Putri Padmi Taklukkan Berbagai Tantangan Demi Meretas Mimpi
Perjalanan Putri “Ami” Padmi dalam mengejar mimpi tidak selalu mudah. Namun tekad kuat yang ia miliki menjadi alasan mengapa ia tak pernah lelah berjuang.
“Ami” akan menjalani laga terpenting dalam kariernya saat berlaga di Singapore Indoor Stadium pada Jumat, 22 November, melawan atlet asal Amerika Serikat Colbey Northcutt, dalam ajang ONE: EDGE OF GREATNESS.
Laga tersebut menjadi yang pertama bagi juara kickboxing nasional ini untuk tampil di panggung dunia di luar Indonesia. Jelang laga bersejarahnya, wanita kelahiran Tuban, Jawa Timur ini mengungkapkan bagaimana dirinya dapat mengenal seni bela diri dan pada akhirnya berada di “The Home Of Martial Arts.”
Terlibat Tawuran Pada Masa Remaja
“Ami” merupakan anak terakhir dari empat bersaudara. Ayahnya merupakan seorang pegawai sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang kerap berpindah tugas. Ia lahir di Tuban, namun banyak menghabiskan masa kecilnya di Bali. Menginjak dewasa, ia pindah ke Malang, Jawa Timur, untuk melanjutkan pendidikan di sebuah perguruan tinggi.
Menurut wanita berusia 26 tahun ini, ia merupakan anak yang tidak penurut dan kerap terlibat tawuran ketika duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Saya anak terakhir dari empat bersaudara dan yang suka tawuran, cuma saya,” tuturnya.
“Darah atlet tidak ada di keluarga saya, tetapi karena saya murid nakal dan bandel yang suka tawuran saat SMP [sekolah menengah pertama] kelas tiga, guru saya sempat mau mengeluarkan saya dari sekolah saya. Namun karena nilai akademis saya bagus, akhirnya diputuskan saya wajib ikut karate di sekolah dan mengajari anak-anak nakal untuk tidak tawuran, tapi berprestasi [dalam bidang] karate.”
Meraih Berbagai Prestasi
Sejak mengenal dunia bela diri, “Ami” membuktikan diri sebagai atlet yang memiliki bakat alami. Ia dapat beradaptasi dengan berbagai disiplin dengan cepat. Hal ini dibuktikan dari berbagai prestasi yang diraihnya dalam berbagai disiplin, terutama karate kumite. Terakhir, ia dinobatkan sebagai Juara Nasional Kickboxing 2019.
Selain itu ia juga merupakan Juara Muay Thai Porda Jawa Barat 2018 dan Juara Nasional kyoukushin karate 2017.
“Prestasi yang diraih dalam karate kumite ada banyak, tapi saya belum pernah masuk pelatnas. Saya juga pernah menjadi juara tinju amatir serta juara IBC kelas flyweight pada tahun 2016,” tuturnya.
- Putri Padmi Ingin Buktikan Diri Di Laga Terpenting Dalam Karirnya
- 10 Juara Dunia Akan Tampil Di Gelaran ONE: EDGE OF GREATNESS
- 3 Laga Pencuri Perhatian Dari Gelaran ONE: EDGE OF GREATNESS
Mengejar Mimpi Di Ibu Kota
Setelah menyelesaikan pendidikan di kota apel, perjuangan “Ami” untuk meraih mimpinya dimulai.
Ia selalu berharap bisa mengubah dunia, dan posisi ideal yang ia anggap cukup kuat dalam memberi pengaruh terhadap dunia adalah Sekretaris Jenderal Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB).
“Harapan saya sederhana, yaitu agar bisa dikagumi dan dihormati semua orang dimanapun dan yang saya tahu, untuk mendapatkan itu semua adalah dengan menjadi sekjen PBB. Saya adalah orang yang selalu mengejar apa yang diinginkan sampai kapanpun. Tak ada kata menyerah,” tutur atlet yang sempat bekerja di Bank Indonesia ini.
“Kemudian saya harus jatuh berkali-kali. Namun sepanjang hidup, saya selalu bertemu orang-orang yang menggerakkan hati saya – walaupun mungkin mereka tidak menyadarinya.”
“Saya melihat orang mederita di pinggir jalan dan ingin membantu mereka. Terdengar klise memang, tapi saya akan mencoba menjadi apapun untuk bisa membantu mereka.”
Menyadari bahwa jalan menuju mimpinya masih panjang, ia mencoba meniti karier untuk menjadi seorang perwira polisi. Namun, upaya keras yang ia lakukan belum berbuah hasil.
“Saya mencoba untuk menjadi perwira polisi, namun gagal melalui tes sampai lima kali. Kemudian saya mencoba masuk politik dengan ikut tergabung dalam proyek kemanusiaan UNICEF, namun tetap tidak berjalan mulus sesuai yang diinginkan,” jelasnya.
“Tapi saya tidak menyerah untuk menjadi sekjen PBB. Saya terus belajar dan kelak, suatu hari pasti bisa membantu banyak orang dengan kekuatan saya.”
Mendalami Seni Bela Diri
Perjalanannya menuju dunia seni bela diri profesional memang nampak kebetulan, namun “Ami” telah memiliki modal kuat untuk berprestasi, berkat pengalaman dan segudang prestasinya. Saat kesempatan itu datang menghampiri, wanita berusia 26 tahun ini telah siap menguji dirinya.
“Saya mengenal dunia bela diri campuran profesional sewaktu merantau ke Jakarta untuk mencari pekerjaan, setelah gagal mendaftar menjadi perwira polisi. Saya merantau dengan modal sepeda kuno dan mencari kerja, mengelilingi Jakarta Selatan,” jelasnya.
“Alhamdulillah saya ketemu Tiger Shark, yang menyambut saya untuk menjadi keluarga mereka. Saya awalnya latihan karena memang hobi, tapi tiba-tiba ditawari untuk berlaga dan mendapatkan uang untuk menutupi biaya hidup di Jakarta.”
“Berkat dukungan luar biasa dari orang-orang di Tiger Shark – yang membuat saya seperti di rumah sendiri – saya merasa mendapatkan keluarga baru yang mendukung mimpi saya.”
“Jalan saya sebagai petarung memang sangat bertentangan dengan keinginan orang tua, jadi saya merasakan pergolakkan batin. Selama dua bulan lebih, saya merasa bimbang. Namun kini, saya akan menghadapi atlet hebat asal Amerika, saya bertekad untuk memberi cerita indah kepada orang tua dan meyakinkan mereka. Alhamdulillah ini menjadi pertandingan pertama yang direstui oleh ibu.”
Berharap Menjadi Juara Dunia
“Ami” mengaku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan untuk unjuk kemampuan di panggung dunia, dan ketika semua mata tertuju kepadanya akhir pekan nanti, ia bertekad memberikan yang terbaik. Kemenangan di Singapore Indoor Stadium akan membuka jalan baginya meretas mimpi sebagai Juara Dunia.
“Di usia yang sudah menginjak 26 tahun ini, saya ingin memiliki pencapaian luar biasa yaitu menjadi pemegang sabuk Juara Dunia ONE. Semoga Tuhan merestui cita-cita saya ini,” katanya.
“Saat ini saya ingin memiliki pencapaian yang bisa didapatkan dengan keringat, usaha dan kekuatan saya sndiri. Saya akan membuat masa muda saya tidak penuh dengan kegagalan.”
Baca Juga: 5 Alasan Mengapa Anda Wajib Menyaksikan ONE: EDGE OF GREATNESS