Strategi Paul Lumihi Demi Taklukkan ‘Anak Emas’ Team Lakay
Walau mengalami situasi yang sulit, veteran Indonesia Paul “The Great King” Lumihi tetap berjuang demi bangkit dan meraih kemenangan dalam laga berikut melawan Jhanlo Mark “The Machine” Sangiao di ONE: WINTER WARRIORS II nanti.
Mantan Juara Featherweight Nasional ini memang belum sempat mengecap kemenangan di ONE, namun ia ingin membalikkan keadaan tersebut dengan strategi baru di laga kali ini.
Kedua petarung kuat ini dijadwalkan membuka sekuel dari WINTER WARRIORS yang juga akan menutup tahun 2021 ini. Perbedaannya, kali ini pria asal Manado itu berjuang mempersiapkan diri di Soma Fight Club, Bali.
“The Great King” pun berbagi cerita tentang bagaimana dirinya berakhir di Soma dan memulai resimen latihan keras. Sebelum ini, ia mengakui bahwa dirinya tak sepenuhnya terfokus pada latihan dan strategi yang mumpuni.
Kali ini, Paul berkata dirinya memulai kebiasaan yang berbeda.
“Kalau pagi, selalu bangun pukul 5:00 [WITA], sebelum berlatih di sasana. Mulai latihan di Soma itu pukul 10:30, untuk ‘fight team training’, lalu kembali di jam 15:00-16:00 untuk [sesi latihan] berikutnya,” ujarnya.
Melalui bimbingan para pelatih MMA dan rekan latihan berkelas internasional, Paul mendapatkan porsi latihan yang memang sangat dibutuhkannya.
“Saya terfokus pada MMA, jadi striking-nya ada takedown,” urainya. “Karena baru saya yang bergabung untuk MMA, saya lebih diutamakan untuk lebih [terfokus] ke ground dan padding MMA, seperti itu.”
Mempertajam Teknik Grappling
Melawan generasi baru Team Lakay yang memiliki kemampuan grappling elite, Paul juga mengasah permainan ground miliknya. Dirinya pun langsung berlatih dengan Justin Cidelle, pemegang sabuk hitam Brazilian Jiu-Jitsu yang berbasis di Bali.
“Untuk memperdalam permainan ground, saya lebih terfokus ke antisipasi takedown dan scramble saat terkena takedown. [Saya] mencoba untuk tetap menjaga area andalan saya, yaitu striking,” jelas Paul.
“Jika ia menyerang terlebih dahulu, tentu saya harus bertahan. Tetapi jika ada kemungkinan posisi yang bagus untuk saya mengambil takedown, saya akan mengambilnya.”
“Saya siap di area mana saja. Saya mengira laga ini akan berlangsung di ground,” sambungnya.
Terlebih lagi, pasca berlatih selama lebih dari dua bulan di Soma, Paul secara pribadi merasa jauh lebih siap untuk kembali memasuki Circle – baik secara fisik, stamina hingga kemampuannya.
“Yang saya rasakan selama persiapan ini adalah fisik saya, [yang] sangat meningkat. Jadi berbeda dari sebelumnya, dimana saya tidak [menjalani] pemusatan latihan,” ungkapnya.
“Jadi, saat pemusatan latihan ini, mungkin karena berlatih setiap hari – terkadang tiga sampai empat kali sehari – mungkin ada peningkatan di situ. Ada pengaruhnya.”
Sesi Sparing MMA Yang Keras
Di Soma, Paul dilatih oleh sesama atlet ONE, Gianni Subba, dan menjalani sesi sparing bersama Brown Pinas yang terkenal akan teknik striking-nya.
Bersama mereka, Paul pun meningkatkan kemampuan striking dengan teknik yang lebih terfokus.
“Saya juga berlatih dengan Brown [Pinas], baru tadi kita berlatih kekuatan, memukul perut dan lain-lain,” katanya.
“Namun, saya lebih banyak sparing dengan atlet MMA seperti Waliteo. Lebih banyak membantu juga dalam sparing.”
“Kita menyadari bahwa [anggota] Team Lakay itu tak ada yang tidak bergerak dengan lincah. Maka, kita terfokus mengantisipasi kelincahan mereka itu. Saya kira, ia akan lebih banyak bermain ke ground, karena dasarnya di ground.”
Melihat kembali tren kekalahan yang dialaminya, secara pribadi Paul merasa yakin dirinya akan mampu bangkit kali ini. Ia pun mengibaratkan bahwa ini menjadi awal perjalanannya menapaki tangga peringkat divisi bantamweight yang sarat atlet berbakat itu.
“Mungkin ini akan menjadi awal dari pendakian untuk mencapai puncak. Karena, saya kan sudah empat kali mengalami kekalahan di ONE Championship, maka itu kini sudah saatnya saya menang,” tegasnya.
“Maka itu, saya harus menjalani pemusatan latihan, [dan] berlatih serius kali ini.”
Baca juga: Cara Menonton ONE: WINTER WARRIORS II, 17 Desember