Superlek Terinspirasi Oleh Seorang Legenda Muay Thai
“The Kicking Machine” Superlek Kiatmoo9 sangat beruntung karena dikelilingi oleh berbagai pengaruh positif sejak ia kecil.
Beberapa hari lagi, superstar Thailand ini akan menantang Ilias “Tweety” Ennahachi demi gelar Juara Dunia ONE Flyweight Kickboxing pada ajang ONE: FISTS OF FURY, dimana para juara yang diamatinya di sasana tempatnya berlatih di Buriram selalu membuatnya yakin bahwa ia dapat merebut sabuk emas itu.
Salah satu petarung elite itu adalah sang legenda Singdam Kiatmoo9, yang mengasah keahliannya di sasana yang berjarak 300 meter dari rumah masa kecil Superlek.
“Saya telah berlatih di sasana yang sama dengan Singdam sejak saya memulai latihan Muay Thai. Dia adalah idola saya,” ungkap Superlek.
“Ia petarung berkemampuan lengkap, kuat dan memiliki semangat juang besar di dalam atau di luar ring. Semua tentangnya menginspirasi saya untuk menjadi petarung sebaik dirinya.”
Kakek dari atlet berjuluk “The Kicking Machine” ini pertama kali mengajaknya ke sasana lokal saat ia berusia 8 tahun. Sebelumnya, anak muda ini hanya terkagum dari kejauhan.
Singdam baru saja memenangkan penghargaan bergengsi “Sports Writers of Thailand Fighter of the Year 2020,” sementara pamannya, Panomrunglek Kiatmoo9, sedang menuju beberapa gelar Juara Dunia Lumpinee Stadium Muay Thai.
- Rodtang Bersemangat Memulai Misi Menuju Puncak Dunia Kickboxing
- Ennahachi Berniat Mendikte Laga Saat Pertahankan Gelar Dari Superlek
- 5 KO Terbaik Dari Para Bintang Di ONE: FISTS OF FURY
Superlek bermimpi meraih kesuksesan yang sama seperti para legenda itu, agar dapat mencukupi kebutuhan keluarganya – dimana para atlet legendaris ini memungkinkan dirinya meraih visi itu.
Saya teringat melihat para petarung yang lebih tua di sasana berkompetisi di berbagai stadion, dan saya bertanya pada diri saya, ‘Apa yang dapat saya lakukan agar mendapatkan bayaran yang sama seperti mereka?'” katanya.
“Saya pergi ke sasana dan berlatih seperti mereka. Saat melakukan sparing bersama mereka, saya bertanya banyak hal agar dapat mempelajari banyak teknik baru.”
Singdam – yang berhasil memenangkan penghargaan “Sports Authority of Thailand” dan “Lumpinee Stadium Fighter of the Year” pada tahun 2003 – adalah mentor yang sangat penting bagi Superlek yang kala itu sedang berkembang, dimana mereka berdua seringkali menghabiskan lebih banyak waktu bersama.
Namun, ini bukan tentang memberi tahu anak didiknya apa yang harus dilakukan, namun menunjukan caranya sebagai panutan yang positif.
Hari-hari ini, “The Kicking Machine” melihat bukti nyata dari kebijakan para pendahulunya, karena Singdam juga masih aktif dan sukses di dalam ring pada usianya yang ke-37 – keadaan yang jarang terjadi bagi para petarung Thailand.
“Dia berasal dari desa yang sama di dekat rumah saya. Kami hampir selalu bersama setiap waktu,” jelas Superlek.
“Saya mempelajari banyak hal dari dirinya. Dia tidak menyarankan sesuatu yang istimewa bagi saya, namun dia selalu mengatakan untuk terus maju dan berkonsentrasi.”
“Dia selalu mencoba menjadi lebih baik, meningkatkan kemampuannya dan menjaga dirinya sebagai seorang atlet. Dia tidak minum [alkohol] dan menjadi panutan bagi generasi muda. Ia adalah pria sederhana dan memiliki perilaku baik di lingkungan Muay Thai sejak lama.”
Walau Superlek kini juga menjadi panutan bagi generasi muda di Buriram, namun dia tetap membumi dan mengambil motivasi dari mereka yang ada di sekelilingnya.
Sistem itu terbukti bekerja, karena sasana Kiatmoo9 ini terus menaklukkan berbagai tantangan dan meraih kesuksesan fenomenal dengan para pejuang yang tumbuh di pedesaan, jauh dari sorotan lampu metropolitan di kota Bangkok.
Superlek dengan cepat mendedikasikan kesuksesan itu pada mereka yang ada di sekitarnya, dan mereka akan menjadi orang pertama yang menerima ucapan terima kasih jika ia mampu merebut gelar Kejuaraan Dunia ONE Flyweight Kickboxing di Singapura, Jumat ini.
“Seluruh rekan berlatih saya di Kiatmoo9 itu sangat bagus, seperti [paman saya] Petchpanomrung, yang adalah Juara Dunia Kickboxing, dan Fahsai [pelatih saya], yang adalah atlet Olimpiade,” kata sang penantang gelar Juara Dunia ONE ini.
“Dan juga, Sam-A [Gaiyanghadao, saudara ipar saya], yang adalah Juara Dunia ONE [Strawweight Muay Thai dan Kickboxing]. Banyak sosok luar biasa di sekitar saya.”
“Mereka semua mendukung saya. Kami berbeda dan bagus dengan cara kami sendiri. Kami saling belajar – yang baik dan yang buruk – serta mencoba berkembang dan mendorong satu sama lain.”
Baca juga: Superlek Lihat Kelemahan Di Ennahachi, Incar Laga Super Melawan Rodtang