Thanh Le Sebut Ayahnya Telah Membentuknya Sebagai Atlet Dan Pria Dewasa

Thanh Le DC 4931

Thanh Le memiliki panutan yang sempurna saat ia bertumbuh dewasa.

Atlet featherweight berusia 33 tahun keturunan Vietnam-Amerika ini – yang akan kembali beraksi di ajang ONE: DREAMS OF GOLD melawan Kotetsu “No Face” Boku hari Jumat, 16 Agustus – menerima pengajaran bela diri dari ayahnya – seorang praktisi taekwondo seumur hidupnya.

Saat ayah Le berpindah dari Vietnam ke Amerika Serikat, ia juga membawa kecintaan keluarganya akan seni bela diri bersamanya, dimana ia akhirnya menggunakan hal itu untuk membuka sekolah di Louisiana.

Thanh Le defeats Yusup Saadulaev via knockout at ONE: FOR HONOR

Di sanalah Le pertama kali menjejakkan kaki ke atas matras untuk mengikuti jejak ayahnya dengan mempelajari bisnis keluarga ini.

“Saya mungkin berusia 4 atau 5 tahun, maka saya tidak terlalu mengingat banyak hal secara spesifik, namun kenangan itu kembali ke kepala anda saat anda melihat foto-foto,” sebut Le.

“Foto-foto tersebut ada di sekolah taekwondo ayah saya, anda akan melewatinya setiap hari dan seluruh kenangan itu kembali ke kepala anda – ayah saya mengajar dan menjalani berbagai kelas.

“Ia mempersiapkan saya untuk meraih kesuksesan dan saya bahkan tidak mengetahuinya. Saya melakukannya untuk bersenang-senang dan karena itu adalah ‘urusan keluarga’, karena saya menyukai taekwondo.”

Saat itu, Le jelas tidak menyadari bahwa satu hari nanti ia akan menjadi seorang atlet bersama organisasi bela diri terbesar di dunia, namun pengaruh ayahnya dalam kariernya di masa depan tak terbantahkan – ia memberinya dasar untuk menjadi seniman bela diri kelas dunia.

Le masih sangat dekat dengan ayahnya, yang masih mengajar taekwondo sampai hari ini di sasana keluarga mereka.

Sementara ia tidak menjadi pelatih kepalanya, Le mengatakan bahwa ayahnya memberi saran yang sangat berharga, berkat pengalaman bela dirinya selama bertahun-tahun.

Thanh Le knocks out Yusup Saadulaev at ONE: FOR HONOR

“Saya masuk ke sasana beberapa kali dalam seminggu untuk berlatih, dan ayah saya akan duduk dan memberi masukannya, bertanya, dan terlibat sedalam mungkin, namun bukan dengan cara yang memberatkan,” sebut perwakilan 50/50 dan MidCity MMA ini.

“Ia mengerti perannya sebagai seorang ayah dan pelatih, dimana ia sangat mengerti apa disiplin utamanya dan bagaimana ia dapat berkontribusi.”

Mungkin yang terpenting adalah segala sesuatu yang dipelajari dari ayahnya di luar matras. Ia mendapatkan nilai-nilai yang menjadikannya pria yang lebih baik dalam dunia profesional dan kehidupan pribadinya.

“Baik itu dalam sebuah kelas, baik itu membuang sampah setelah makan malam – ayah saya menjadi ayah kapanpun itu. Moral yang dimilikinya dapat saya bawa, disiplinnya dapat saya bawa, kerja kerasnya juga dapat saya bawa,” jelas Le.

“Saya dapat melihat diri saya sebagai seorang anak yang menjalani hari yang panjang dan berlatih di malam hari. Itu adalah hal-hal sebenarnya yang memberi dampak pada diri saya. Ya, ia mengajar saya bagaimana cara melontarkan tendangan luar biasa, namun itu bukanlah hal-hal terbesar yang ia tanamkan pada saya.”

“Sangatlah penting bahwa saya melihat itu, dan saya mencoba untuk melakukan hal yang sama kepada anak saya. Ya, saya menginginkan anda memiliki kemampuan dan menggunakan bakat anda, tetapi yang lebih penting adalah untuk membawa hal-hal yang dibutuhkan untuk menjadi pria yang baik dan apa yang dibutuhkan untuk menjadi atlet dalam tingkatan tertinggi.”

“Itu semua kurang lebih sama. Kerja keras, dedikasi, respek, kehormatan – semua itu sangatlah penting bagi ayah saya.”

Walau seluruh keluarga dan beberapa orang lain memiliki pengaruh besar dalam kehidupannya, Le memberi penghormatan bagi ayahnya atas seluruh kesuksesan yang diraihnya.

Tanpa dirinya, Juara LFA Featherweight ini mengetahui ia tak akan dapat mengincar gelar Juara Dunia di “The Home Of Martial Arts,” dimana ia juga tidak akan memiliki rancangan terbaik untuk membesarkan anaknya sendiri.

Untuk semua itu, ia tidak akan pernah berhenti bersyukur.

“Saya berhutang pada dirinya dan keluarga saya. Tanpa itu, tidak mungkin saya akan memiliki perlengkapan terbaik untuk menjadi petarung yang saya inginkan, pria yang saya inginkan, atau ayah yang saya inginkan bagi anak saya,” tegasnya.

Selengkapnya di Fitur

Amy Pirnie Shir Cohen ONE Fight Night 25 51
John Lineker Asa Ten Pow ONE 168 32
Regian Eersel Alexis Nicolas ONE Fight Night 21 37
Superbon Marat Grigorian ONE Friday Fights 52
Tawanchai PK Saenchai Jo Nattawut ONE 167 93 1
Superlek Kiatmoo9 Takeru Segawa ONE 165 15 scaled
Jaising Sitnayokpunsak Thant Zin ONE Friday Fights 52 3 scaled
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE 168 20
Jonathan Haggerty Felipe Lobo ONE Fight Night 19 122 scaled
Liam Harrison Muangthai ONE156 1920X1280 31
Jonathan Haggerty Superlek Kiatmoo9 ONE Friday Fights 72 6
Johan Estupinan Zafer Sayik ONE 167 9