Sunoto Memeluk Erat Mimpi Dari Blora
Bagi “The Terminator” Sunoto, logika tentang waktu nampak tak berjalan saat ia berada di kampung halamannya.
Jam dinding di rumahnya seperti berputar balik menuju tiga dekade silam, saat kisah perjuangannya melawan kemustahilan bermula. Kenangan tentang masa kecilnya di desa Jepangrejo, Kabupaten Blora, selalu menyeruak dalam ingatannya.
Lahir dari sebuah keluarga sederhana memberi tantangan tersendiri bagi Sunoto, yang hidup di rumah berdindingkan gelam dan beralaskan tanah. Namun dari tempat itu pula, etos kerja serta mental bertandingnya terbentuk.
Kala itu, hidup masih terasa sangat sederhana. Baginya, kerja keras adalah elevator terbaik untuk menggapai mimpi.
Sunoto mengerti, kesuksesan yang ia raih hingga bisa berlaga dalam panggung dunia ONE Championship adalah kulminasi dari setiap keringat yang ia teteskan. Maka, menjadi logis jika ia ingin berkontribusi balik terhadap daerah yang telah menemani kisah perjuangannya.
Langkah pertama untuk menciptakan atlet generasi baru dari Blora pun telah ia ambil. Saat pulang ke kampung halaman jelang bulan suci Ramadan, ia membangun sebuah tempat latihan di desanya.
Sunoto ingin menjadi suara bagi mereka yang mengejar mimpi tapi dihadapkan pada tembok keterbatasan.
“Sebenarnya, kedepan saya ingin setidaknya ini menjadi tempat buat orang-orang sekitar latihan. Siapa tahu ada yang berpotensi. Semoga bisa menghasilkan ‘The Terminator’ baru,” ungkap Sunoto.
Tempat latihan berukuran 60 meter persegi tersebut merupakan yang pertama ada di desanya, dan dibangun tepat di halaman rumah orang tua Sunoto. Kedepan, peralatan penunjang latihan seperti samsak dan matras akan disediakan.
“Rencananya, mungkin sekitar satu tahun dari sekarang, saya akan menetap di sini [Blora.] Jadi saya bisa tetap latihan meski berada di rumah dan ke Jakarta jelang bertanding saja,” urainya.
- Sunoto Ingin Hadapi Para Atlet Terbaik Setelah Menang Di Jakarta
- Abro Fernandes, Persija, Dan Kenangan Tentang Sepakbola Kampung
- Kehadiran Buah Hati Memberi Suasana Baru Bagi Egi Rozten
Sebagian area Jepangrejo merupakan perbukitan, yang menjadi kawah candradimuka alami bagi mereka yang ingin melatih fisik. Desa ini berjarak sekitar 7 kilometer dari pusat kabupaten Blora.
Sunoto berharap tempat latihan tersebut bisa mewadahi para generasi muda di daerahnya yang ingin belajar dan menekuni seni bela diri.
“Untuk saat ini, akan lebih menyasar persiapan dalam ajang amatir. Misalnya persiapan jelang kompetisi Muay Thai antar daerah. Namun ke depan, tidak menutup kemungkinan juga menjadi tempat persiapan ajang profesional,” ungkap atlet berusia 35 tahun ini.
“Apalagi saya kira Blora masih minim prestasi dalam ajang bela diri antar daerah. Kita sejauh ini berprestasi dalam olahraga mendayung, karena memang di sini ada waduk.”
Siapa yang sudah tidak sabar menantikan aksi 🤖 “The Terminator” Sunoto dari 🇮🇩 Blora?
Siapa yang sudah tidak sabar menantikan aksi 🤖 “The Terminator” Sunoto dari 🇮🇩 Blora?Download ONE Super App sekarang 👉 http://bit.ly/ONESuperApp
Posted by ONE Championship Indonesia on Tuesday, February 25, 2020
Sunoto adalah epitome bagi mereka yang ingin mengubah nasib. Dengan rekor profesional 12-7-0, “The Terminator” merupakan atlet Indonesia dengan jumlah kemenangan terbanyak di ONE Championship.
Sejak mengawali debutnya di panggung dunia pada tahun 2015, Sunoto telah menciptakan berbagai momen spesial, termasuk saat mengalahkan Burn “Hitman” Soriano secara impresif pada ronde pertama.
Ia berharap, prestasinya bisa menjadi motivasi bagi atlet muda lain.
“Dari awal, saya menganggap tempat latihan ini sebagai proyek sosial. Syukur-syukur jika bisa jadi jalan rezeki bagi orang lain,” harap Sunoto.
“Karena saya melihat bagaimana diri saya zaman dulu. Mimpi saya untuk merantau adalah mengumpulkan uang yang cukup untuk hari tua, dan bisa membuat sebuah kegiatan sosial yang bisa membantu orang.”
“Ini adalah mimpi lama saya. Syukur-syukur jika bisa banyak orang yang mengikuti langkah saya. Saya percaya membantu orang itu enggak ada ruginya, karena pasti akan kembali ke kita juga.”
Baca juga: Gerakan Kemanusiaan Rudy Agustian Di Tengah Pandemi COVID-19