Perjalanan Mitch Chilson Dari Circle Menuju Meja Komentator

Mitch Chilson BBB_3938

Mitch “The Dragon” Chilson memang sudah tak asing bagi para penggemar ONE Championship, berkat perannya sebagai komentator utama. Namun, kemampuannya tak sebatas memberikan analisis tajam dan mendalam.

Sang bintang keturunan Jepang-Amerika ini adalah seniman bela diri yang sempat berkecimpung dalam kejuaraan Muay Thai dan bela diri campuran, dimana ia juga menjadi seorang pelatih bela diri, instruktur kebugaran dan aktor.

Chilson pertama kali merasakan dunia bela diri dalam ranah striking, namun seiring berjalannya waktu, sebuah pertemuan dengan salah satu tokoh industri bela diri ini mengubah arah kariernya.

Kepindahan Ke ‘Kota Singa’

ONE Championship commentator Mitch Chilson

Pada tahun 2005, Chilson bekerja sebagai instruktur kebugaran sembari membangun karir Muay Thai-nya. Saat seorang temannya mengatakan bahwa Singapura adalah “Hawaii dari Timur,” jiwa petualangnya muncul dan ia pun terbang menuju “Kota Singa.”

Saat itu, perkembangan seni bela diri di sana tidak seperti sekarang, bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada. Maka, ia harus menempuh ratusan kilometer untuk berlatih Muay Thai, dimana juga hanya terdapat dua praktisi BJJ di sana.

Namun, saat Evolve dibuka pada tahun 2009, sederet Juara Dunia pun tiba di negara itu dan Chilson mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan tim ini – yang menjadi sebuah peristiwa yang mengubah jalan hidupnya.

“Kala itu, saya terlibat dalam dunia akting dan permodelan. Saya juga menjalankan sasana dan baru saja berhenti dari pekerjaan saya. Maka, saya memiliki banyak waktu luang dan saya mulai berpikir, ‘Baik, mari lakukan ini, saya ingin lihat sampai sejauh apa,” kenang Chilson.

“Saya merupakan anggota pertama Evolve Fight Team, dan sejarah dimulai dari situ.”

Evolve berdiri pada tahun 2009, dan “The Dragon” terjun ke dalam tiap aspek pelatihan yang tersedia. Dia juga menambahkan BJJ dan gulat demi mempersiapkan dirinya sebagai seniman bela diri campuran.

Ia menjalani laga debutnya dibawah bendera Martial Combat, sebelum “The Home Of Martial Arts” lahir, dan “The Dragon” meraih kesempatan berlaga dalam ajang pertamanya – ONE: CHAMPION VS CHAMPION.

“Saya sangat menyukai pesan dari Chatri [Sityodtong, CEO dan Chairman ONE]. Ia ingin segala sesuatunya terkait seni bela diri – bahwa itu lahir di Asia dan tidak terdapat banyak bintang besar di sini, oleh karena itu ia ingin memberi saya kesempatan itu,” sebut “The Dragon.”

“Saya adalah salah satu pelatih di Evolve, yang dikelilingi berbagai Juara Dunia luar biasa, dan yang kami lakukan hanyalan berlatih di pagi hari, mengajar kelas dan kembali berlatih. Kesempatan untuk menampilkan kemampuan itu bersama ONE Championship, itu sangat luar biasa.”

Perpindahan Ke Meja Komentator

ONE Championship commentator Mitch Chilson in Manila, Philippines

Chilson menjalani lima laga di atas panggung dunia, namun karir kompetitifnya surut saat ia mengambil pekerjaan sebagai direktur pelatihan pribadi untuk enam negara bagi sebuah perusahaan besar.

Saat itu, waktunya sarat dengan pekerjaan di televisi yang membuatnya mampu menyampaikan pengetahuan mengenai dunia kebugaran tubuh pada dunia, namun saat ia kembali mendapatkan tawaran untuk menjadi komentator bagi ONE, Chilson tak mampu menolak kesempatan emas itu.

“The Dragon” memiliki pengalaman bekerja di dalam meja komentator dan tidak terlalu yakin dengan kemampuannya di depan mikrofon, tetapi saat itu ia bertekad menjadi lebih baik dari sebelumnya.

“Ketika saya menjadi juara bagi Martial Kombat, mereka ingin membuat saya tetap terlibat, oleh karena itu mereka menawarkan saya pekerjaan sebagai komentator. Saat itu saya sangat buruk, saya gagap dan tidak tahu cara melakukannya,” kenangnya sambil tertawa.

“Saya membintangi acara TV, serta menjadi lebih percaya diri dan lebih baik di depan kamera. Saya mendapatkan tawaran untuk menjadi komentator di ONE dan melakukan itu, namun saya masih belum terlalu kreatif sesuai dengan keinginan saya.”

“Saya menyadari saya sangat senang melakukannya – berbicara tentang para atlet, menganalisa aksi mereka dan menceritakan kisah hidup mereka – maka saya mulai berlatih. Saya berlatih tiap hari selama beberapa bulan, menyaksikan laga tanpa suara dan mengisi komentar.”

“ONE kembali kepada saya dan menawarkan pekerjaan itu sekali lagi, dan saya lebih yakin dan lebih baik, maka saya berada di tempat dan waktu yang tepat.”

‘Michael Dan Mitch’

Michael Schiavello and Micth Chilson ONE Championship commenators

Semakin lama waktu yang dihabiskan Chilson bekerja dibalik mikrofon, semakin tajam kemampuannya, dan ia semakin diinginkan. ONE menginginkan dirinya dalam lebih banyak ajang, dan pada akhirnya seluruh ajangnya, namun komitmen seperti ini tidaklah mudah pada awalnya.

“Dengan pekerjaan yang saya miliki, saya pada dasarnya adalah pelatih pribadi terbaik di Asia, serta mendapatkan ketenaran dari acara TV itu. Ini adalah pekerjaan impian saya sejauh ini dalam dunia kebugaran tubuh,” ungkapnya.

“Saya mendapatkan gaji perusahaan yang besar, mobil perusahaan, apartemen perusahaan, namun bekerja sebagai komentator sangatlah menyenangkan. Saat saya berada di sebuah ajang, saya seperti anak kecil, melompat-lompat dan sangat bersemangat. Saya merasa adrenalin yang dahulu saya rasakan saat bertanding.”

“Saat mereka berkata, ‘Apakah anda ingin ada di tiap ajang kami? Saya hampir tidak percaya. Saya harus memilih antara pekerjaan impian saya, posisi yang sangat senior dalam kurun waktu berdekade lamanya, atau kesempatan sekali seumur hidup ini. Saya harus mengambilnya, dan kini saya tidak percaya posisi yang saya dapatkan.”

Pada tahun 2017, Michael “The Voice” Schiavello bergabung dengan tim broadcast ONE, dan kedua ini segera menjalin pertemanan dan kerjasama yang abadi. Selama bertahun-tahun, “Michael dan Mitch” merupakan bagian tak terpisahkan tim broadcast ONE berkat hubungan erat dan interaksi mereka yang sangat alami.

“The Dragon” merasa terhormat duduk disamping Schiavello pada awalnya, dan dalam tiga tahun semenjak itu, rekan komentatornya ini telah menjadi pengaruh terbesar dalam pertumbuhannya.

“Michael adalah sosok yang sangat ikonik sejauh ini dalam dunia komentator bela diri – kalian harus membaca kisahnya di buku terbarunya, ‘Goodnight Irene’, untuk menyadari seberapa lama perjalanannya dalam industri ini!” ungkap Chilson.

“Saya adalah penggemar gulat terbesar pada tahun 80an, dan ini terasa seperti bekerja dengan Jim Ross atau Jerry Lawler. Saya selalu mengira bahwa orang-orang seperti mereka tidak akan membantu atau memberi tahu anda kiat untuk maju karena ini adalah lingkungan yang kompetitif, namun ini tidak berlaku dengan Michael.”

“Kami telah menjalani sekitar 50 ajang sejauh ini dan ia selalu membantu saya. Ia menjelaskan segalanya dan mencoba mendorong sisi terbaik dari diri saya. Ia memiliki pengalaman yang amat banyak, dan orang-orang bahkan tidak melihat hal-hal kecil – ini seperti bekerja dengan produser atau sutradara.”

Wawasan dan antusiasme Chilson membuatnya menjadi idola para penggemar di dalam “The Home Of Martial Arts,” namun ia tidak akan berhenti belajar dan berkembang untuk memberi pertunjukan terbaik dan memberikan penghargaan bagi para atlet ini dengan sangat pantas.

“Saya tidak akan pernah berpuas diri, anda harus tetap mendorong diri [ke batasan anda]!”

Baca juga: Perjalanan Epik Sang Legenda Hidup Bibiano Fernandes Menuju Puncak

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9