolve MMA, Singapura, dimana ia tinggal saat ini.
Secara luar biasa, karier kompetitifnya masih tetap menanjak, karena ia dapat mencetak sejarah sebagai Juara Dunia ONE Super Series yang pertama pada Jumat, 18 Mei esok.
Hanya empat bulan setelah mengalahkan Joseph “Hurricane” Lasiri di ONE: GLOBAL SUPERHEROES, dalam laga Muay Thai perdana yang dihelat organisasi ini, ia akan menghadapi Wielzen demi gelar Juara Dunia ONE Super Series Muay Thai Flyweight yang pertama kalinya diperebutkan.
“Laga ini sangat penting,” tegasnya.
“Ini juga menjadi laga kejuaraan Muay Thai pertama dalam sejarah ONE Championship. Saya adalah orang pertama yang berlaga dalam kejuaraan ini. Saya ingin mencetak sejarah, dan menginspirasi diri saya sendiri – tak hanya dalam bertarung, namun juga dalam memberi instruksi. Jika saya memenangkan laga ini, itu akan menjadi pencapaian terbesar saya.”
Dari masa kecilnya di pedesaan, sampai ia menjadi praktisi Muay Thai legendaris, Sam-A jelas telah melewati jalan panjang. Di antara hari bersejarah 25 tahun yang lalu itu – saat ia pertama kali memasuki ring di festival lokal – sampai akhir minggu ini, dimana ia menantang gelar juara dunia di arena ONE, pria Thailand itu bersyukur untuk tiap momen tersebut.
“Seni bela diri telah mengubah hidup saya menjadi lebih baik,” katanya. “Dan saya berharap dapat menginspirasi siapa pun yang menonton saya.”