Puja Tomar Tak Pernah Lupakan Sosok Yang Memberinya Kepercayaan Diri
Sebagai seorang gadis kecil, Puja “The Cyclone” Tomar kesulitan mendapatkan dukungan untuk menggapai mimpinya dalam seni bela diri, namun ayahnya, Ram Kumar Tomar, selalu mempercayainya.
Di saat ia bersiap menjalani laga berikut dari ONE Championship, dengan menghadapi Bi “Killer Bee” Nguyen dalam ajang ONE: IMMORTAL TRIUMPH di Ho Chi Minh, Vietnam, kata-kata penyemangat dari almarhum ayahnya masih terngiang sebagai motivasi demi meraih kesuksesan.
“[Ayah] selalu mengatakan, ‘Apapun kondisinya, jangan pernah menyerah. Ayah selalu bersamamu.’ Setiap kali merasa tertekan, saya cukup menutup mata dan mengingat kata-katanya,” ungkap Puja.
“Hari ini, ia tidak berada disamping saya [secara fisik], namun kenangan akan dirinya selalu bersama saya.”
Atlet berusia 25 tahun ini tumbuh besar di sebuah kawasan pertanian kecil bernama Budhana di bagian utara India, dimana ayahnya bekerja sebagai petani. Diluar kegiatannya di ladang, sang ayah memiliki ketertarikan kuat terhadap olahraga, dan ia ingin mewariskan hal tersebut pada anak-anaknya.
Sang ayah terpaksa berhenti menggeluti karir olahraga demi memenuhi kebutuhan anak-anaknya, namun ia berharap segala pengorbanannya dapat membuat anak-anaknya mengejar mimpi mereka di masa depan.
“Ayah saya dulunya seorang pelari dan memenangkan banyak medali, namun hidupnya penuh dengan perjuangan. Karena kondisi keuangan keluarga, ia tak dapat meneruskan [karirnya], ujar Puja.
“Ia melihat mimpi ini dalam diri saya. Saya adalah anak dari seorang atlet, darahnya mengalir dalam diri saya – olahraga mengalir dalam darah saya.”
Puja kehilangan ayahnya saat ia masih berusia tujuh tahun, namun sang ayah telah memberi dampak luar biasa pada Puja. Awalnya, ia menderita setelah kepergian sang ayah, namun ada masa dimana kenangan tentang ayahnya memperkuat determinasi “The Cyclone” untuk sukses.
Puja didukung oleh ibu dan saudara perempuannya, namun kebanyakan orang di kampung halamannya memandang negatif aspirasinya dalam dunia bela diri, hingga “The Cyclone” mengambil keputusan besar untuk pindah ke Bhopal demi mengejar karir wushu-nya.
Dengan sebuah tujuan dan semangat dari ayahnya yang mengalir dalam dirinya, pertaruhan tersebut membuahkan kemenangan di empat kejuaraan wushu nasional.
“Bagian tersulit dari kehidupan saya adalah ketika ayah saya meninggal. Saya merasa sendiri dan berpikir, ‘Bagaimana saya dapat menggapai mimpi saya [dalam olahraga], dan mimpi ayah saya?'” kenangnya.
“Saudara saya yang lain menentang [seni bela diri]. Mereka sering berucap, ‘Dia ini anak perempuan, ia akan melukai diri sendiri. Siapa yang mau menikahinya?’ dan hal-hal semacam itu.”
“Kesulitan ini memberi saya kekuatan yang luar biasa. Keinginan saya semakin kuat, dan kapanpun saya merasa lelah berlatih, saya selalu teringat perkataan mereka. Saya ingin membuktikan pada dunia bahwa saya dapat meraih mimpi, juga demi ayah saya.”
Puja beralih pada seni bela diri campuran dan karirnya berjalan mulus di India. Setelah meraih tiga kemenangan pertama melalui KO, ia bergabung dengan organisasi bela diri terbesar di dunia, dimana saat itu keluarga besarnya mulai mengakui potensi yang ia miliki.
Ia meraih kemengan pertama bersama ONE atas pesaing kuat asal Indonesia, Priscilla Hertati Lumban Gaol, pada bulan Januari dan menasbihkan dirinya sebagai seorang talenta berbakat divisi atomweight.
Kini ia memiliki kepercayaan diri untuk tetap membuat sang ayah bangga dengan mencatatkan raihan yang sama dalam laga perdana ONE Super Series Muay Thai dengan mengalahkan Bi Nguyen di Stadion Phu Tho Indoor.
“Saya sangat percaya diri. Saya sangat menikmati kemenangan pertama saya di ONE dan ingin tetap berada dalam jalur kemenangan,” ungkap “The Cyclone.”
“Saya akan memberikan penghormatan pada ayah saya dengan menjadi Juara Dunia.”
Ho Chi Minh | 6 September | 17:30 WIB | ONE: IMMORTAL TRIUMPH | TV: Periksa daftar tayangan lokal untuk siaran global | Tiket: http://bit.ly/oneimmortal19