Tawanchai PK.Saenchai Vs. Jamal Yusupov: 4 Kunci Kemenangan Di ONE Fight Night 7
Aksi Kejuaraan Dunia antara sang penguasa, Juara Dunia ONE Featherweight Muay Thai Tawanchai PK.Saenchai dan petarung kuat keturunan Turki-Rusia Jamal Yusupov memiliki segala sesuatu yang dibutuhkan untuk sebuah aksi keras tak terlupakan.
Dan, layaknya, aksi antara kedua striker elite ini akan berlangsung di arena ikonik Lumpinee Boxing Stadium di Bangkok, Thailand, sebagai laga pendukung utama dalam ONE Fight Night 7: Lineker vs. Andrade II di Prime Video pada Sabtu pagi, 25 Februari ini.
Baru berusia 23 tahun tetapi membawa tiga kemenangan beruntun yang sangat dominan, Tawanchai memastikan diri sebagai superstar sejati dalam disiplin ini.
Namun, penantang #2 Yusupov juga tak terkalahkan di ONE Championship dan muncul sebagai ancaman tegas bagi singgasana sang penguasa itu.
Berikut beberapa kunci kemenangan terbesar bagi tiap petarung dalam laga Muay Thai lima ronde ini.
Tendangan Dorong Keras Milik Tawanchai
Sang Juara Dunia memiliki salah satu arsenal striking terbaik dan paling dinamis di muka bumi, seperti yang disaksikan oleh tiga KO spektakuler dalam empat kemenangannya di ONE Championship.
Sementara Tawanchai mampu mengakhiri laga dengan kaki, tangan atau bahkan sikunya, ia memulai serangannya dengan tendangan dorong yang nampak tak terhentikan, dimana ia menyerang dengan kaki depan dan kaki belakangnya.
Tendangan dorong atau teep milik superstar Thailand ini bekerja dengan dua cara. Pertama, tendangan itu menyebabkan kerusakan di bagian tengah atau rusuk lawannya, seringkali menerbangkan mereka ke ujung Circle setelah menerima serangan seperti hentakan piston ke arah perut.
Kedua, dan yang mungkin paling penting, tendangan dorong Tawanchai mempersiapkan rangkaian serangan lainnya. Dengan menjaga rivalnya berada pada jarak yang lebih jauh, ia memaksa mereka untuk melakukan kesalahan saat mencoba menyerang, serta meninggalkan celah untuk serangan kerasnya.
Pukulan Kiri Yusupov Yang Ditakuti
Penantang yang gemar menyerang maju itu nampaknya memiliki permainan tinju terbaik dalam divisi ini, yang disoroti dengan pukulan kiri keras yang sangat menakutkan.
Dalam setiap penampilannya di ONE Championship, Yusupov mencetak knockdown dengan serangan kuat itu, dan ia jelas akan ingin melakukan hal yang sama saat melawan Tawanchai.
Lebih dari sekadar pukulan kuat, tangan kiri dari petarung Turki-Rusia itu sangat berbahaya karena ia dapat melontarkannya dari berbagai sudut dan situasi.
Baik setelah jab keras dengan kombinasi one-two yang klasik, pukulan overhand berbahaya saat ia maju, atau pukulan straight balasan saat lawannya menyerang, anda dapat berharap Yusupov akan menggunakan senjata yang paling berbahaya ini.
Stamina Luar Biasa Dari Sang Juara
Tawanchai bertarung selama lima ronde penuh dengan ritme yang sangat cepat dalam penampilan terbarunya di Kejuaraan Dunia. Aksi tersebut tak hanya mengamankan sabuk emas seberat 26 pound di pinggangnya, namun juga menampilkan ketahanan tubuh dan kardio yang luar biasa.
Pada Sabtu ini, penguasa divisi itu akan berlaga dengan pria yang 16 tahun lebih tua dari dirinya, maka ia jelas dapat menekan ritme itu selama pertandingan berlangsung, serta tetap menggunakan staminanya saat ronde berganti.
Jelas, Yusupov menunjukkan tanda-tanda kelelahan pada aksi terakhirnya, yaitu kemenangan via keputusan juri atas Jo Nattawut. Sementara itu, Tawanchai, hampir tak mengeluarkan keringat sampai ronde-ronde kejuaraan.
Pria berusia 23 tahun ini akan ingin meraih keunggulan stamina itu dan tetap menekan sepanjang laga – terutama jika pertarungan ini mencapai stanza keempat dan kelima.
Pertahanan Lihai Sang Penantang
Pria yang dikenal sebagai “Yeniceri” ini mungkin akan menjadi petarung terkuat yang memasuki divisi featherweight Muay Thai – kemampuan yang akan diandalkannya melawan kekuatan KO luar biasa milik Tawanchai.
Tak seperti banyak kompetitor Thailand yang mengandalkan pertahanan dari tangan depan dan teknik checking untuk bertahan dari serangan, Yusupov menggunakan pergerakan tubuh bagian atas yang tak lazim, pergerakan menghindar, serta manuver lihai secara keseluruhan untuk membuat rivalnya meleset.
Kemampuan bertahan yang sangat unik dari pria berusia 39 tahun ini seringkali membuat rival-rivalnya yang sangat agresif itu frustrasi, serta memaksa mereka melakukan kesalahan yang tak semestinya.
Melawan pencetak KO yang diakui di ONE Fight Night 7, sang penantang harus membuat penguasa divisi featherweight Muay Thai itu meleset, dan lebih sering lagi meleset. Jika Tawanchai frustrasi, itu akan menjadi waktu bagi Yusupov untuk menyerang dengan arsenal kuatnya.