Rika Ishige Tentang Bagaimana Mengatasi Perundungan
Rika “Tiny Doll” Ishige muncul sebagai salah satu superstar terpopuler di ONE Championship.
Pada tahun 2017, ia telah mendemonstrasikan kemampuan bela diri yang lengkap dengan tiga penyelesaian, serta membuat penggemarnya kagum dengan karisma dan kepribadiannya.
Bintang berusia 28 tahun ini kini akan menghibur para penonton sekali lagi pada hari Sabtu ini, tanggal 24 Maret, saat ia bertemu debutan Filipina Angelie “D Explorer” Sabanal di ajang ONE: IRON WILL yang akan berlangsung di tanah kelahirannya, Bangkok, Thailand.
Sementara Ishige kini dikagumi oleh ribuan orang di seluruh dunia, ia mengingat masa dimana kehidupannya terasa seperti mimpi buruk.
Dirundung Di Sekolah
Saat ia masih remaja, Ishige tidak terlalu bergaul dan mencoba melalui masa-masa sekolah tanpa mengganggu orang lain. Ia tidak pernah mencari keributan, namun sayangnya masalah itu datang padanya.
“Tinydoll” seringkali diganggu di sekolah karena penampilan dan latar belakang etnisnya. Ia adalah anak perempuan yang kecil keturunan Thailand dan Jepang, dimana itu menjadikannya seorang target. Tidak hanya dirinya menderita penganiayaan fisik dari para perundung, namun ia juga harus menahan perundungan emosional.
“Saya tidak mengingat pertama kali saya dirundung, karena saya terbiasa dirundung sejak kecil,” sebut Ishige. “Saat saya berada di sekolah menengah pertama, saya dirundung oleh para senior karena saya setengah orang Thailand.”
“Awalnya, mereka mencela saya secara verbal, seperti menyebut saya dengan panggilan buruk, dan setelah itu saya telah dirundung secara fisik. Saya didorong dari belakang dan rambut saya dijambak.”
“Tinydoll” tak dapat mengandalkan bantuan dari gurunya, serta bahkan tidak ada seorang pun yang menengahi atau membantu dengan cara apa pun. Yang terburuk, ia bukanlah satu-satunya korban di sekolahnya. Kebudayaan merundung ini menyebar ke berbagai sekolah dan menyebabkan banyak murid-murid lain juga mengalami mimpi buruk.
“Jika anda memiliki kelemahan, atau jika anda berbeda, anda dapat menjadi target perundungan,” katanya.
Menemukan Pelarian Dalam Seni Bela Diri
Karena lelah menjadi korban, Ishige memutuskan untuk menemukan kekuatannya sendiri dan memperlengkapi diri dengan kemampuan yang dibutuhkan untuk mempertahankan diri dari para penyiksanya.
Sementara “Tinydoll” selalu memiliki kekaguman akan seni bela diri, yang didapatkannya dari ayahnya, ia merasa bahwa mempelajari beberapa gerakan dapat membantunya mengatasi permasalahan itu. Pada usianya yang ke-14, ia mulai berlatih secara resmi.
“Saya tidak mempelajari seni bela diri untuk menyakiti orang, hanya untuk mempertahankan diri,” katanya Ishige. “Saya memutuskan untuk belajar aikido dan karate.”
Pelajaran tersebut membantunya lebih daripada yang ia bayangkan. Walau ia akhirnya merasa dapat mempertahankan diri dari para perundung, atau siapa pun yang akan menyerangnya, ia juga bertumbuh dari sisi psikologis.
Ia mendapatkan keyakinan diri yang baru, dan mungkin untuk pertama kalinya, ia merasa memiliki kemampuan baru.
“Saya menjadi kuat — tak hanya secara fisik, namun juga secara mental,” tegasnya. “Saya merasa lebih tenang dan dapat lebih baik lagi mengendalikan emosi saya.”
Setelah beberapa waktu, ketika para perundung menyadari mereka tidak dapat menyerang Ishige muda lagi, mereka semakin tidak berani mengganggunya.
Sementara Ishige mengambil masa istirahat sejenak dari pelatihan bela dirinya untuk berkonsentrasi pada pelajarannya, ia tak dapat menghindari daya tarik yang kuat dari kebudayaan dan gaya hidupnya.
Ia akhirnya berlatih bersama pria yang nantinya akan menjadi kekasihnya, Shannon “OneShin” Wiratchai, mempelajari berbagai disiplin, serta bergabung bersama ONE Championship dengan harapan ia akan dapat menjadi Juara Dunia satu hari nanti.
Memberi Contoh Bagi Dunia
Ishige mungkin telah bertahan dari perundungan, namun permasalahan ini masih cukup relevan di berbagai sekolah di seluruh dunia.
Berdasarkan itu, superstar atomweight Thailand ini mendorong banyak orang, terutama mereka yang telah menjadi korban, untuk memperlengkapi diri dengan seni bela diri.
“Anda tidak dapat mengubah orang lain, hanya diri anda sendiri. Bersiaplah untuk menghadapi segala macam situasi,” katanya.
“Anda dapat meraih kekuatan fisik dengan latihan atau berlatih bela diri demi melindungi diri anda dari perundungan fisik atau seksual. Sebagai tambahan, anda dapat membangun kekuatan mental untuk mengatasi perundungan verbal, termasuk perundungan siber.”
“Tinydoll” menyadari bahwa ada beberapa korban yang memang bertubuh kecil, sama seperti dirinya. Itulah mengapa ia menyarankan mereka untuk menguasai disiplin yang dikenal sebagai “the gentle art.”
“Jiu-jitsu sangat membantu saya, baik di kehidupan normal saya dan dalam berbagaipertandingan,” ia melanjutkan. “Itu sangat bagus bagi mereka yang bertubuh kecil seperti saya.”
Akhirnya, Ishige menyampaikan pesan bagi mereka yang dahulu membuat hidupnya seperti mimpi buruk saat ia remaja di sekolah menengah atas. Ia berharap mereka dapat membantunya memperjuangkan akhir dari perundungan, serta membantunya untuk mencegah itu semua terjadi di masa depan.
“Kini setelah kita semua dewasa, dan saya kira beberapa dari mereka memiliki anak-anak. Tolong ajarkan mereka untuk menempatkan diri mereka di posisi orang lain. Tidak ada yang ingin dirundung.”