Pertaruhan Besar Bagi Petarung Kartu Utama ONE: REVOLUTION
Dalam tiap revolusi, terdapat sesuatu yang sangat penting untuk diperjuangkan.
Hal yang sama dapat dikatakan bagi seluruh partisipan di kartu utama yang dijadwalkan beraksi pada ajang ONE: REVOLUTION, Jumat, 24 September ini.
Masing-masing atlet akan berlaga demi gelar Juara Dunia, kesempatan memasuki laga Kejuaraan Dunia, atau menjaga catatan rekor tak terkalahkan mereka dalam disiplin bela diri campuran. Namun, ada lebih banyak pertaruhan yang tak terlihat.
Berikut, simak apa saja yang diperjuangkan tiap petarung dalam kartu utama ONE: REVOLUTION ini.
Lee vs. Ok: Penentu Landskap Divisi Lightweight
Dalam laga utama ini, Juara Dunia ONE Lightweight Christian “The Warrior” Lee mempertahankan gelarnya melawan penantang peringkat ketiga Ok Rae Yoon, dan hasilnya akan mengubah landskap dari divisi ini.
Lee, yang masih berusia 23 tahun, dengan cepat menempatkan dirinya sebagai salah satu seniman bela diri campuran paling dominan dalam sejarah ONE Championship. Superstar keturunan Singapura-Amerika ini sudah memegang rekor untuk kemenangan terbanyak (15), penyelesaian terbanyak (14) dan KO terbanyak (10).
Sebuah kemenangan Jumat ini tak hanya akan memperpanjang catatan rekor tersebut, namun itu juga akan memberi rekor baru untuk pertahanan gelar Juara Dunia ONE Lightweight terbanyak dalam sejarah (3). Selain itu, kemenangan ini juga akan berarti bahwa ia mengalahkan lima penantang dalam jajaran lima besar, yang menutup pintu perebutan gelar itu untuk sementara.
Namun, Ok mewakili sisi lain dari spektrum tersebut.
Jika ia menggulingkan “The Warrior,” pria asal Korea Selatan ini akan melanjutkan pencapaian epik di tahun 2020, menjadi pria keenam yang memegang sabuk emas lightweight, dan menjadi penguasa divisi yang baru bagi para penantang lainnya.
Capitan vs. Zatout: Dua Kali Atau Tidak Sama Sekali
Sebuah laga perebutan gelar Juara Dunia yang panas juga dijadwalkan untuk laga pendukung utama.
Empat bulan setelah mencetak KO yang memecahkan rekor, bintang Thailand Capitan Petchyindee Academy menghentikan Alaverdi “Babyface Killer” Ramazanov dalam laga pertahanan gelar Juara Dunia ONE Bantamweight Kickboxing pertama dan merebut emas di bulan Januari lalu.
Capitan mungkin menyandang sabuk emas itu, namun segala sesuatunya telah mencapai tingkatan baru. Di ONE: REVOLUTION, ia mempertahankan sabuk emas melawan mentor dan sahabat Ramazanov, Mehdi “Diamond Heart” Zatout.
Zatout, yang mengelola Venum Training Camp Thailand, adalah veteran dunia striking yang sangat dihormati dan mengajarkan “Babyface Killer” seluruh ilmu yang dibawanya ke dalam ring. Namun, masih ada beberapa trik yang belum dibagi “Diamond Heart,” dimana ia berencana menampilkan itu pada Jumat malam, di Singapore Indoor Stadium.
Jika Capitan dapat mengalahkan pria keturunan Prancis-Aljazair itu, ia akan meraih catatan 2-0 atas Venum Training Camp Thailand dan membuktikan bahwa ialah penguasa divisi bantamweight kickboxing sejati. Tetapi, Zatout memiliki kesempatan untuk membalas kekalahan muridnya, merebut hadiah terbesar dalam olahraga ini, serta membawa sabuk emas itu kembali ke sasananya.
Pacio vs. Saruta: Laga Trilogi Demi Supremasi Strawweight
Memulai rangkaian perebutan gelar Juara Dunia ini adalah sebuah laga trilogi demi menentukan siapakah atlet strawweight terbaik di muka bumi.
Juara Dunia ONE Strawweight Joshua “The Passion” Pacio memastikan dirinya sebagai penguasa paling dominan dalam sejarah divisi ini, dimana ia paling banyak tampil dalam laga Kejuaraan Dunia (6) dan meraih rekor pertahanan gelar terbanyak (2).
Namun, mantan pemegang gelar Yosuke “The Ninja” Saruta adalah ancaman nyata bagi kejayaannya. Lagipula, ia adalah penantang teratas dan sebelumnya mampu merebut sabuk emas itu dari tangan pria Filipina ini.
Saat keduanya bertemu pada Januari 2019, Saruta mengungguli Pacio via keputusan terbelah (split decision) untuk memenangkan gelar Juara Dunia ONE Strawweight. Tetapi, tiga bulan kemudian, “The Passion” mencetak KO atas bintang Jepang itu dengan tendangan keras ke arah kepala untuk merebut kembali sabuk emas.
Hampir dua setengah tahun kemudian, keduanya tetap berada di puncak divisi mereka, dan siapa pun yang meninggalkan Singapore Indoor Stadium dengan sabuk itu akan menerima hak untuk membanggakan diri. Pria itu juga akan dikenal sebagai atlet strawweight bela diri campuran terbaik di muka bumi.
Nguyen vs. Kim: Laga Eliminasi Perebutan Gelar Juara Dunia
Dua petarung featherweight bela diri campuran dari organisasi ini akan bertemu di “Kota Singa,” dan sang pemenang dapat membawa diri mereka memasuki perebutan gelar pada tahun 2022 nanti.
Mantan Juara Dunia dua divisi ONE Martin “The Situ-Asian” Nguyen berada dalam misi untuk kembali ke puncak setelah ia kehilangan sabuk emas featherweight di tangan Thanh Le bulan Oktober lalu.
Nguyen, yang kini menjadi penantang teratas divisinya, dapat segera kembali memasuki laga perebutan gelar Juara Dunia dengan sebuah kemenangan di ONE: REVOLUTION.
Hasil yang diharapkan itu juga akan memberinya rekor kemenangan terbanyak dalam sejarah divisi featherweight ONE (10), sementara sebuah KO akan menyamakan kedudukannya dengan Phoe “Bushido” Thaw untuk rekor KO terbanyak (7) dan dengan Lee untuk penyelesaian terbanyak (9).
Kecuali ia meraih submission dalam waktu 29 detik atau KO dalam waktu 10 detik, penantang peringkat kelima “The Fighting God” Kim Jae Woong tak akan memasuki catatan rekor Jumat ini. Namun, itu bukanlah prioritas utama bagi pria asal Korea Selatan itu.
Kim berjanji pada mendiang ayahnya bahwa ia akan menjadi Juara Dunia MMA, dan sebuah kemenangan atas penantang teratas dalam laga eliminasi Kejuaraan Dunia ONE Featherweight ini dapat menjadi kesempatannya untuk memenuhi mimpi tersebut.
Aliakbari vs. Malykhin: Penantang Heavyweight Potensial Berikutnya?
Juara Dunia ONE Heavyweight Arjan “Singh” Bhullar akan mengamati laga ini, karena penantang berikutnya dapat saja muncul dengan penampilan meyakinkan.
Sejak bergabung bersama ONE Championship, Juara Dunia Gulat Grego-Romawi Amir Aliakbari telah bertukar ejekan dengan beberapa atlet heavyweight teratas organisasi ini, termasuk lawan berikutnya, Anatoly “Sladkiy” Malykhin yang masih tak terkalahkan.
Namun atlet Iran yang dikenal kurang ajar ini menderita kemunduran berat dalam debut promosionalnya, karena ia terkena KO di tangan “Mighty Warrior” Kang Ji Won pada Maret lalu, yang menyebabkan Malykhin tertawa dan merayakannya di belakang panggung.
Aliakbari mengakui bahwa ia tak berlaga dengan sempurna malam itu, dan jelas melihat perayaan itu sebagai sesuatu yang remeh. Kini, ia ingin mengalahkan Malykhin dan menantang Bhullar demi sabuk emas itu.
Namun, “Sladkiy” memiliki rencana yang lain. Pria Rusia yang periang ini ingin mempertahankan catatan rekor sempurna 9-0, menjaga tingkat penyelesaian 100 persen miliknya, serta mendekati kesempatan untuk merebut sabuk emas.
Persaingan ini memang sudah panas, dan saat laga ini resmi disebut sebagai laga eliminasi perebutan gelar Juara Dunia ONE Heavyweight, seluruh pertaruhan itu seketika meningkat drastis.
Pertempuran Antara Dua Victoria Tak Terkalahkan
Membuka kartu utama ini adalah sebuah kontes atomweight bela diri campuran antara dua kompetitor muda yang sama-sama memiliki nama Victoria.
Victoria “The Prodigy” Lee jelas menjadi pusat perhatian. Remaja fenomenal berusia 17 tahun ini – adik dari penguasa lightweight Christian Lee dan ratu atomweight “Unstoppable” Angela Lee – menikmati tahun fenomenal sebagai pemula dalam olahraga ini, dimana ia menghentikan dua lawan via submission.
Ia ingin menambahkan sebuah penyelesaian lainnya, meraih catatan rekor 3-0 di tahun 2021, dan membuktikan reputasi luar biasa dari keluarganya itu.
Namun, Victoria “Vick” Souza memiliki rencana lain. Debutan asal Brasil ini memiliki catatan rekor 5-0 dengan tingkat penyelesaian 80 persen, dimana ia meyakini bahwa dirinya memiliki “strategi sempurna” untuk menghentikan ‘hype’ remaja itu.
Jika game plan Souza terbukti, ia dapat menjadi bintang baru atomweight yang patut diperhatikan.
Baca juga: 5 Alasan Menonton ONE: REVOLUTION, 24 September Ini!