‘Saya Akan Buktikan Diri Saya Dan Balas Budi Pada Orang Tua’ – Perjalanan Zhang Peimian Ke Panggung Dunia

Josh Tonna Zhang Peimian LIGHTS OUT 1920X1280 53

Awalan sederhana yang dijalani Zhang Peimian tidak menghentikannya meraih kesuksesan dalam olahraga tarung.

Sebaliknya, atlet fenomenal Tiongkok ini – yang akan kembali dalam laga strawweight kickboxing melawan Aslanbek Zikreev di ONE 159 pada Jumat, 22 Juli – mendapatkan motivasi dari masa kecilnya dan bekerja keras untuk mengubah keadaan bagi keluarganya.

Setelah berkompetisi bersama organisasi bela diri terbesar di dunia ini, “Fighting Rooster” memiliki panggung masif untuk mengesankan para penggemar global dan memastikan dirinya sebagai salah satu striker terbaik di muka bumi.

Inilah perjalanan remaja 18 tahun yang berbakat ini dari Tiongkok ke “The Home of Martial Arts.”

Masa Kecil Di Keluarga Petani

Zhang Peimian made his ONE Championship debut at ONE: LIGHTS OUT

Zhang bertumbuh dewasa dengan kedua orang tuanya, kakak lelaki, serta adik perempuan di bagian selatan Tiongkok.

Walau mereka tidak berlimpah kekayaan, ia mengingat masa kecil yang penuh kasih sayang dan menyenangkan, terutama di luar rumah.

“Saya lahir dari keluarga petani di desa kecil dalam daerah Hepu, Guangxi, tetapi saya memiliki keluarga yang penuh kasih sayang,” kenangnya.

“Saat saya kecil, kami membantu keluarga kami untuk bekerja di sawah. Saya memiliki cara unik untuk mengalami kebahagiaan bersama teman-teman saya, seperti [mengambil telur dari] sarang burung, menangkap ikan di selokan, mencari buah, memelihara unggas buruan, dan selanjutnya.” 

Remaja ini mengakui bahwa dirinya bukanlah anak yang paling rajin, namun ia masih menikmati masa sekolahnya – dan di sanalah ia bertemu dengan pria yang akan memulai jalurnya menuju kejayaan luar biasa dalam disiplin kickboxing.

“Fighting Rooster” berkata pada ONE Championship:

“Saya tidak luar biasa dalam studi saya, tetapi saya cukup populer. Saya memiliki kenangan indah sejak saat saya masih menjadi seorang murid, baik dengan teman satu kelas saya atau guru-guru saya. Selain itu, pelatih saya adalah guru kepala (kepala sekolah).”

Mendedikasikan Diri Pada Latihan

Zhang tidak memiliki minat dalam seni bela diri sampai kepala sekolahnya memperkenalkan dirinya pada kickboxing saat ia masih berusia 11 tahun – dan ia juga bukanlah seorang petarung alami.

Namun, segera setelah ia memasang sarung tinju itu, pria muda ini segera jatuh cinta dan ingin langsung berkomitmen untuk menjalani bidang baru ini sepenuh waktu.

“Sebelum saya pertama kali mencoba seni bela diri, saya hanya mengetahui film kung fu. Saya sama sekali tidak tahu apa kickboxing itu. Saat pelatih pertama kali membawa saya untuk berlatih di kelas enam, saya menemukan bahwa [serangan dasar] itu jauh di luar kemampuan saya,” kata Zhang. 

“Namun segera setelah saya masuk dalam olahraga ini, saya menemukan minat saya. Untuk berkembang lebih cepat, saya mengurangi waktu saya bermain dengan teman-teman saya dan mendedikasikan diri pada latihan. Tiap sore, setelah kelas selesai, saya langsung pergi berlatih.”

Zhang Peimian attacks while Josh Tonna is pinned on the Circle fence at ONE: LIGHTS OUT

Memiliki anggota yang dihormati dalam komunitasnya sebagai pelatih juga berarti bahwa orang tua “Fighting Rooster” tidak pernah berkeberatan.

Sebaliknya, mereka mendukung anak mereka itu dan melihat dengan penuh kebanggaan saat ia mendedikasikan dirinya untuk berkembang lebih pesat lagi.

Atlet Tiongkok ini berkata:

“Orang tua saya selalu sangat mendukung saya karena pelatih itu juga kepala sekolah saya.”

“Orang tua saya tidak memiliki persyaratan khusus bagi saya. Mereka hanya menanyakan saya untuk tetap tabah dalam menjalani semua yang saya lakukan, tanpa penyesalan.”

Menjadi Pro Saat Remaja

Berkat etos kerjanya yang tanpa henti, Zhang segera meraih kesuksesan sebagai kickboxer amatir.

Di usia 13 tahun, pada 2016 lalu, ia beralih ke Shengli Fight Club untuk berlatih lebih serius, sebelum ia beralih menjadi atlet profesional satu tahun kemudian.

Dan, sementara ia kalah di atas kertas dalam penampilan debutnya itu, “Fighting Rooster” mengatasi kesulitan itu dengan meraih kemenangan KO – yang memulai lajunya dalam olahraga ini.

“Pertarungan profesional pertama saya terjadi di Chengdu pada Oktober 2017. Lawan saya adalah orang dewasa. Saya masih muda dan kecil,” kata Zhang.

“Ada celah yang besar dalam tinggi dan berat badan, namun saya mendesaknya ke pojok lewat serangan saya dan mencetak KO atas dirinya. Itulah saat saya mulai diperhatikan.”

Chinese kickboxer Zhang Peimian makes his way to the Circle at ONE: LIGHTS OUT

Walau ia masih seorang murid, atlet fenomenal Tiongkok ini terus menambah jam latihannya sebanyak mungkin.

Dan, setelah lulus, ia berlatih penuh waktu dan merasa siap melawan para striker kelas dunia di ONE.

“Fighting Rooster” menegaskan:

“Jika anda memiliki impian, anda harus mengambil keputusan. Kini, setelah saya lulus dari sekolah menengah atas, saya tak terhentikan!”

Mimpi Besar Di ONE Championship

Zhang membuktikan janjinya sejauh ini, dengan meraih posisi di daftar atlet utama ONE Championship dengan memenangkan turnamen empat peserta Road To ONE di tanah kelahirannya.

Ia lalu mencetak debut dengan kemenangan mengejutkan atas mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Strawweight Kickboxing Josh Tonna, dan ia berencana tetap mengincar posisi teratas. 

Atlet muda asal Tiongkok ini mengincar sabuk emas divisinya, dengan ayah, ibu dan para pelatihnya memberi inspirasi untuk menanjak lebih tinggi, ia sangat haus untuk memenuhi tujuannya.

Pria berusia 18 tahun ini berkata:

“Orang tua adalah motivasi saya. Saya akan buktikan diri saya dan membalas budi pada orang tua saya untuk membesarkan saya.”

“Hal terpenting bagi saya [adalah juga memiliki] pelatih yang selalu mendukung dan membesarkan hati saya. Saya bertumbuh besar dan menyadari bahwa saya tidak sampai di sini karena kecelakaan. Tim sayalah yang menjadikan saya.”

“Saya selalu siap untuk [tantangan apa pun]. Saya sangat bersemangat untuk berkompetisi melawan para pemain besar. Saya akan mengalahkan Zikreev dan menantang gelar Juara Dunia.”

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9