Sorotan Atomweight Grand Prix: Itsuki Hirata Vs. Alyse Anderson
Itsuki “Android 18” Hirata adalah salah satu bintang terbaru yang sedang naik daun dengan cepat di “The Home Of Martial Arts,” tetapi atlet Jepang tak terkalahkan ini menghadapi ujian berat dalam babak perempat final ONE Women’s Atomweight World Grand Prix.
Warga Tokyo dengan catatan rekor 7-0 ini akan menyambut Alyse “Lil’ Savage” Anderson ke dalam Circle sebagai bagian dari ajang khusus wanita bersejarah ONE: EMPOWER, Jumat, 3 September ini.
Walau ini adalah penampilan perdana atlet Amerika Serikat itu di panggung dunia, ia akan membawa kemampuan menyeluruh ke dalam laga bela diri campuran, serta beberapa atribut fisik yang unggul.
Jelang laga keras di babak pembuka ini, mari simak secara menyeluruh kekuatan dari tiap kompetitor dan berbagai cara mereka untuk meraih kemenangan.
Pukulan Kanan Kuat Hirata
Walau perwakilan Krazy Bee ini tak sepenuhnya dikenal atas kemampuan stand-up miliknya, hal itu telah berkembang pesat selama ia berlaga di ONE dan ia memiliki beberapa arsenal kuat.
Yang terbaik adalah pukulan kanan kerasnya, yang digunakan untuk masuk ke posisi clinch, sebagai balasan dari tendangan lawan, serta dapat pula menjadi senjata tajam.
Hirata menjatuhkan Rika “Tiny Doll” Ishige dengan pukulan overhand kanan ke arah rahangnya dalam laga mereka di ONE: CENTURY pada Oktober 2019 lalu, maka kekuatan memang terbukti. Namun, serangan itu juga seringkali memaksa rival wanita berusia 22 tahun ini untuk bertahan agar ia dapat menutup jarak dan mengincar takedown.
Utamanya, bintang Jepang yang agresif ini memasangkan pukulan kanan jarak jauhnya itu dengan dagu yang solid, dimana ia tak berkeberatan untuk beradu serangan – yang sangat digemari para fan.
Jangkauan Panjang Anderson
Daripada menutup jarak, “Lil’ Savage” jelas akan menggunakan posturnya untuk menjaga jarak dengan rivalnya saat mereka bertemu di dalam Circle.
Anderson adalah atlet tertinggi dalam turnamen ini, dengan tinggi badan 165 sentimeter, dan itu jelas akan memberinya keunggulan delapan sentimeter atas Hirata.
Warga Michigan ini dapat memanfaatkan itu saat ia mengawali dengan jabnya, dimana ia juga memiliki kombinasi jab-cross kuat yang harus dihindari “Android 18” untuk mendekat.
Ia mempelajari karate saat kecil, dimana terdapat elemen dari teknik serangan taktis dalam striking-nya, dan tendangan ayun keras yang dapat dilontarkannya dengan mudah karena postur tubuhnya itu.
- Itsuki Hirata Ingin Berdayakan Atlet Bela Diri Wanita Lainnya
- Alyse Anderson Berencana Hentikan ‘Hype’ Itsuki Hirata
- 5 Penyelesaian Brilian Dari Bintang Wanita Di ONE: EMPOWER
Arsenal Takedown Hirata
Latar belakang judo milik warga Tokyo ini nampak nyata saat ia ada dalam posisi clinch dengan lawan-lawannya dan melemparkan mereka dengan lemparan pinggul dan jegalan seperti teknik harai goshi, koshi guruma dan masih banyak lagi.
Namun, ia juga menambahkan beberapa elemen lain dalam permainan grappling-nya. Hirata memiliki double-leg takedown eksplosif baik di tengah atau di dinding Circle.
Ia juga memiliki penempatan waktu sempurna untuk teknik tersebut, yang memberinya kesuksesan luar biasa saat ia turun menyerang di bawah pukulan agresif lawan-lawannya.
Hal ini memberi “Android 18” berbagai pilihan untuk menyarangkan takedown dari sisi luar, di dalam clinch, serta di dinding Circle.
Tekanan Anderson Di Dinding Circle
Walau tinggi badan Anderson akan menyulitkannya masuk ke area bawah pinggul Hirata dari posisi terbuka, ia akan dapat meraih posisi atas (top position) jika dirinya dapat mendesak pemegang sabuk hitam judo itu dengan pukulannya dan menyudutkannya di dinding Circle.
“Lil’ Savage” selalu bekerja keras di dalam clinch, dimana ia menggunakan lutut dan injakan kakinya untuk mencetak dampak besar, sementara mengalihkan fokus lawannya untuk mencetak takedown.
Saat rivalnya teralihkan, atlet AS ini dapat berubah arah dengan cepat ke pinggul, dimana lengannya dapat dengan mudah merangkul lawan – yang juga menjadi tanda bahwa seseorang akan terjatuh ke atas kanvas dengan cepat.
Serangan Ground Tajam Hirata
Di atas kanvas, Hirata memadukan teknik newaza dari judo dengan sempurna ke rangkaian serangan ground bela diri campuran.
Ada elemen kuat dari latar belakang bela dirinya, karena ia sangat menggemari posisi scarf-hold dan memiliki kemampuan mengendalikan lawan dari posisi tersebut, tetapi ia juga sangat agresif dalam mencari penyelesaian di posisi itu.
“Android 18” memiliki permainan submission yang sangat kuat, termasuk kuncian lengan dan leher, dimana ia jelas akan menyerang tanpa henti – melalui pukulan, siku dan lutut untuk mencetak kerusakan dari posisi side control.
Hirata tak akan membiarkan “Lil’ Savage” beristirahat saat ia berada di atas kanvas. Saat ia berada di posisi atas, ia akan mengincar penyelesaian dengan cara apa pun juga.
Serangan Anderson Ke Punggung
Anderson mungkin saja menjadi kryptonite bagi Hirata, karena ia juga seorang grappler cerdik yang gemar mengincar punggung lawan.
Ada beberapa kejadian saat lemparan judo tertentu memberinya jalur ke punggung lawan, seperti yang ditunjukkan Nyrene “Neutron Bomb” Crowley saat ia menaiki punggung “Android 18” setelah takedown yang gagal dalam laga epik mereka di ONE: WARRIOR’S CODE.
“Lil’ Savage” hanya membutuhkan setengah dari kesempatan untuk masuk ke pintu belakang itu, dan jangkauannya memberi potensi untuk menyarangkan body triangle dan mengendalikan lawan dengan cepat.
Perwakilan MMA Masters itu juga memiliki beberapa teknik kreatif dalam arsenalnya – seperti kemenangan yang diraihnya melalui flying triangle – maka Hirata akan harus terus mewaspadai pertarungan jarak dekat mereka.
Baca juga: 5 Alasan Menonton Ajang Bersejarah ONE: EMPOWER, 3 September