Siapakah Zhao Zhi Kang, Atlet Cina Yang Sedang Naik Daun?
Pada hari Sabtu, tanggal 24 Maret ini, Zhao Zhi Kang – atlet Tiongkok yang bertanding dalam divisi featherweight – akan kembali bertanding dan meneruskan penampilan perdananya yang gemilang tiga bulan lalu.
Atlet berusia 23 tahun ini akan bertemu dengan Waqar “Psycho” Umar dari Pakistan, dalam kartu utama di ajang ONE: IRON WILL, yang disiarkan secara langsung dari Impact Arena, di Bangkok, Thailand.
Zhi Kang, seorang juara sanda dari Tiongkok, memegang rekor profesional 23-3. Dalam penampilan pertamanya bersama ONE Championship, dia mengunci lawannya dari Kamboja, Thai Rithy, pada pertengahan ronde pertama bulan November lalu. Ia pun akan mencoba hal yang sama akhir minggu ini.
Sebelum pertandingan dimulai, berikut adalah beberapa hal yang perlu diketahui tentang bintang asal Tiongkok ini.
Dia Belajar Mandiri Sejak Usia Dini
Seperti banyak ahli bela diri dari Asia, keluarga Zhi Kang datang dari latar belakang petani.
Ia dibesarkan di Mongolia Dalam, Tiongkok, dan orangtuanya bertani di sisi gunung dekat kota kecilnya. Mereka bekerja sejak fajar sampai gelap, dan inilah mengapa Zhi Kang harus belajar mandiri.
“Saat dibesarkan dalam lingkungan petani, akan cepat untuk anak-anak menjadi dewasa karena mereka perlu membantu orangtuanya,” jelasnya.
“Terkadang, orang tua saya datang larut malam, jadi saya belajar untuk memasak makanan untuk saya sambil menunggu mereka pulang.”
Walaupun ibu dan bapaknya sibuk bekerja, mereka menyisihkan waktu untuk anaknya.
“Orangtua saya sangat penyayang dan suka bertualang di alam,” Kata Zhi Kang. “Ayah dan saya mempunyai hubungan yang sangat erat. Kami seperti kakak-adik.”
Jiu-Jitsu Mengubah Hidupnya
Sang atlet featherweight asal Tiongkok ini selalu memiliki kemampuan atletis.
Dia memenangkan medali perunggu di pertandingan javelin pada saat ia berada di sekolah menengah atas, serta meraih beberapa medali dari banyak perlombaan atletis ketika masih di sekolah dasar. Walau ia sempat di-bully saat kecil, dirinya termotivasi untuk mencoba bela diri setelah menonton beberapa film.
“Ketika saya kecil, saya sangat suka menonton film laga Bruce Lee, Jackie Chan, Jet Li,” katanya. “Itu awal saya mulai tertarik belajar seni bela diri.”
Pada umur 15, setelah lulus dari SMP, orangtuanya mendaftarkannya kedalam akademi seni bela diri di Hohhot, ibukota Mongolia Dalam.
Dia memulai dengan sanda dan menunjukkan kemampuan yang menjanjikan dalam displin tersebut. Akhirnya, ia mampu meraih kemenangan dalam kejuaraan nasional sanda. Tidak lama kemudia, ia pun menemukan Brazilian Jiu-Jitsu di akademi tersebut dan memutuskan untuk merubah jurusan.
“Saya senang dengan lembutnya serangan yang dapat mengalahkan serangan keras,” katanya. “Ini berpengaruh besar dalam karir saya kedepan, dengan berubahnya fokus dari sanda ke dalam ring.”
Selain memenangkan beberapa medali dan karir baru, seni bela diri memberikan Zhi Kang lebih dari yang dia bayangkan.
“Yang paling penting saya pelajari adalah jangan menyerah. Seni bela diri dapat memberi ketenangan hati sekaligus menjadi tameng yang kuat. Suatu keseimbangan yang baik.”