Ringkasan Jelang Final ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix, Superlek vs. Panpayak
Di dalam sirkuit Muay Thai Thailand, tak jarang seorang petarung dapat melawan rival yang sama lima, enam, atau hampir 12 kali. Filosofi yang diterapkan adalah sebagai berikut: Jika dua atlet bersaing dengan baik, pasangkan mereka lagi dan lagi.
Ini jelas menjadi kenyataan dalam kasus penantang #1 flyweight Muay Thai ONE Superlek Kiatmoo9 dan atlet peringkat #2 Panpayak Jitmuangnon dalam karier mereka yang penuh prestasi.
Sampai saat ini, mereka sudah tujuh kali berhadapan, namun laga ke delapan mereka takkan tiba dari para penata tanding. Sebaliknya, itu hanya takdir.
Setelah melalui jalur yang impresif – namun sangat berbeda – di ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix, Superlek dan Panpayak akan berhadapan di babak final turnamen ini pada ajang ONE Fight Night 3: Lineker vs. Andrade pada Jumat, 21 Oktober ini.
Dengan aksi masif yang hanya berselang beberapa minggu, berikut adalah ringkasan bagaimana mereka mencapai tahap ini, dan apa yang dapat kita harapkan terjadi di Axiata Arena, Kuala Lumpur, Malaysia.
Goncangan Di Babak Perempat Final
Perjalanan Superlek di Grand Prix dimulai pada Mei lalu, di ONE 157, saat ia melawan petarung Jepang Taiki Naito dalam babak perempat final turnamen ini.
Naito adalah kickboxer peringkat #4 divisi flyweight dan memiliki berbagai kemenangan besar atas mantan Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing Petchdam Petchyindee dan penantang #4 flyweight Muay Thai Savvas Michael.
Namun, Superlek meraih keputusan mutlak dengan tendangan tubuh dan serangan baliknya yang sangat presisi.
Tetapi, jika melihat kembali, semua itu tak seharusnya disebut serangan balik karena pria Thailand itu mengetahui apa yang akan dilontarkan lawannya sebelum itu terjadi dan mempersiapkan senjata untuk mengatasinya.
Di malam yang sama, Panpayak dijadwalkan menghadapi Josue Cruz dalam laga alternatif ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix, tetapi Cruz naik ke babak perempat final untuk menggantikan Jonathan Haggerty yang sakit dan melawan Walter Goncalves.
Sebagai hasilnya, Panpayak terpaksa menunggu. Di babak perempat final itu, Goncalves memenangkan laganya melawan Cruz, Rodtang Jitmuangnon mengalahkan Jacob Smith, dan Michael mengalahkan Amir Naseri.
Namun, Panpayak menerima kejutan yang mengubah jalurnya.
Pergantian Menit Terakhir Di Semifinal
Superlek dijadwalkan menghadapi Goncalves dan Rodtang melawan Michael dalam babak semifinal Grand Prix pada ajang ONE Fight Night 1 bulan Agustus lalu.
Tetapi, dalam minggu pertandingan, Rodtang gagal memberikan sampel untuk uji hidrasi yang diwajibkan oleh ONE dan tak diizinkan mengikuti penimbangan badan. Kehilangan satu orang, seperti yang mereka katakan, dapat berarti keberuntungan bagi seseorang lainnya.
Panpayak mendapatkan pemberitahuan singkat pada menit terakhir untuk menggantikan Rodtang dan melawan Michael – dimana ia menerimanya tanpa keraguan.
Malam itu, Superlek menjadi petarung pertama di ONE yang dapat menghentikan Goncalves, dimana ia mencetak penyelesaian via KO ronde pertama yang dominan.
Dan, terlepas dirinya masuk melalui pemberitahuan singkat, Panpayak mencetak penyelesaian dominan dengan KO via serangan siku ronde kedua atas Michael.
Dengan kemenangan mereka itu, Superlek dan Panpayak meraih posisi di Final Kejuaraan ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix, yang mempersiapkan panggung demi pertemuan ke delapan mereka.
Apa Yang Diharapkan Di Final Grand Prix
Apa lagi yang dapat dikatakan tentang kedua pria ini, dengan tujuh pertandingan mereka sebelumnya?
Lagipula, mereka mengetahui trik, kekuatan dan kelemahan masing-masing. Mereka tahu kapan yang lainnya akan menyerang dan kapan mereka harus melangkah mundur.
Namun, terdapat satu hal yang tidak diketahui Superlek dan Panpayak – sesuatu yang kita lihat berulang kali sebelumnya, tak peduli seberapa banyak waktu yang dihabiskan oleh para petarung di sasana, atau seberapa banyak mereka pernah berhadapan.
Yang kita bicarakan di sini adalah elemen kejutan itu, dan kedua superstar Thailand itu sanggup untuk beraksi keras kapan pun dibutuhkan.
Tentu saja, Panpayak masih unggul dalam rangkaian pertarungan ini (4-2-1), namun laga berikutnya bagi mereka menawarkan hadiah terbesar sampai saat ini.
Tak hanya sabuk perak Grand Prix itu dipertaruhkan, tetapi juga kesempatan untuk menantang Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai Rodtang.
Maka, apa yang dapat kita harapkan dari Superlek dan Panpayak dalam Final Kejuaraan ONE Flyweight Muay Thai World Grand Prix? Aksi keras.