Rodtang Vs. Denis Puric: 4 Kunci Kemenangan Dalam Pertarungan Kickboxing Di ONE 167

Rodtang Jitmuangnon Edgar Tabares ONE Fight Night 10 36

Para penggemar pasti tak sabar menantikan Rodtang “The Iron Man” Jitmuangnon dan Denis “The Bosnian Menace” Puric saling berhadapan di ONE 167: Tawanchai vs. Nattawut II

Dua pemilik pukulan tajam ini selalu bisa diandalkan untuk menampilkan aksi menarik, dan laga catchweight kickboxing 141,25 lbs mereka dipastikan akan menjadi kandidat Fight of the Year pada Sabtu, 8 Juni.  

Meski Rodtang tak akan mempertaruhkan sabuk Juara Dunia ONE Flyweight Muay Thai miliknya, ada banyak pertaruhan bagi Puric yang berkesempatan menghadapi sang megabintang Thailand setelah bertahun-tahun menantangnnya.

Bukan tugas yang mudah bagi keduanya saat saling berhadapan di Impact Arena, Bangkok, Thailand, tetapi mereka yakin bisa menuntaskannya.

Berikut adalah empat kunci vital untuk meraih kemenangan yang bisa menentukan hasil akhir di ONE 167.

#1 Awalan Yang Bagus Bagi Puric 

Puric kerap berhasil saat ia memulai laga dengan serangan cepat demi mendaratkan pukulan.

Setelah sering berlaga dalam Muay Thai lima ronde – yang mana tiga menit pertama berjalan dengan intensitas rendah – Rodtang terkadang sedikit santai pada awal laga, dan ini bisa menjadi peluang bagi “The Bosnian Menace.”

Atlet 29 tahun ini menjatuhkan Tagir Khalilov pada ronde pertama, juga mendominasi Yodlekpet Or Atchariya pada ronde pembuka. Hal ini menunjukkan bahwa ia cukup berbahaya saat laga baru dimulai.

Tentu bukan hal yang mudah untuk menghentikan atau bahkan melukai Rodtang. Meski sang underdog dari Kanada dan Bosnia mengincar knockout, meraih kemenangan lewat poin sudah pasti jadi pertimbangan juga.

Berlaga dalam tiga ronde sepertinya akan jadi keuntungan bagi Puric yang kerap melambat pada akhir ronde dalam beberapa laga terakhirnya. Sebaliknya, mesin Rodtang justru semakin memanas.

#2 Tekanan Rodtang 

Modal terbesar Rodtang adalah kemampuannya untuk menekan secara terus menerus dengan volume serangan tinggi.

Meski Puric semakin tangguh seiring waktu, tak banyak yang bisa menahan daya dobrak “The Iron Man’s” saat ia mencapai tempo tertinggi.

Dengan rasio rata-rata 22,5 serangan signifikan per ronde, lawan-lawan Rodtang tak punya banyak peluang untuk menyerang balik saat mereka kewalahan meladeni agresivitas sang raja flyweight Muay Thai.

Selain itu, cukup sulit untuk mengatur tempo saat mereka terdesak mundur oleh kombinasi pukulan Rodtang – sesuatu yang jadi nilai plus dalam pernilaian juri.

Saat serangannya mendarat, “The Iron Man” semakin percaya diri, dan meningkatkan intensitas serangan saat lawannya mulai kerepotan mengimbangi tempo.

Jika lengah dan membiarkan Rodtang menekannya ke dinding Circle, Puric kemungkinan akan menyerap serangan hukuman dari Rodtang hingga ia tak punya peluang untuk meloloskan diri.

#3 Puric Memanfaatkan Ruang 

Bukan hal yang bijak untuk beradu serangan dengan mengikuti ritme Rodtang, dan fakta bahwa laga akan berlangsung di Circle bisa menjadi keuntungan bagi Puric untuk memanfaatkan ruang dan bermanuver.

Ego dalam diri mungkin akan mendorong Puric untuk berani jual beli serangan dengan “The Iron Man,” tetapi pengalaman yang ia miliki bisa saja membuatnya menahan diri dan bertarung dengan cerdas.

Ketika mengalahkan Jacob Smith untuk meraih posisi #2 dalam peringkat flyweight Muay Thai, Puric mengambil kendali lewat dua knockdown pada ronde dua dan menerapkan strategi serangan dan menghindar pada ronde pamungkas untuk mengamankan kemenangan.

Ia bisa saja menerapkan strategi yang sama melawan Rodtang, bergerak lincah demi menghindari kekuatan dari atlet asal Jitmuangnon Gym ini sembari menyerang balik dengan pukulan kanan bertenaganya.

Kalah poin pada ronde pertama bisa membuat “The Iron Man” semakin tertekan dan akan memberi Puric lebih banyak peluang untuk melihat celah dalam pertahanan lawannya.

#4 Serangan Ke Arah Tubuh Dari Rodtang 

Satu yang pasti, Rodtang tidak pernah mengendurkan serangan atau berhenti menekan, dan ia merasa lebih prima. Namun, keunggulannya bisa semakin melebar jika berhasil mendaratkan serangan pada tubuh Puric.

“The Iron Man” punya hook kiri mematikan ke arah ulu hati, terutama ketika lawan-lawannya dipaksa bertahan dan melindungi muka.

Jika bisa mendaratkan serangan pada perut “The Bosnian Menace”, upaya Rodtang selanjutnya akan semakin mudah.

Meski Puric punya dagu yang tangguh, Yodlekpet berhasil menghabisinya lewat serangan terus menerus ke arah tubuh – dan Rodtang pastinya telah melihat ini sebagai titik lemah lawannya.

Sang juara berusia 26 tahun ini jarang mengandalkan tendangan tajam, tetapi jika serangan itu bisa jadi caranya memenangi laga, bukan tak mungkin senjata itu akan ia keluarkan pada laga Sabtu ini.

Selengkapnya di Fitur

Jonathan Di Bella Danial Williams ONE Fight Night 15 16 scaled
Liam Superlek
Superlek and Kongthoranee Smiling ONE Championship
Jonathan Di Bella Danial Williams ONE Fight Night 15 38 scaled
Luke Lessei Eddie Abasolo ONE Fight Night 19 6 scaled
Reinier de Ridder Anatoly Malykhin ONE 166 14 scaled
Rodtang Jitmuangnon Denis Puric ONE 167 137
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 78
DUX 1183
Rodtang Jitmuangnon Edgar Tabares ONE Fight Night 10 36
Johan Ghazali Edgar Tabares ONE Fight Night 17 21 scaled
Rodtang Jitmuangnon Edgar Tabares ONE Fight Night 10 28