‘Persaudaraan’ – Bagaimana Imigran Baru Denis Puric Temukan Rasa Kepemilikan Dan Keamanan Di Grup ‘Breakdance’

Denis Puric Nguyen Tran Duy Nhat ONE Fight Night 17 18 scaled

Denis “The Bosnian Menace” Puric tak mengenal siapa pun saat ia pindah ke Kanada dari Bosnia, tetapi ia akhirnya menemukan pertemanan yang akhirnya menjadi keluarga baru dalam hidupnya.

Bintang flyweight Muay Thai berusia 39 tahun ini – yang akan melawan Jacob Smith dalam kartu ONE Fight Night 21 di jam tayang utama A.S. pada 5 April, atau Sabtu pagi, 6 April di Asia – menemukan ‘suku’-nya di grup breakdance lokal, tetapi itu memberinya lebih dari sekadar hiburan di kala senggang.

Sebagai pria muda di kota yang baru tanpa siapa pun untuk diandalkan, “The Bosnian Menace” merasa membutuhkan kelompok baru untuk memenuhi berbagai peranan dalam hidupnya.

Ia melihat kembali periode pertumbuhannya itu sebelum melawan Smith di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand:

“Di sekolah menengah atas, saya pindah ke kota bernama Hamilton, di luar Toronto. Saat itu, kota ini sangat berbahaya dan dipenuhi oleh geng jalanan. Saat bertumbuh besar, saya tak pernah punya saudara lelaki atau perempuan yang menjaga saya.”

“Saya pejuang tunggal. Tapi untuk bertahan hidup, Anda harus berjalan bersama beberapa orang lain karena jalanan itu sangat berbahaya.”

“Saya bertemu beberapa orang di SMA, mereka dari Asia Tenggara. Banyak dari mereka berasal dari Kamboja, Vietnam dan Laos. Saya mulai bergaul dengan mereka ini, lalu saya melihat mereka mulai menekuni breakdance itu.”

“Itu adalah waktu dimana banyak orang membawa karton ke mana saja, dan mereka akan berhenti di halte bus dan berdansa. Maka, kami menciptakan grup breakdance yang bernama ‘The Red Dragons.’ Kami punya banyak anggota.”

“Kami pergi ke berbagai tempat di jalanan, dan ada acara breakdance dimana kami dapat bertanding dengan kelompok lainnya. Itu cukup besar di Hamilton.”

Karena ia masih berusaha menemukan jalannya di rumah yang baru, Puric dapat saja tertarik dengan berbagai hal yang ditawarkan oleh masa SMA itu, tetapi ada suatu hal tentang “The Red Dragons” yang sangat menarik bagi dirinya.

Tak ada egoisme di kelompok itu. Sebaliknya, ini adalah sekumpulan remaja yang bekerjasama – baik dalam waktu yang buruk atau menyenangkan.

Perwakilan Team CSK ini mengenang:

“Saya tertarik dengan mereka karena saya merasa bahwa cara mereka menangani diri sendiri itu seperti sebuah keluarga. Saya melihat beberapa saudara. Cara mereka bergaul, itu selalu bersama-sama.”

“Saat mereka makan, mereka makan bersama, baik jika itu satu orang atau 23 orang, semuanya berbagi. Itu yang menarik saya ke mereka.”

“Itu adalah cara mereka bergerak, dan terutama pada saat itu, saya ingin menjadi bagian darinya karena itu nampak aman, itu terasa aman, dan saat salah satu beraksi, semuanya beraksi. Maka, itulah adanya, yang terbaik bertahan, dan kami bertahan karena kami memiliki satu sama lain.”

“Kami mempertahankannya seperti itu.”

Arti ‘The Red Dragons’ Bagi Denis Puric

Banyak anak muda memang mencari persahabatan dari sesamanya, baik dalam olahraga, musik, video game, atau berbagai jenis sub-kultur lainnya.

Bagi mereka, “The Red Dragons” memiliki sesuatu yang membedakan mereka dari yang lain – walau itu terkadang menarik perhatian yang salah.

Namun, sementara para penduduk lokal mungkin melihat mereka sebagai anak nakal, Puric berkata bahwa itu bukanlah yang terjadi, setidaknya di sebagian besar waktu mereka:

“Kami hanya anak-anak. Mereka melihat kami karena kami mengenakan warna seragam dan berjalan sebagai sekelompok pria yang nampak seperti berandalan dengan celana kedodoran. Ada banyak dari kami.”

“Maka, bayangkan 50 sampai 70 pria berkeliling kota dengan berseragam, orang-orang melihat Anda dengan cara berbeda. Tetapi, kami tak pernah mencari permasalahan.”

“Tapi memang ada banyak masalah karena itu adalah kehidupan jalanan, man. Jadi, pada dasarnya, alasan mengapa kami berkumpul bersama adalah lebih untuk melindungi satu sama lain, dan itu menjadi seperti persaudaraan.”

Banyak kelompok remaja yang mulai membubarkan diri saat anggotanya mulai bertambah usia, dan sementara hal itu juga terjadi pada “The Red Dragons,” itu bukanlah akhir dari persahabatan mereka.

Puric masih menjalin hubungan dekat dengan banyak temannya di dunia breakdance itu. Di saat yang sama, ia akan selalu merindukan masa kejayaan mereka saat mereka masih muda dan bebas.

Ia menambahkan:

“Hanya berada bersama mereka adalah hal terbaik tentang itu. Pergi dari satu bagian kota ke bagian lainnya, breakdance, beradu, berkumpul bersama, terkadang menjadi sedikit liar. Menjadi anak-anak!”

“Itulah yang saya rindukan dari hari-hari tersebut, karena kami selalu bersama. Dan ikatan bersama itu sebagai sebuah kelompok mungkin adalah satu hal yang paling saya rindukan. Tapi, itu adalah momen yang bagus. Beberapa dari waktu terbaik saya.”

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9