Rene Catalan Mempersiapkan Anak Lelakinya Demi Ikuti Jejaknya

Rene Catalan 171124SG_DC 8983

Rene “The Challenger” Catalan dan saudara-saudaranya menerima pelajaran seni bela diri dari sang ayah, dan kini, penantang divisi strawweight ini melanjutkan warisan tersebut pada anak-anaknya.

Pria berusia 39 tahun ini, yang memiliki gelar Kejuaraan Dunia Wushu dan berbagai pencapaian olahraga tarung lainnya, memberi inspirasi bagi ketiga anaknya untuk berlatih bela diri sejak usia dini.

Sementara anak perempuan tertuanya memilih untuk mengejar jalur yang berbeda dalam hidup, anak lelaki satu-satunya dan anak perempuan termudanya melanjutkan langkah ayah mereka.

Faktanya, anak lelakinya, Rene Catalan Jr. – yang juga dikenal sebagai Neboy – adalah penikmat latihan di sasana yang pada usia ke-13 telah menjadi instruktur di Catalan Fighting System (CFS), di Makati, Filipina.

“Selama libur musim panas, saya memintanya untuk bekerja di sasana demi mengajar anak-anak yang mendaftarkan diri, dan saya memberinya insentif agar ia memiliki simpanan sendiri,” kata sang ayah, bangga.

Saat Catalan bersiap menghadapi pahlawan Indonesia tak terkalahkan Stefer “The Lion” Rahardian di ajang ONE: REIGN OF KINGS, Jumat, 27 Juli ini, jelas bahwa Neboy akan mengikuti ayahnya ke dalam arena dengan segera.

Mempelajari Seluruh Trik Yang Ada

Rene Catalan IMG_3799.jpg

Gen seni bela diri itu hidup di dalam Neboy, yang mulai berlatih sejak ia berusia 3 tahun. Ia seringkali menyaksikan ayahnya berlaga melalui televisi, dan tak butuh waktu lama sampai ia terkesima.

“Saat saya masih berada di Tim Wushu [Nasional Filipina], ia akan menonton pertandingan saya di TV,” kata Catalan.

“Saya tidak harus mendorongnya untuk mempelajari wushu sanda karena ia sangat tertarik dengan apa yang saya lakukan.”

“Ia mulai berkompetisi saat ia berusia empat tahun, lalu ia masuk ke tinju, dan akhirnya Muay Thai. Saat saya meninggalkan wushu, saya menjadi direktur untuk Muay Thai di Region VI, maka ia berlatih olahraga tersebut, dan saat saya masuk ke dalam bela diri campuran, ia juga mengikutinya.”

Secara alamiah, guru pertamanya adalah Pelatih Rene.

Namun, saat “The Challenger” kini berusaha membesarkan merek dagang CFS di Manila, Neboy dan kakak perempuannya pergi belajar di Santa Barbara, Iloilo. Mereka tinggal bersama saudara lelaki Catalan, Jose Ronnie, yang juga menjadi pelatih CFS di provinsi tersebut.

“Saya berencana memindahkan dirinya ke sini saat semuanya sudah stabil agar saya dapat menyaksikan perkembangannya,” tambah Pelatih Rene.

“Adalah sebuah kesempatan saat kami menjalani pemusatan latihan, dan ia tak dapat bergabung karena ia tinggal sangat jauh.”

Masuk Ke Arena Seperti Sang Ayah

Rene Catalan 171124SG_DC 8033.jpg

Walau Neboy mungkin adalah darah daging keluarga Catalan, ia tidak mendapatkan perlakukan khusus apapun dari sang ayah. Seperti yang lain, ia wajib mematuhi peraturan ketat sasana itu dan seluruh tindakan pendisiplinannya.

“Saya tak ingin memperlakukan dirinya berbeda karena saya mengetahui itu bukanlah cara untuk mencapai tujuan-tujuannya,” kata Catalan.

“Disiplin, respek dan mendorong seseorang mencapai batasannya adalah pengajaran yang saya tanamkan bagi dirinya.”

Di antara seluruh pengajaran tersebut dan dedikasi anaknya pada olahraga ini, Catalan meyakini bahwa Neboy mungkin dapat bergabung dengan para atlet profesional saat ia berusia 16 tahun.

Walau banyak keluarga yang tak dapat melihat anggota tercintanya berada di dalam arena, Catalan telah menyaksikan perkembangan dari anaknya, dan ia pun yakin sang anak akan mampu mencetak awal yang kuat dalam karier profesionalnya saat waktunya tiba.

Ia juga akan berada di pojokan anaknya untuk memberi saran dan membimbingnya saat ia siap untuk mencetak debut bela diri campurannya.

“Saya akan memastikan ia mengetahui cara mempertahankan dirinya sendiri dan bagaimana menginisiasi serangan sampai saya yakin saat ia memasuki arena,” kata Catalan.

“Bagi saya, menang atau kalah, saya hanya ingin memastikan bahwa ia siap saat memasuki arena.”

“Ia juga seorang anak yang cerdas, ia sangat disiplin, dan bahkan jika ia mendapati itu terkadang sangat sulit, saya selalu menjelaskan mengapa saya mendorongnya mencapai batasan.”

Memimpin Berdasarkan Contoh

Rene Catalan IMG_0405.jpg

Catalan akan terus berperan sebagai contoh yang baik bagi anaknya, saat ia menjalani status penantang di ONE. Jumat malam ini, ia memiliki kesempatan meraih lima kemenangan beruntun dan mencetak pernyataan tegas sebagai atlet dengan kondisi terbaik dalam divisinya.

Di ajang ONE: REIGN OF KINGS, warga Manila ini bertemu Rahardian, yang telah turun satu divisi setelah rangkaian kesuksesan dalam divisi flyweight. Di laga pertamanya dalam divisi strawweight sejauh ini, ia tampil luar biasa dan membawa rekor tak terkalahkannya menjadi 9-0.

Rahardian adalah pemegang sabuk coklat Brazilian Jiu-Jitsu yang berlatih dengan pegulat elit dan pemegang sabuk hitam BJJ di Bali MMA, yang terlihat dari kemenangan submission melalui rear-naked choke atas Himanshu Kaushik di ajang ONE: GRIT AND GLORY, Mei lalu.

Walau perwakilan Catalan Fighting Systems ini tak memiliki latar belakang grappling yang sebanding, “The Challenger” merasa bahwa teknik tinju, wushu dan Muay Thai yang ia miliki mampu membedakan sasananya – dimana ini juga akan menentukan perbedaan tingkatan dalam laga mereka.

Rene Catalan ADUX4761.jpg

“Saya mengetahui bahwa kemampuan BJJ mereka berada di tingkatan yang berbeda jika dibandingkan dengan kami,” akunya.

“Namun, dalam striking – dan saya tidak ingin terdengar seperti menyombongkan diri di sini – saya yakin bahwa pengalaman saya berbicara. Saya telah cukup lama melihat itu dalam permainan ini.”

Jika Catalan dapat memanfaatkan keunggulan stand-up miliknya, ia dapat mendobrak ke dalam laga perebutan gelar Juara Dunia ONE Strawweight dengan menjadi pria pertama yang mampu mengalahkan Rahardian.

Apapun hasilnya, Catalan mengetahui ia telah memberi Neboy jalur menuju kesuksesan dalam seni bela diri. Selebihnya, ia telah memberi seluruh keluarganya sebuah kehidupan yang lebih baik – apapun yang mereka akan lakukan nantinya.

“Pertama dan yang terpenting, [seni bela diri] adalah untuk mempertahankan diri,” jelas Catalan.

“Itu juga mengajarkan disiplin, kerendahan hati, bagaimana menjaga kesehatan yang baik, serta kebugaran. Itu adalah satu hal yang dapat saya wariskan dan tak ada seorangpun yang dapat mengambilnya dari mereka.”

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9