‘Saya Percayakan Hidup Saya Pada Mereka’ – Regian Eersel Tentang Ikatan Kuat Dengan Pelatihnya

Regian Eersel Dmitry Menshikov ONE Fight Night 11 37

Walau tak terikat hubungan darah, Regian “The Immortal” Eersel memiliki keluarga kedua: Paul dan Vincent Pengel.

Para pelatih di Sityodtong Amsterdam itu memainkan peranan krusial dalam perjalanan Eersel dari mulai saat ia masih kecil sampai dewasa.

Terlebih lagi, kedua pria itu masih ada di sisi Eersel saat ia bersiap untuk memasuki laga pertahanan gelar Juara Dunia ONE Lightweight Kickboxing di ONE Fight Night 21 pada Jumat, 5 April waktu A.S., atau Sabtu pagi, 6 April di Asia.

Saat “The Immortal” memasuki ring untuk menghadapi Alexis “Barboza” Nicolas di Lumpinee Boxing Stadium, Bangkok, Thailand, ia akan sudah berada di bawah bimbingan Pengel bersaudara itu selama lebih dari separuh dari usianya.

Eersel memasuki pintu sasana mereka di usia 15 tahun dengan hanya membawa antusiasme, dan kini di usia ke-31, ia adalah Juara Dunia dua disiplin ONE yang tak terhentikan dalam organisasi seni bela diri terbesar di dunia ini.

Berbagi pemikirannya tentang kedua pria yang telah membentuk kariernya lebih daripada yang lainnya, bintang Suriname ini berkata:

“Mereka seperti keluarga kedua saya. Mereka seperti ayah bagi saya. Saya punya tiga ayah sekarang. Kami memiliki hubungan bagus. Kami berbicara hampir tentang segalanya dan hati mereka berada di tempat yang bagus.”

“Saya percayakan hidup saya pada mereka. Itulah hubungan yang kami miliki.”

Kepercayaan memang sangat krusial dalam disiplin yang mengharuskan Anda untuk mempertaruhkan tubuh di tiap pertarungan, dan bagi Eersel, dibutuhkan waktu yang sangat lama untuk membangun itu.

Namun, itu berakhir dengan sebuah ikatan di antara ketiganya yang tak dapat dipatahkan, dan mereka juga saling mengenal satu sama lain sangat baik sampai mereka menyelaraskan hidup mereka dengan sangat baik di sasana dan di dalam ring.

“The Immortal” menyebutkan bahwa hal itu berperan penting dalam kesuksesannya, dan ia bahkan tak dapat berpikir untuk melakukan itu dengan orang lain di tim pojoknya.

Ia menjelaskan:

“Bagi saya, saya kira [dibutuhkan waktu] lama untuk membangun kepercayaan itu, saya kira mungkin delapan atau sembilan tahun. Tetapi saya adalah jenis orang yang tidak cepat mempercayai orang lain.”

“Dibutuhkan banyak waktu, energi dan usaha dari kedua pihak sampai saya bisa berkata, ‘OK, saya benar-benar mempercayaimu sekarang.”

“Sangat penting untuk mengetahui bahwa Anda dapat mempercayai mereka, agar Anda tak memiliki keraguan di dalam laga. Karena, jika anda belum memiliki kepercayaan itu, maka Anda tidak 100 persen siap.”

“Dan satu kesalahan itu cukup. Maka, Anda harus mempercayai mereka dan hanya melakukan [apa yang mereka katakan].”

Hubungan Regian Eersel Dan Pelatihnya Di Luar Arena Kompetisi

Regian Eersel memang hanya seorang anak penuh energi yang membutuhkan sarana positif saat ia menemukan Sityodtong Amsterdam, tetapi ia kini menjadi Juara Dunia berprestasi, serta menjadi seorang ayah, suami dan panutan bagi banyak orang.

Walau transisi tersebut memang bertahap, Paul dan Vincent Pengel memang ada bagi anak didik mereka di setiap langkahnya, dimana mereka membentuk dirinya sebagai seorang atlet dan seorang pria.

Eersel berkata:

“Selain bertarung, mereka juga membimbing saya dalam situasi pribadi. Terkadang saat saya memiliki masalah, saya hanya bertanya pada pelatih saya bagaimana saya dapat memecahkan itu, atau bagaimana mereka dapat membantu saya.”

Bagi “The Immortal,” beberapa saran terbaik yang pernah diberikan oleh pelatihnya adalah tentang kehidupan sebagai petarung dan caranya mempersiapkan diri untuk waktu setelah berkompetisi.

Hal ini menunjukkan bahwa mereka lebih dari sekadar peduli tentang kelihaian Eersel di dalam ring. Mereka menginginkan yang terbaik bagi Eersel dan keluarganya dalam jangka panjang – tak hanya saat ia menjadi bintang terbaik di sasana mereka di Amsterdam itu.

Berbagi tentang saran terpenting dari dua bersaudara itu, raja kickboxing berusia 31 tahun ini berkata:

“Mereka memberi saya saran seperti, ‘Hei, dengar, kickboxing itu bukan segalanya, itu akan berhenti satu hari nanti, dan kamu harus mencari uang sendiri.’”

“Dan mereka selalu berkata kepada saya, ‘Dengar, kamu harus memiliki pekerjaan selain kickboxing, karena kamu tidak tahu kapan itu akan berakhir. Kamu hanya memiliki satu badan dan banyak hal dapat terjadi, maka kamu harus punya Plan B, Plan C dan Plan D.’”

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9