Rangkaian Kemenangan Terbaik Pejuang Bela Diri Campuran Singapura

Angela Lee and Christian Lee with their ONE Championship belts at ONE: CENTURY

Singapura memang terbukti sebagai salah satu pusat skena bela diri campuran di Asia.

Selama beberapa tahun terakhir, berbagai atlet lokal dari negara tersebut telah tampil dan menempatkan sorotan pada “Kota Singa” dengan serangkaian momen luar biasa, serta beberapa penampilan yang layak dalam perebutan gelar Juara Dunia.

Para pahlawan ini memberi inspirasi bagi sebuah generasi baru seniman bela diri dan telah berlanjut menemukan kesuksesan di ONE Championship. Beberapa bahkan mengatakan ini baru awalnya.

Berikut adalah lima kemenangan terbaik dari para superstar Singapura di atas panggung dunia.

Angela Lee Buktikan Dirinya Layak Sandang Julukan ‘Unstoppable’

Juara Dunia ONE Women’s Atomweight “Unstoppable” Angela Lee telah mencetak berbagai penampilan luar biasa di dalam “The Home Of Martial Arts,” namun yang terbaik mungkin terjadi saat ia melawan Juara Dunia Muay Thai dua kali, Istela Nunes, di ajang ONE: DYNASTY OF HEROES pada bulan Mei 2017.

Di permukaan, ratu divisi atomweight ini nampak tenang saat ia berjalan menuju Circle di Singapore Indoor Stadium, namun seminggu sebelumnya, ia didiagnosa menderita radang paru-paru, atau pneumonia. Faktanya, hanya beberapa menit sebelum laga berlangsung, Lee muntah-muntah di ruang gantinya.

Terlepas dari isu kesehatan yang dialaminya, ia ingin membuktikan dirinya sebagai seorang juara tak terhentikan, sesuai julukannya “Unstoppable,” malam itu – dan ia melakukannya.

Lee mementahkan serangan atlet Muay Thai asal Brasil itu pada ronde pembuka dengan menutup jarak dan membawa laga ke posisi ground dengan teknik ‘headlock takedown’. Walau Nunes mencoba meloloskan diri, “Unstoppable” meraih punggungnya, mengincar kuncian rear-naked choke dan bahkan mencoba kuncian twister.

Walau Nunes membuka ruang lebih banyak dengan serangannya pada ronde kedua, Lee menangkap sebuah tendangan kaki dan menyeretnya ke atas kanvas. Atlet Brasil itu mencoba untuk kembali berdiri, namun “Unstoppable” meraih posisi headlock, mengamankan sebuah kuncian anaconda, melontarkan serangan lutut ke arah kepala rivalnya dan mencoba menariknya ke ground.

Akhirnya, Lee memasukkan sebuah selengkatan di sisi luar kaki lawannya yang memaksa Nunes terbaring di atas kanvas, selagi ia tetap menerapkan lebih banyak tekanan lagi. Saat genggamannya bertambah kuat, atlet Brasil itu tidak dapat bertahan lebih lama dan segera melakukan tap-out.

‘The Warrior’ Kejutkan Atlet Legendaris, Rebut Gelar Juara Dunia

Sekilas, nasib nampaknya tidak berpihak pada Christian “The Warrior” Lee saat itu.

Pada bulan Mei 2019, atlet featherweight Singapura ini naik satu divisi untuk menantang sang legenda bela diri campuran Jepang dan Juara Dunia ONE Lightweight saat itu, Shinya “Tobikan Judan” Aoki, demi sabuk emasnya di ajang ONE: ENTER THE DRAGON di “Kota Singa.”

Walau keduanya sempat berlatih bersama di Evolve, Lee segera mengetahui bahwa teman lamanya itu belum mengajarkan segala sesuatu yang ia ketahui.

Beberapa detik setelah bel berbunyi, Aoki meraih takedown dan menekan sang pahlawan lokal itu di atas kanvas. Saat Lee mencoba menendang tali ring untuk melepaskan diri dari cengkeraman atlet ikonik itu, “Tobikan Judan” menggunakan momentum dan melancarkan kuncian armbar. Legenda Jepang itu memutar lengan “The Warrior” ke posisi tak wajar, namun Lee bertahan.

Atlet Singapura itu pun kemudian membiarkan rasa sakitnya dan memasuki ronde kedua dengan determinasi luar biasa. Ia bertahan dari percobaan takedown Aoki, mendesaknya ke pojok ring, serta mengejutkannya dengan sebuah pukulan cross kanan ke arah kepala dan straight kiri ke rahang lawannya.

“The Warrior” berlanjut melepaskan rangkaian pukulan ke arah sang legenda ini, yang memicu wasit untuk menghentikan laga dan memberi kemenangan – serta gelar Juara Dunia ONE Lightweight World Title – pada bintang tuan rumah itu.



Amir Khan Taklukkan Mantan Juara Dunia

Amir Khan memiliki catatan yang seimbang dengan Lee sebagai pencetak KO terbanyak dalam sejarah ONE Championship, namun ia menampilkan perkembangannya dalam submission di ajang ONE: BEYOND THE HORIZON, bulan September 2018.

Atlet Singapura itu langsung berhadapan dengan mantan Juara Dunia ONE Featherweight Honorio “The Rock” Banario, yang memasuki kontes divisi lightweight dengan lima kemenangan beruntun.

Awalnya, laga ini nampak menjadi ajang pukul memukul antara kedua pencetak KO luar biasa ini, saat mereka bertukar serangan keras dalam menit-menit pembuka. Namun saat spesialis wushu Filipina ini menyerang maju dengan kombinasi serangan, Khan menghindari pukulan dan melancarkan double-leg takedown.

Walau Banario kembali ke atas kakinya dan kembali maju dengan lebih banyak kombinasi, Khan memiliki determinasi untuk menempatkan rivalnya asal Team Lakay itu ke atas kanvas. “The Rock” mementahkan sebuah single-leg, namun atlet Singapura itu meraih punggungnya dan memaksanya ke atas kanvas.

Khan menyarangkan hook dan mengincar kuncian rear-naked choke, tetapi Banario mampu bertahan dengan baik. Setelah beberapa pertukaran pukulan, Khan dengan cerdas menjepit lengan kiri atlet Filipina ini dengan kaki kirinya. Saat “The Rock” berusaha menyingkirkan kaki lawannya, perwakilan Evolve ini menggunakan distraksinya untuk menempatkan lengan kanannya di bawah dagu.

Saat itu, Khan memastikan kunciannya dan memaksa lawannya untuk menyerah di depan para penonton yang memadati arena di Shanghai, Tiongkok.

Tiffany Teo Hentikan Perlawanan ‘Zombie’

Tiffany “No Chill” Teo membuktikan bahwa dirinya adalah salah satu seniman bela diri campuran wanita terbaik dalam divisi strawweight wanita dengan penampilan luar biasanya melawan judoka sabuk hitam tingkat tiga Ayaka “Zombie” Miura dalam ajang ONE: KING OF THE JUNGLE di “Kota Singa,” bulan Februari lalu.

Miura menemukan cara untuk segera membawa atlet Singapura itu ke atas kanvas dan berusaha meraih posisi scarf-hold. Saat ia berada di sana, “Zombie” mencoba mengamankan kuncian Americana andalannya – yang pernah ia gunakan untuk mengatasi tiga lawan sebelumnya di “The Home Of Martial Arts” – namun Teo menggenggam pinggang atlet Jepang ini, berpitar ke lututnya dan berdiri.

Walau Miura berlanjut dengan serangan grappling tanpa hentinya dan mencoba meraih kuncian scarf-hold Americana dan arm-triangle, “No Chill” menemukan cara untuk bertahan dari serangan itu.

Pertahanan Teo nampak lebih baik pada ronde kedua dan sanggup membalikkan keadaan saat “Zombie” meraih lengannya dan membiarkan punggungnya terbuka, Teo membalikkan keadaan dengan memukul kepala Miura. Saat atlet Jepang ini mulai kelelahan, Teo mengambil kendali. Ia kembali menyerang dengan tendangan ke arah kepala dan kaki, jab, hook kiri, serta pukulan straight.

Pada ronde ketiga, “No Chill” berlanjut mementahkan usaha takedown dari Miura dan mematahkannya satu per satu dengan serangannya. Sebuah usaha terakhir “Zombie” adalah melancarkan  single-leg takedown dari “Zombie” pada detik-detik terakhir kontes ini – gimana hal itu menjadi penutup laga ini.

Teo melakukan sprawl, melepaskan pukulan dan serangan sikut ke arah kepala dan tubuh, serta memaksa wasit untuk menghentikan laga.

Debut Atlet Wanita ‘Mighty’

It's not over till it's over.

It's not over till it's over. Singapore | 24 November | TV: Check local listings for global broadcast | PPV: Official Livestream at oneppv.com | Tickets: http://bit.ly/onepursuit17

Posted by ONE Championship on Tuesday, November 14, 2017

“Mighty” May Ooi mungkin memiliki tugas yang sulit di awal penampilannya di atas panggung dunia.

Perenang Olimpiade ini kembali membakar persaingan ketat antara Singapura dan Malaysia saat ia mencetak debut promosionalnya melawan atlet veteran Ann “Athena” Osman di ajang ONE: QUEST FOR GREATNESS pada bulan Agustus 2017. Walau dirinya memasuki Circle pada usia ke-41, “Mighty” lebih unggul malam itu di Kuala Lumpur dan menyelesaikan laga dalam satu ronde.

Awalnya, Osman nampak memiliki keunggulan. Atlet Malaysia itu menjatuhkan lawannya ke atas kanvas dengan sebuah hook overhand kanan yang keras, mengikuti lawannya ke permainan ground, serta melepaskan ground and pound keras.

Ooi tetap tenang dan kembali berdiri, namun “Athena” berlanjut masuk ke posisi clinch, menekan di dinding Circle, serta melontarkan serangan lutut di tiap kesempatan.

Namun, setelah dua menit berlalu, arah pertandingan berubah. Atlet Singapura ini menggunakan momentum Osman melawan dirinya sendiri dan melemparkannya ke posisi ground. Ooi lalu berlanjut ke posisi kendali samping, atau side control, dan menjatuhkan serangan siku pendek ke sisi kepala lawannya, walau pada akhirnya “Athena” kembali berdiri dan menekan “Mighty” ke dinding Circle.

Namun, Ooi menemukan ruang untuk menggenggam tubuh atlet Malaysia itu, menyeretnya keluar dari sisi Circle, mendorongnya dan meraih punggungnya. Dari posisi tersebut, ia menggunakan kemampuan jiu-jitsu miliknya untuk menyarangkan sebuah kuncian rear-naked choke dan memaksa Osman menyerah.

Baca juga: 5 KO Terbaik Superstar Indonesia Di Panggung Dunia

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9