Perjalanan Ritu Phogat Dari Pegulat Fenomenal Menjadi Superstar ONE

Ritu Phogat 590A2007

Salah satu prospek terbaik dunia siap menjalani debutnya bersama ONE Championship hari Sabtu ini, tanggal 16 November, yang akan disaksikan oleh seluruh komunitas bela diri campuran India.

Dalam gelaran ONE: AGE OF DRAGONS, Ritu “The Indian Tigress” Phogat akan memasuki Circle untuk pertama kalinya dalam laga divisi atomweight wanita melawan atlet Korea Selatan “Captain Marvel” Nam Hee Kim.

Wanita berusia 25 tahun ini sudah menjadi bintang besar di tanah kelahirannya karena latar belakang keluarganya dalam disiplin gulat, dan ia berharap untuk meraih kesuksesan yang sama dalam olahraga barunya – untuk menjadi Juara Dunia wanita pertama dari negaranya di panggung dunia.

Sebelum ia memasuki arena di Beijing, Tiongkok, Ritu berbagi tentang bagaimana ia menciptakan riak di dalam dunia grappling sebagai bagian dari keluarga atlet, sebelum ia mencetak prestasi dan memulai perjalanan baru bersama “The Home Of Martial Arts.”

Dinasti Gulat

Ritu datang dari Balali, di negara bagian Haryana, dan adalah anak perempuan ketiga dari Mahavir Singh Phogat, seorang pegulat dan pelatih Olimpiade.

Keenam anak perempuannya dilatih sejak kecil untuk meraih kesuksesan dalam keluarganya, dimana “The Indian Tigress” pertama kali mencicipi dunia grappling pada usia 8 tahun.

Saat itu, wanita yang berlatih disiplin ini harus menghadapi berbagai prasangka buruk, namun ia menjelaskan bahwa kesuksesan kakak-kakak perempuannya – Geeta, Babita dan Priyanka – hanya berarti bahwa mereka telah menghancurkan berbagai batasan yang ada saat dirinya mencapai panggung kompetisi.

“Bagi saya, sangat jelas dari awal bahwa saya harus menjalani gulat,” kata Ritu.

“Sejujurnya, segala sesuatu yang dikatakan banyak orang dan masyarakat ini terjadi sebelum era saya. Ayah dan kakak-kakak perempuan saya harus bertahan melawan itu. Untungnya, saya terhindar dari keharusan untuk menjalani hal yang sama.”

Geeta dan Babita telah menjadi pahlawan nasional dengan medali emas dan perak yang mereka raih di Commonwealth Games 2010, maka saat Ritu meninggalkan sekolah setelah kelas sepuluh untuk mendedikasikan dirinya pada olahraga tersebut, ia sudah memiliki standar yang tinggi.

Talenta Berbakat

Ritu Phogat 590A9688.jpg

Dibutuhkan beberapa tahun sampai Ritu mendapatkan kesempatan untuk menapaki jejak kedua kakaknya dalam kompetisi internasional, namun walau ia berlatih keras untuk maju di atas kanvas, ia pun mengakui terdapat banyak tekanan untuk mencapai standar yang mereka tetapkan sebelumnya.

“Mereka memberikan saya sebuah panggung untuk maju dan tampil,” katanya.

“Fakta bahwa saya adalah adik mereka berarti banyak orang memiliki harapan yang cukup tinggi, namun saya selalu berusaha melupakan tekanan seperti ini dalam sebuah laga dan memberi 100 persen [kemampuan saya].”

Walau ia memikul beban dari ekspektasi banyak orang, ia sempurna dalam berbagai kompetisi. Ia memenangkan dua kejuaraan nasional sebelum meraih medali pertamanya dari kompetisi internasional saat ia membawa pulang medali emas dari Commonwealth Wrestling Championship 2016 di Singapura.

Namun, Ritu lebih menyukai penampilannya pada tahun berikutnya, di Kejuaraan Dunia U-23 di Bydgoszcz, Polandia.

“Saya menganggap bahwa pencapaian tertinggi saya dalam dunia gulat adalah di Kejuaraan Dunia U-23 itu,” sebutnya.

“Saya meraih medali perak bagi negara saya dalam ajang yang prestisius. [Babak final] saat itu sangat tipis, dengan kedudukan seimbang 4-4, namun lawan saya meraih poin terakhir.”

“Itu adalah laga yang mungkin dapat saya menangkan. Setidaknya, saya senang banyak perempuan lain yang berlaga bersama saya dari India, namun hanya saya yang berhasil meraih medali bagi negara saya.”

Babak Baru

Ritu Phogat 590A2830.jpg

Selama karir gulatnya, Ritu menjadi penggemar berat bela diri campuran dan memiliki ambisi untuk mencobanya karena kemampuan grappling yang ia miliki dapat menjadi landasan tepat untuk membangun sebuah kemampuan menyeluruh dalam disiplin ini.

“Saya selalu ingin melakukan sesuatu yang berbeda,” jelasnya.

“Saya sering berpikir mengapa tidak ada juara dunia asal India dalam olahraga ini, dan itu sebenarnya memberi saya motivasi untuk mengejar tujuan saya.”

Namun, tanpa sasana yang menawarkan pelatihan kelas dunia di tempat ia berdiam, mimpinya berlaga dalam olahraga baru ini harus tertunda sampai ia menerima sebuah tawaran berlatih bersama Evolve di Singapura.

Itu adalah kesempatan yang sempurna, namun itu juga berarti ia harus pindah ribuan kilometer dan meninggalkan segala yang ia ketahui di belakang. “The Indian Tigress” tidak yakin akan pendapat keluarganya, namun saat ia mengungkapkan rencananya, mereka memberikan dukungan penuh.

“Saya tidak mungkin berada di sini jika bukan karena dukungan terus menerus dari keluarga saya,” katanya.

“Saya sebenarnya berbicara dengan saudara perempuan saya sebelum memberitahu ayah. Mereka ingin saya mengejar sesuatu yang membuat saya tertarik. ‘Jika kamu ingin mengejar [karir] bela diri campuran, kamu harus melakukannya dengan determinasi dan fokus penuh,’ kata mereka.”

“Kakak-kakak perempuan saya berbicara dengan ayah saya – saya tidak berbicara padanya secara langsung – lalu ia pun mendukung saya sepenuhnya, meminta saya membawa nama India dan memberikan kebanggaan tersendiri. ‘Apapun olahraganya, seseorang harus mengejarnya dengan dedikasi penuh.’ Itulah pesan mereka.”

Masa Depan

Ritu Phogat Ritu Phogat.jpg

Ritu mengumumkan kedatangannya di “Kota Singa” pada bulan Februari dan segera bekerja untuk meningkatkan kemampuan striking dan Brazilian Jiu-Jitsu yang ia butuhkan untuk berkompetisi dalam olahraga barunya.

Menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan pelatihan rutin yang berbeda sangatlah sulit, namun berkat inspirasi dari kebijakan ayahnya, ia memiliki determinasi untuk meraih kesuksesan di dalam dunia barunya.

“Ayah saya selalu mengatakan bahwa apapun yang kamu lakukan, lakukan itu dengan penuh dedikasi,” kenangnya.

“Ia selalu berkata, ‘Lihat ke depan, bekerja keras dan miliki determinasi,’ dan selalu menekankan itu pada kami. Saya hanya mencoba mendengarkan sarannya dan menjalankannya sebaik mungkin.”

Saat ini, setelah delapan bulan persiapan intens, ia siap untuk menjalani debut bela diri campurannya, dimana ia akan melakukannya dalam ajang organisasi bela diri terbesar di dunia di Cadillac Arena, Beijing.

Walau Ritu mengetahui ia akan membutuhkan waktu yang cukup lama, dan bertahun-tahun kerja keras yang harus dicurahkan, ia memiliki target besar.

“Saya ingin meraih gelar Juara Dunia ONE Championship,” katanya.

“Itulah satu-satunya tujuan saya. Saya ingin menjadi wanita India pertama yang menjadi Juara Dunia dalam bela diri campuran.”

Baca Juga: Dua Perebutan Gelar Juara Dunia ONE Super Series Di ONE: AGE OF DRAGONS

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9