Semifinalis GP Julie Mezabarba Berjuang Demi Anaknya

Julie Mezabarba Circle

Membagi waktu sebagai seniman bela diri campuran profesional dan menjadi ibu tunggal memang tak mudah, namun Julie Mezabarba melihat hal ini sebagai hal yang dapat mengamankan masa depan anaknya.

Wanita berusia 28 tahun asal Brasil ini memang tak asing dengan situasi sulit, dan ia berencana menyalurkan kekuatan yang dimilikinya ke dalam laga semifinal ONE Women’s Atomweight World Grand Prix melawan Stamp Fairtex di ONE: NEXTGEN pada hari Jumat, 29 Oktober.

“Bergabung bersama [ONE Championship] dan memberi anak saya kehidupan yang lebih baik memberi saya motivasi untuk mengejar impian saya,” katanya. “Sekarang, saya tahu saya ada pada jalur yang tepat.”

Mezabarba bertumbuh besar di Jardim America, sebuah komunitas miskin di Rio de Janeiro. Ayahnya meninggal dunia saat ia baru berusia 2 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, yang memiliki kedai pizza di lingkungan lokal.

Seluruh waktu itu tidaklah mudah, namun keluarganya bertahan. Ibu dari Mezabarba memasak pizza, dan wanita muda itu mengantarnya.

Beruntung, keadaan menjadi lebih baik saat remaja ini berlatih seni bela diri. Segera setelah Mezabarba merasakan pengalaman dalam olahraga tarung, ia seketika terpincut.

“Saya kira saya terlalu berdiam, dan saya memulai angkat berat, namun saya tak menyukai itu. Maka saya mulai mencari tempat berlatih [bela diri] dan menyadari itulah yang saya inginkan,” kenangnya.

“Saya mulai berlatih di usia ke-18. Seni bela diri pertama saya adalah kickboxing – hari ini saya memegang sabuk hitam. Lalu pelatih saya memperkenalkan master Renato Dominguez, yang menunjukkan MMA pada saya.”

Dengan minat baru dalam bela diri campuran, Mezabarba mengambil komitmen untuk berlatih di RD Champions, dimana ia bertemu mantan suaminya dan melahirkan anak mereka, Lorenzo, pada usia 23 tahun.

Terlepas tugas barunya itu, atlet berbakat ini terus melanjutkan perjalanannya. Ia sangat berdeterminasi untuk mengejar tujuannya dalam olahraga, walau ini mengarah pada rusaknya hubungan mereka.

“Saat saya mulai memenangkan laga, saya merasa itu sangat mengganggunya. Seringkali ia mencoba mengalihkan fokus saya,” kata Mezabarba tentang mantan suaminya.

“Saya merasa dapat membangun karier dalam MMA, dan karena ia tidak [setuju], ia menghalangi saya. Menjadi ibu tunggal tidaklah mudah, namun berkat Tuhan dan keluarga saya, anak saya tak pernah mengalami kesulitan.”

Ada juga tekanan dari pihak lain untuk membuatnya menyerah, namun sang bintang baru itu tak pernah berhenti.

“Saya menyerahkan banyak hal untuk meyakini mimpi saya,” tegasnya.

“Saya berhenti kuliah, dan saya berhenti dari restoran pizza ibu saya – yang dapat memberi saya kehidupan yang baik secara finansial – karena ia berkata dirinya akan membiarkan saya memimpin jika saya berhenti bertarung.”



Mezabarba mengambil langkah besar untuk memastikan masa depannya saat ia bergabung bersama ONE Championship pada awal tahun ini. Ia lalu mengumumkan kehadirannya di hadapan para penggemar di seluruh dunia dengan mengalahkan mantan penantang gelar Juara Dunia ONE Mei “V.V” Yamaguchi dalam laga alternatif ONE Women’s Atomweight World Grand Prix di ONE: EMPOWER.

Kemenangan itu memberi bayaran luar biasa. Mengikuti mundurnya Ham Seo Hee dari turnamen ini, atlet Brasil itu akan mendapatkan kesempatan sekali seumur hidup – yaitu laga semifinal Grand Prix melawan seorang superstar bernama Stamp Fairtex.

Laga mereka di ONE: NEXTGEN dapat menjadi loncatan besar bagi wanita asal Brasil ini, yang mencatat bahwa kesempatan seperti ini tak selalu tiba tepat pada saat ia mengincar hadiah terbesar.

“Terkadang dalam karier saya, Saya merasa merasa tak termotivasi dan saya berpikir tentang berhenti, saya mengakui itu,” katanya. 

“Namun sebuah alasan bagus selalu muncul agar saya tetap maju. Terakhir kali saya berpikir untuk berhenti, berita dari ONE Championship tiba di hadapan saya.”

“Sebuah kemenangan [melawan Stamp] akan mengubah hidup saya. Saya akan dapat terfokus pada latihan saya lebih lagi, dan keluarga saya dapat diuntungkan dari hal itu.”

Pictures from the match between Julie Mezabarba and Mei Yamaguchi from ONE: EMPOWER

Setelah mengatasi halangan dan membungkam para peragu, Mezabarba akhirnya berlaga dalam tingkatan elite di atas panggung dunia.

Hal ini memberinya kesempatan untuk memberi penghasilan bagi anaknya, saat ia bergerak maju menuju babak Final Kejuaraan ONE Women’s Atomweight World Grand Prix dan mungkin sebuah perebutan gelar Juara Dunia di masa depan.

Akan sangat mudah untuk berhenti, namun warga Rio de Janeiro ini tak pernah menyerah menghadapi tekanan dari luar. Itu sendiri telah menjadi kisah luar biasa – dan sebuah kisah yang dapat digunakan oleh generasi masa depan dari para atlet bela diri wanita lainnya.

“Saya harap sejarah hidup saya dapat memberi inspirasi bagi banyak perempuan lainnya, dan bahwa karier saya menunjukkan bahwa, melalui MMA atau disiplin lainnya, anda dapat bangkit menuju puncak,” kata Mezabarba.

“Yang harus anda lakukan adalah bertahan dan tak pernah menyerah dari mimpi anda.”

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9