Perjalanan Luar Biasa Joshua Pacio Menuju Gelar Juara Dunia ONE Strawweight

Joshua Pacio memasuki Circle.

Joshua “The Passion” Pacio memiliki kesempatan sempurna untuk merebut kembali gelar Juara Dunia di depan para pendukung tuan rumah pada hari Jumat, 12 April nanti.

Atlet berusia 23 tahun ini akan menantang Juara Dunia ONE Strawweight Yosuke “The Ninja” Saruta demi sabuk emas dalam laga pendukung utama di ajang ONE: ROOTS OF HONOR, yang akan disiarkan langsung dari Manila, Filipina.

Laga ini akan menjadi pengulangan pertemuan mereka di bulan Januari, saat pejuang Jepang ini unggul atas bintang Team Lakay itu melalui keputusan terbelah, atau split decision, untuk merebut sabuk emas. Namun saat ini, dengan ratusan kompatriotnya mendukung di dalam Mall Of Asia Arena, Pacio ingin menyamakan kedudukan dan merebut penghargaan tertinggi dalam divisinya.

Sebelum ia kembali ke dalam Circle, mari pelajari apa saja yang wajib kita ketahui tentang “The Passion.”

Awalan Yang Buruk

https://www.facebook.com/ONEChampionship/videos/1043030995821235/

Masa kecil Pacio tidak dilaluinya dalam lingkungan keluarga yang stabil.

Saat ia berusia 6 tahun, ayahnya pindah ke Israel untuk bekerja, yang memaksa ibunya membesarkan dirinya sebagai orang tua tunggal di La Trinidad, Benguet.

“Itu sulit bagi dirinya karena ia berpikir saat saya bertumbuh dewasa, saya akan memiliki kelakuan buruk karena saya tidak memiliki ayah,” jelasnya.

Sebagai tambahan bertumbuh dengan orang tua tunggal, Pacio juga melawan obesitas saat ia beranjak dewasa. Ketika berusia 10 tahun, ia secara klinis dinyatakan terlalu gemuk.

“Pada usia tersebut, bobot terberat saya ada di 65 kg,” ingatnya. “Saat saya berdiri, saya hampir tak dapat melihat kaki saya karena perut saya terlalu besar.”

Walau ia mengalami ujian dan pencobaan pada periode pertumbuhan terpenting itu, seluruh pengalamannya hanya menjadikan “The Passion” terdorong meraih kesuksesan dan membantu memberikan penghidupan yang lebih baik bagi keluarganya.

Perjalanan Yang Layak Ditempuh

Heading into Saturday's World Title bout, we look back at Joshua Pacio's top three ONE Championship bouts!

Heading into Saturday's World Title bout, we look back at Joshua Pacio's top three ONE Championship bouts!Jakarta | 19 January | 6:30PM | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Facebook: Prelims LIVE | Twitter: Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE | Tickets: http://bit.ly/oneglory19

Posted by ONE Championship on Friday, January 18, 2019

Demi membantu Pacio menurunkan berat badan, pamannya — seorang mantan kompetitor Muay Thai — memperkenalkannya pada seni bela diri.

Pacio muda mulai berlatih kickboxing dan “seni delapan tungkai” saat ia berusia 11 tahun. Ketika ia beranjak ke usianya yang ke-13, ia beralih ke wushu dan bahkan berkompetisi pada Kejuaraan Nasional Wushu 2010 satu tahun kemudian.

“Seni bela diri merubah hidup saya dalam hal sikap, kesehatan dan disiplin,” katanya.

“Itu mempengaruhi sikap saya untuk menjadi disiplin. Seni bela diri juga berlaku sebagai ayah saya, karena itu mengajarkan banyak hal bagi saya.”

Serta, seni bela diri membawa figur pria kuat lainnya ke dalam kehidupan Pacio.

Pada tahun 2013, ia masuk ke Universitas Cordilleras, dimana ia berkompetisi bagi tim wushu universitasnya di bawah pelatih kepala dan otak di balik Team Lakay, Mark Sangiao.

Di bawah tuntunan Sangiao, “The Passion” segera berkembang sebagai atlet wushu dan akhirnya bertransisi ke seni bela diri campuran.

Dampak Seorang Ibu

Joshua Pacio is on a mission to reclaim his ONE Strawweight World Title! Can the Filipino phenom do it on his home turf on 12 April? 🇵🇭

Joshua Pacio is on a mission to reclaim his ONE Strawweight World Title! Can the Filipino phenom do it on his home turf on 12 April? 🇵🇭Manila | 12 April | 7:00PM | Watch on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Tickets: http://bit.ly/onehonor19

Posted by ONE Championship on Saturday, March 16, 2019

Dalam perjalanan hidupnya, Pacio belajar dari berbagai figur kunci.

Tetapi, sosok yang memberinya pelajaran terbesar — dan berlanjut menjadi inspirasi utamanya — adalah ibunya.

“Saya mencintai ibu saya, dan anda dapat mengatakan saya adalah ‘anak mama’,” akunya.

“Ibu saya mengajarkan pada saya bahwa apapun tantangan, masalah, atau keadaan yang saya hadapi, saya hanya harus percaya pada kekuatan yang lebih besar.”

“Saya hanya harus tetap menjaga keyakinan saya pada Tuhan, mengerjakan bagian saya, melakukan apa yang harus saya lakukan, dan sisanya akan berjalan dengan sendirinya.”

Atlet Filipina ini cepat mengakui bahwa ibunya tidak terlalu mendukung aktivitas bela dirinya pada saat ia memulai.

Namun, saat Pacio berkembang, ibunya menyadari potensi anaknya ini dan mendukungnya untuk menyempurnakan keahliannya itu.

“Bahkan saat saya masih amatir, ibu saya akan selalu mendorong saya berlatih lebih keras karena ia mengetahui saya mampu melakukan apa pun jika saya bekerja keras,” jelasnya.

“Ini mengajarkan saya bahwa saya dapat menggapai mimpi saya jika saya memfokuskan pikiran saya pada hal itu, dan saya masih melakukan itu sampai hari ini.”

Menggapai Mimpi

Before Joshua Pacio's World Title defense this Saturday, relive his incredible victory for ONE gold!

Before Joshua Pacio's World Title defense this Saturday, relive his incredible victory for ONE gold!Jakarta | 19 January | 6:30PM | LIVE and FREE on the ONE Super App: http://bit.ly/ONESuperApp | TV: Check local listings for global broadcast | Facebook: Prelims LIVE | Twitter: Prelims + 2 Main-Card bouts LIVE | Tickets: http://bit.ly/oneglory19

Posted by ONE Championship on Wednesday, January 16, 2019

Seluruh mimpinya itu menjadi kenyataan saat, setelah memenangkan enam laga profesionalnya, ia bergabung dengan ONE Championship pada tahun 2016.

Setelah sepasang penyelesaian, Pacio — yang berlaga di divisi 56,7 kilogram — meraih kesempatan perebutan gelar Juara Dunia ONE Strawweight melawan pemegang gelar tak terkalahkan Yoshitaka “Nobita” Naito pada bulan Oktober.

Grappler Jepang itu terbukti memiliki lebih banyak pengalaman bagi penantang muda ini, saat ia memberikan kekalahan pertama dalam karier profesional “The Passion” melalui kuncian rear-naked choke.

Pacio kembali ke sasananya. Ia mengasah kemampuan grappling-nya bersama Team Lakay di Baguio dan kembali tampil mengesankan.

Setelah meraih empat kemenangan dari lima laga berikutnya, ia meraih laga ulang dalam perebutan gelar Juara Dunia melawan Naito pada bulan September 2018. Diantara kemampuan jiu-jitsu yang telah berkembang dan teknik striking elitnya, ia menaklukkan penguasa divisi tak terkalahkan asal Jepang itu melalui keputusan mutlak untuk merebut gelar Kejuaraan Dunia ONE Strawweight.

Tetapi, kejayaan atlet Filipina ini tidak berlangsung lama, karena Saruta melengserkannya dalam laga perebutan gelar yang sangat kompetitif melalui keputusan terbelah, atau split decision, yang sangat tipis pada bulan Januari.

Kini, keduanya akan berlaga kembali demi sabuk emas di ajang ONE: ROOTS OF HONOR pada tanggal 12 April.

“Saya bersemangat dan bahkan lebih termotivasi karena laga ulang itu akan berlangsung di sini, di Filipina,” kata Pacio“Saya senang dengan kesempatan ini, dan saya akan melakukan apa pun demi membawa sabuk itu kembali ke Filipina.”

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9